Di usia berapa pun, orang-orang rentan terkena alergi, tapi hal ini lebih sering terjadi pada bayi (sekitar 2-3%). Dan beberapa di antaranya tumbuh dengan ‘membawa’ alergi tersebut, sebagian lainnya tidak.
Well, itu adalah data yang valid dari Kidshealth yang merupakan bagian dari The Nemours Foundation’s Center For Children’s Health Media.
Lebih lanjut lagi, salah satu dokter keluarga di Miramichi, N.B, dr. Roxanne MacKnight pun sempat berujar, “I’m definitely seeing more kids with allergies these days.”
Hmm, alergi pada anak-anak sekarang sudah lebih sering terjadi ya. Kalau dibaca dari berbagai referensi, selain karena genetik, pengaruh makanan dan lingkungan seperti polusi, debu, cuaca juga turut berpengaruh membuat anak terkena alergi.
Untuk artikel kali ini, saya ingin mengerucutkan pembahasan alergi pada alergi susu formula, ya. Karena, hal ini terjadi pada anak kedua saya, Kei.
Saat Si Kecil Terkena Alergi Susu Formula
Kejadian ini terjadi saat Kei berusia 1,5 tahun.
Dari awal, Kei mengonsumsi full ASI. Ketika beranjak satu tahun, saya mulai mengenalkan dengan UHT. Selama mengonsumsinya, nggak ada masalah yang terjadi. Dan susu ini pun nggak sering juga diminumnya, hanya pada saat lagi di luar rumah saja.
Saya pun berpendapat bahwa, Kei aman untuk susu sapi. Jadi, kelak saat menyapih saya punya referensi tepat pengganti ASI.
Karena ‘pe-de’ dengan kondisi Kei, saya pun memberikan salah satu susu formula yang didapatkan dari sebuah event. Melihat dari isinya, bisa dikatakan susu ini adalah level tertinggi di merk tersebut.
Too bad, setelah meminumnya muncul tanda-tanda seperti ruam, bintik-bintik. Saya pun berpikir, itu mungkin kena debu. Tapi, setelah sehari Kei mulai batuk-batuk.
Selang tiga hari, bintik-bintik mulai muncul di beberapa bagian tubuh. Saya mulai khawatir, apa ini virus atau gimana. Segera saya pun membawa ke dokter.
Menurut dokter, ini adalah alergi debu. Jadi dikasih obat plus salep.
Setelah dari dokter, saya berinisiatif untuk menghentikan susu formula.
Tapi, hingga seminggu bintik-bintik, kemerahan dan batuk nggak kunjung sembuh. Duh!
Atas saran Cici, kami melakukan 2nd opinion ke dokter anak yang lain. Dan di sinilah, dokter mengatakan kalau Kei itu alergi susu formula!
Kalimat dokter membuat hati saya mencelus. Asli sedih banget! Kok saya nggak aware sih dengan tanda-tanda tersebut! Hiks
Penyembuhan Alergi Susu Formula yang Dialami Kei
Dokter Lusi pun memberikan serangkaian obat, ada sekitar 3 macam. Plus, Kei diminta untuk diet. Dan saya juga diminta untuk tidak mengonsumsi susu dulu.
Diet untuk apa?
Diet ini salah satu cara untuk mendeteksi alergi. Memang sih ada cara lain seperti, tes kotoran, tes darah, tes alergi.
Seminggu pertama, Kei hanya bisa makan daging dan nasi. Lalu, setelah seminggu kami diminta konsul balik. Selama seminggu tersebut, tubuh Kei nggak menunjukkan reaksi alergi.
Oke, menurut dokter golongan makanan ini aman.
Minggu kedua, Kei diminta makan protein dan karbohidrat. Selesai seminggu, konsul lagi ke dokter. Tubuh Kei nggak menunjukkan reaksi alergi juga. Namun sedikit mengalami konstipasi.
Setelah dua minggu berkutat dengan diet, tubuh Kei memang mengalami penurunan berat badan, ada konstipasi juga. Tapi, alhamdulilah batuknya reda, bintik dan kemerahan pun mulai hilang. Selama diet, Kei tidak boleh mengonsumsi jajanan luar rumah. Kalaupun mau ngemil ya dibikin sendiri.
Hasil dari diet menunjukkan bahwa Kei memang alergi susu formula. Karena setelah diet ini itu, nggak muncul reaksi apapun.
Ada beberapa poin yang saya catat tentang kesembuhan Kei dari alergi susu formula.
- Stop konsumsi susu formula, tetap lanjutkan ASI
- Ubah pola makan, kurangi banget jajan di luar, masakan home made is the best
- Habiskan obat dari dokter
- Tidak menggunakan sabun khusus kulit yang beredar di pasaran, pakai sabun biasa saja tapi untuk airnya saya campur dengan rempah secang. Ini manjur banget hilangin bekas ruam juga bintik-bintik
Baca juga : Memilih jajanan yang sehat di supermarket untuk anak
Mengapa Bisa Terjadi Alergi Susu Sapi?
As we know ya, di pasaran sekarang ini banyak banget jenis susu formula yang bahan dasarnya ya susu sapi. Dan nggak semua anak cocok dengan susu tersebut.
Menurut Alodokter, ada dua hal yang menyebabkan si kecil tidak cocok dengan susu formula, alergi terhadap susu formula dan intoleransi laktosa.
Nah, bagaimana membedakan kedua hal tersebut? Karena terkadang, dua hal ini suka mirip dan membingungkan! FYI, gejala yang ditimbulkan memang serupa, tapi dua kondisi ini sebenarnya berbeda loh.
Alergi susu formula, terjadi saat sistem kekebalan tubuh si kecil bereaksi terhadap salah satu protein yang terdapat di dalam susu formula. Dan ini sering banget terjadi oleh bayi di tahun pertamanya.
Intoleransi laktosa, merupakan kondisi saat si kecil susah mencerna laktosa yang adalah gula alami di dalam susu. Biasanya, intoleransi laktosa ini terjadi setelah infeksi saluran pencernaan akibat virus atau gastroenteritis, bisa berlangsung sekitar empat minggu sebelum usus pulih dan mulai memecah laktosa lagi.
Alternatif Pengganti Susu Sapi (Formula) Saat Akan Menyapih Kei
Setelah kasus alergi susu formula, saya terus memberikan ASI ke Kei hingga usia dua tahun. Yup, ASI memang terbaik.
Tiba juga masa menyapih. Dan di sini saya pun galau …
Untuk mengatasi kebingungan saya ini, kembali saya konsultasi ke dokter anak untuk memutuskan susu apa yang akan diberikan sebagai pendamping makanan Kei.
Baca juga : Growing up with Morinaga Chil-Go
Dokter mengatakan, susu UHT nggak masalah, silahkan dicoba dan dilihat. Jika dalam seminggu tidak ada reaksi alergi, dilanjutkan saja. Tapi, jika diminum terus ada reaksi sebaiknya dihentikan.
Opsi kedua dari dokter adalah memberikan susu soya. Sayangnya, dokter nggak memberikan referensi merk apa untuk susu soya ini.
Dua opsi dari dokter saya tampung, dan juga saya mencari referensi tentang alternatif pengganti susu sapi. Dan inilah hasilnya.
Lalu apa yang saya pilih?
Okay, this is gambling!
Saya mencoba susu UHT. Dua-tiga hari minum, nggak ada reaksi alergi. Gosh! Alhamdulilah. Jadi, Kei aman untuk susu UHT.
Sekitar dua bulan Kei mengonsumsi UHT. Hanya saja, saya sedikit kewalahan karena konsumsi UHT ini membengkak. Dalam sebulan saya bisa membeli 20-22 pak ukuran 1L. Ini disebabkan karena Athar juga ikutan minum UHT.
Anggaran belanja pun membengkak, dan dengan berat hati saya harus cut UHT ini. Saya beralih ke susu soya saja seperti opsi kedua dari dokter. Tapi, UHT tetap ada juga dibeli dalam bentuk kemasan kalau lagi keluar rumah.
Untuk susu soya ini kembali saya galau mau pilih yang mana.
*Halah mak galau mulu kayak ABG aja 😀
Sewaktu berdiri agak lama di depan rak susu, beberapa SPG datang menghampiri dan menawarkan merk susu. Saya makin bingung melihat mereka.
Tapi, saya teringat akan satu hal kecil yang membuat saya memutuskan mengambil satu merk. Jadi, di dokter anak keluarga kami, dinding tempat praktiknya itu penuh dengan gambar anak kecil, cat warna cerah dan salah satu logo susu yang familier.
Saya pun buru-buru mengambil merk tersebut memasukkannya ke troli belanja. Yup, saya memilih Morinaga Chilkid Soya.
Saat Menemukan Alternatif Pengganti Susu Formula yang Tepat, Bahagia!
Alergi itu harus dipahami dan dicegah!
Menurut saya, semua orang tua harus bisa mengetahui dengan jelas tentang alergi dan tindakan pencegahan.
Kenapa?
Karena alergi ini kalau tidak dipahami dengan benar dan dicegah, akan menghambat tumbuh kembang si kecil dan sudah pasti berdampak pada kegiatan belajar dan aktivitas stimulasinya terganggu.
Lebih parah lagi nih, kalau alergi dibiarkan saja tanpa tindakan pencegahan, maka besar kemungkinan si kecil akan terkena dermatitis atopik. Ini juga hanya gejala awal saja loh, karena ke depannya kondisi si kecil bisa memburuk dan bisa muncul penyakit alergi lain seperti rinitis alergi dan asma.
Di bagian ini, saya akan menceritakan pengalaman Kei mengonsumsi Morinaga Chilkid Soya. Saya harap bisa menjadi referensi bagi mama-mama di luar sana yang tengah galau memutuskan memilih susu soya mana untuk si kecil yang alergi susu formula.
Morinaga Chilkid Soya Sebagai Solusi Alergi Susu Formula
Berdasarkan survey Home Tester Club, dengan respondennya ibu-ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yang alergi susu sapi, hasilnya mengejutkan bahwa 9 dari 10 ibu merasa puas dan merekomendasikan Chilkid Soya sebagai solusi terbaik alergi.
Ini tentunya kabar baik ya untuk mama-mama yang anaknya memiliki alergi susu dan saya juga senang karena nggak salah deh memilih Morinaga Chilkid Soya.
Barangkali mama-mama belum ada yang tau nih, Morinaga Chilkid Soya MoriCare+ adalah formula pertumbuhan bergizi dengan isolat protein kedelai. Dan juga kombinasi antara zat gizi makro (protein) dan mikro (vitamin) serta mineral yang bisa memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan si kecil.
Ada 8 vitamin yang terkandung di dalam Morinaga Chilkid Soya ini loh. Juga protein, kalsium, besi, karbohidrat, FOS, AA, DHA. Lengkap banget dah gizi di dalamnya!
Susu Morinaga Chilkid Soya Moricare+ ini memang dikhususkan untuk bayi berusia di atas 1 tahun yang memiliki indikasi :
- Intoleransi terhadap laktosa
- Menderita galaktosemia
- Intoleransi terhadap protein susu sapi
Nah, Kei tuh termasuk di indikasi terakhir dan alhamdulilah selama minum Morinaga Chilkid ini aman. Aktivitasnya pun nggak ada yang terganggu, malah sekarang lagi hobi menggambar untuk mengembangkan saraf motoriknya.
Jadi, nggak ada tuh namanya anak alergi itu nggak berkembang. It’s just a myth! Anak yang memiliki alergi tetep bisa berprestasi kok.
Morinaga dan Kepedulian Terhadap Alergi pada Anak
Pasti mama semua udah pada tau yes, kalau Morinaga itu merupakan brand unggulan dari PT. Kalbe Nutritionals, dan secara berkelanjutan mendukung program tahunan World Allergy Week lewat bermacam program edukasi.
FYI, World Allergy Week ini sudah dilakukan sejak tahun 2011 merupakan inisiatif tahunan World Alergy Organization (WAO), bersama dengan komunitas yang menjadi anggotanya. Tujuan kegiatan ini, untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit alergi dan gangguan yang terkait, mengadvokasi penyediaan pelathian dan sumber daya dalam diagnosis, manajemen, serta pencegahan alergi dan asma di mana setiap tahun prevalensinya meningkat di seluruh dunia.
Di tahun ini Morinaga mengadakan program parenting seminar skala nasional sebagai program edukasi tahunan. Ini keren loh, kenapa? Karena Morinaga sangat concern untuk meningkatkan pemahaman para mama akan alergi dan penyakit lainnya. Nggak hanya itu juga, Morinaga menggagas pelatihan serta sumber daya untuk melakukan diagnosa dan tindakan pencegahan.
Salah satu program tetap Morinaga adalah Morinaga Allergy Solution. Ini adalah solusi alergi bagi si kecil melalui sinergi nutrisi yang tepat, juga merupakan hasil pengembangan PT. Kalbe Nutritionals bersama Morinaga Research Centre Jepang.
Mama penasaran dengan produk Morinaga? Bisa dicek loh di sosial media di bawah ini.
Faceboook : Morinaga Platinum
Instagram : @Morinagaplatinum
Twitter : @MorinagaID
Youtube : MorinagaPlatinum
Jadi, selain si kecil sembuh alerginya dengan rutin minum Morinaga Chilkid Soya, saya sebagai orang tua pun mendapatkan edukasi yang baik akan penyakit alergi, bagaimana mendiagnosanya lewat tanda-tanda dan pencegahannya seperti apa.
Satu hal yang perlu mama ketahui, bahwa produk Morinaga Chilkid Soya ini hanya bisa dikonsumsi oleh balita berusia 1 tahun ke atas. Untuk bayi di bawah satu tahun yang mengalami alergi susu formula, baiknya konsultasi dengan dokter.
Baca juga : Morinaga MI-Play Plan solusi untuk mama yang memiliki anak generasi alfa
Untuk Mama yang Memiliki Anak Alergi : You’re not Alone
Sebagai seorang mama, sangat pilu melihat si kecil kesulitan dalam hal makan karena alergi yang dideritanya. Bagaimana si kecil merengek pengin makan ini-itu tapi nggak bisa karena harus diet demi kesembuhan alerginya itu, bikin hati ini sedih. Apalagi melihat berat badannya menyusut, pokoknya baper abis dah.
Tapi, apa yang bisa saya lakukan, selain tetap tegar dalam menjalani proses penyembuhannya.
Untuk mama di luar sana yang tengah berjibaku dengan alergi si kecil, tetap stay positive. Jangan ragu untuk berbagi dengan teman atau keluarga. Bisa juga bergabung dengan komunitas-grup yang bisa menyuport mama dan memberikan saran-saran terbaik demi kesembuhan si kecil, serta mengikuti seminar edukasi tentang alergi.
Mengetahui bahwa di luar sana banyak juga mama mengalami hal yang sama cukup menguatkan saya untuk keep fighting and stay positive. Honestly, it’s works!
Tenanglah ma, karena faktanya banyak kok anak dengan alergi susu formula yang bisa dikontrol bahkan sembuh salah satunya dengan cara diet memperbaiki pola makan dan mengganti dengan susu soya.
Pastikan, mama dan papa terus menggali informasi ya akan penyakit alergi, cara diagnosa lewat gejala di tubuh dan lanjutkan ke dokter.
Just be sure, anak alergi tetap bisa berprestasi kok. ^^
Semoga anak-anak kita sehat selalu, ya.
halo mba, mau tanya kira” air campuran rempah secangnya untuk bayi under 1 year aman g yaa?
Hi mbak Nida, mohon maaf mbak ini saya kurang paham ya. 🙁 Karena bayi under 1 tahun.
wah membantu bgt artikelnya mba. Anakku udah hampir 2 tahun mau coba pake sufor tapi masih pilahpilih juga 🙂
@Bunda Biya : iya bun, masalah sufor emang tiap anak-anak beda sih ya. Kalau mau nyapih silahkan dicoba. Tapi, khusus untuk alergi saya sih prefer ini ^^