Terapi Konstipasi Untuk Kei – Saluran Cerna Sehat, Si Kecil Happy

Selama bulan September, saya mencatat sudah tiga kali Kei mengalami konstipasi. Dan ini membuat saya khawatir akan kesehatan saluran cernanya.

Sebentar, sudah pada kenal kan dengan konstipasi?

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi anak mengalami BAB dengan tinja keras dan frekuensi kurang dari 2 kali dalam seminggu.

Apa yang dialami Kei sudah termasuk konstipasi, karena dalam seminggu itu frekuensi BAB kurang, padahal biasanya tiap hari atau dua hari sekali. Selain itu, tinjanya keras. Saya sampai sedih melihat Kei mengedan sambil nangis kencang karena menahan rasa sakitnya itu.

Kita saja orang dewasa kalau sembelit itu rasanya nggak enak banget, dan saat mau BAB seperti mau mengedan kayak orang melahirkan, coba dibayangkan kalau hal itu terjadi ke anak di bawah dua tahun? Astaga baper saya, Ma!

Konstipasi ini ada ‘saudaranya’ yaitu, diare. Kalau diare, semua Mama pasti pada tau yes definisinya. Nah, diare ini pun musuh banget bagi orang tua, karena anak-anak pun kerap mengalaminya.

Diare dan konstipasi adalah dua hal penyebab kematian nomor dua (15-17%) di Indonesia pada anak usia di bawah 5 tahun. Sedangkan untuk konstipasi kronis dialami oleh 12% anak.

Data di atas itu sahih loh, Ma. Itulah mengapa, kita sebagai orang tua harus lebih memerhatikan akan kondisi kesehatan saluran cerna anak. Karena kesehatan saluran cerna anak adalah landasan kesehatan bagi setiap orang.

Makanya, ketika Kei mengalami konstipasi saya begitu resah.

Saya pun mulai menganalisa lingkungan dan makanan yang Kei konsumsi. Akhirnya, saya menemukan penyebab konstipasi Kei, pola makan yang tidak baik. Di mana, Kei jarang mengonsumsi makanan berserat.

Fix! Saya pun memutar otak bagaimana Kei lepas dari konstipasi.

Cara Alami Mengatasi Konstipasi Pada Anak

Saya pun mulai membaca artikel-artikel kesehatan yang terkait dengan konstipasi. Dari beberapa, saya merangkumkan 7 cara alami mengatasi konstipasi pada anak.

terapi konstipasi

7 cara tersebut mudah dilakukan, tapi sebelum memulainya saya konsultasi dengan DSA keluarga. Menurut dokter Jhony, saya mesti memerhatikan lagi pola makan Kei. Di mana, untuk tiap masakan harus ada sayur yang berserat tinggi seperti brokoli, disarankan juga untuk mengonsumsi buah tiap hari dan untuk tambahan bisa mengonsumsi probiotik.

Sebagai orangtua, penting banget kita memberikan nutrisi yang tepat kepada anak-anak kita untuk menghindari terjadinya masalah dalam saluran cerna. Harus jeli dalam memilih makanan memang, khusus Kei sekarang ini saya lebih memerhatikan komposisi sayur di tiap masakan.

Saya pun mulai melakukan pengobatan untuk konstipasi Kei di rumah.

Untuk masakan, sup masih menjadi andalan. Tentunya, saya menambahkan brokoli, jagung dan wortel di dalamnya. Buah yang disediakan jeruk dan pisang ambon. Berhubung Kei lagi alergi susu, jadi saya ganti dengan banyakin minum air putih. Pijat di area perut seminggu tiga kali saya lakukan setelah mandi.

Kondisi saluran cerna Kei pun mulai membaik setelahnya. Tapi, sayang kesehatan Kei kembali terganggu, alergi yang dialaminya nggak kunjung membaik. Dan ini berefek ke selera makannya.

Asli saya sedih banget!

Probiotik yang Membantu Kei Untuk Tetap Sehat

Sedikit cerita ya Ma.

Kei sudah pindah dua kali dokter terkait alerginya.

Di dokter kedua, Kei mesti melakukan serangkaian diet. Pertama, diet susu jadi semua produk susu termasuk di makanan dan camilan mesti stop. Hasilnya? Alergi masih ada. Kedua, diet hanya bisa makan : nasi-daging sapi-sayur. Hasilnya? Udah seminggu tapi merah-merah di kulit mulai memudar.

Efeknya seperti saya katakan sebelumnya, selera makan Kei menurun. Berarti nutrisi yang diperolehnya agak berkurang. Dan, kembali konstipasi menyapa Kei.

Saya sudah berusaha melakukan terbaik untuk menu makanan, menyeimbangkan dengan banyak air putih, pijat tapi kayaknya nggak cukup. Dan saya ingat kalau dokter menyarankan probiotik. Saya pun langsung ngecek kulkas, alhamdulilah ada stok interlac.

Baca juga : Growing Up Morinaga Chil-Go for a better future

Barangkali ada di antara Mama yang belum tahu tentang probiotik?

Jangan menganggap probiotik itu obat, no no itu bukan termasuk golongan obat loh. Kalau Mama cermati infografis sebelumnya, probiotik termasuk cara alami dalam mengatasi konstipasi. Jadi jelas yes, probiotik bukanlah obat.

WHO mendefinisikan probiotik sebagai bakteri baik yang dapat hidup di saluran cerna dan bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, dapat memberikan manfaat kesehatan signifikan bagi penggunanya.

Jadi jelas yes, Ma.

Kok Saya Memilih Interlac Untuk Terapi Konstipasi Kei?

Dari sekian banyak produk probiotik saya cenderung memilih yang sudah banyak dipakai dan direkomendasikan oleh para dokter. Dan Interlac ini direkomendasikan oleh DSA juga cici saya sebagai dokter umum.

INTERLAC® adalah probiotik pilihan dokter di lebih dari 90 negara yang memenuhi semua syarat probiotik baik dari WHO dan dikenal di kalangan medis sebagai Live and True Probiotic.

terapi konstipasi2

Saya ingin mengutip kalimat dari dr. Intan Diana Sari Head of Medical PT. Interbat,”Setiap jenis probiotik berbeda-beda. Ada probiotik yang sudah teruji manfaatnya, ada juga yang belum memiliki dukungan scientific untuk klaim kesehatannya. Dalam pemilihan probiotik untuk manfaat kesehatan, penting untuk melihat bukti uji klinis sampai tingkat strain. Lactobacillus Reuteri Proctetis, salah satu yang paling banyak diteliti di dunia mengenai manfaat & keamanan nya.”

Nah, di antara probiotik-probiotik dengan jenis Lactobacillus, yang paling menonjol kelebihannya adalah strain Lactobacillus reuteri Protectis yang dipatenkan oleh BioGaia, perusahaan bioteknologi Swedia yang dikenal sebagai World Leader in Probiotics.

Hal ini dibuktikan oleh ratusan penelitian klinis yang dilakukan para klinisi, ahli biomedis dan ahli nutrisi di seluruh dunia. Hingga hari ini, sudah ada lebih dari 160 uji klinis pada lebih dari 13.000 partisipan yang telah mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan Lactobacillus reuteri Protectis pada manusia. Dengan manfaat dan keamanan yang teruji klinis, probiotik Lactobacillus reuteri Protectis dari BioGaia kini direkomendasikan dokter di lebih dari 90 negara.

Melalui kerjasama BioGaia dengan PT. Interbat, INTERLAC® dipasarkan di Indonesia sebagai satu-satunya produk suplemen probiotik di Indonesia yang mengandung Lactobacillus reuteri Protectis, solusi aman dan efektif untuk berbagai macam gangguan saluran cerna.

Produk Interlac Probiotics ini benar-benar sudah teruji, makanya saya begitu yakin memercayakannya sebagai terapi konstipasi Kei.

terapi konstipasi3

Interlac Probiotics tersedia dalam sediaan lengkap, yaitu Oral Drops (cocok untuk bayi baru lahir sampai berusia 1 tahun), Sachet (0-3 tahun), dan Tablet Kunyah dengan varian rasa stroberi untuk anak berusia di atas 4 tahun dan lemon untuk dewasa.

Berbeda dengan probiotik lain di Indonesia, penggunaan INTERLAC® praktis dan ekonomis karena cukup hanya 1x sehari, apapun variannya. Varian Oral Drops INTERLAC® sendiri masih merupakan satu-satunya probiotik dengan sediaan tetes di Indonesia yang menjamin kemudahan pemakaian untuk bayi baru lahir maupun bayi lahir prematur.

Baca juga : Milna bubur bayi organik

Interlac dan Kei

terapi konstipasi4

Testimoni produk

Sejak tanggal 9 Oktober, saya mulai memberikan Interlac pada Kei. Kenapa? Karena di hari sebelumnya, konstipasi datang lagi menyapa Kei.

Untuk awal karena stok sachet hanya ada 4 bungkus, saya menggunakan drops dulu. Sesuai petunjuk sehari 5 tetes saja, satu kali sehari.

Selang dua hari pemakaian, di tanggal 12 Oktober, Kei BAB. Awalnya, saya meraba perut Kei, hmm agak kencang. Sepertinya memang mau BAB. Sejam kemudian, Kei mengatakan mau poop. Wajahnya mulai mengerut. Ternyata Kei kesulitan lagi.

Duh, hati ini mencelus lihat wajahnya. Saya pun mengiringinya ke kamar mandi.

Kalau mengalami konstipasi, Kei udah nggak kuat ngedan, nangisnya tambah kenceng, akhirnya saya yang harus mengeluarkan poopnya yang keras dulu baru Kei bisa poop yang sisa.

Tapi, di hari itu, Kei nggak nangis kencang, malahan minta didudukin di toilet duduk. Sambil meluk saya, sekali ngedan keluar poopnya.

Saya pun memerhatikan poopnya, nggak kayak kemarin sewaktu konstipasi. Kalau konstipasi, tinjanya itu bulat keras kayak kacang, kalau sekarang agak lembek gitu kelihatannya.

Dari itu, saya berkesimpulan bahwa kerja bakteri baik dari Interlac sudah mulai berhasil.

Tanggal 14 Oktober, pagi hari Kei BAB lagi, kali ini lancar jaya, nggak ada drama. Dan hepinya, sekarang Kei minta BAB langsung ke kamar mandi, nggak di diapernya.

Terapi konstipasi dengan Interlac ini masih akan terus berlangsung selama dua minggu. Semoga kesehatan saluran cerna Kei semakin membaik.

Interlac probiotics ini juga merupakan suplemen makanan. Which is sangat membantu untuk kesehatan Kei yang mengalami konstipasi karena memberikan nutrisi yang baik untuk tubuh.

Saya juga nggak sembarang loh ngasih Interlac ini, sebelumnya sudah konsultasi dua kali dengan DSA, mereka mengizinkannya malahan merekomendasikan.

Nah, kalau Mama penasaran pengin tahu lagi tentang Interlac bisa kok kepo ke media sosial resminya.

  • Instagram : @interlacprobiotics
  • Facebook : interlacprobiotics
  • Website : www.interlac-probiotics.com

Lalu belinya di mana?

Mama bisa membeli di Guardian, apotik terdekat di rumah Mama, Go-Med App dan Lazada.

Harga?

  • Sachet 1 dus isi 30 – Rp. 369.000,-
  • Drops – Rp. 347.000,-
  • Tablet kunyah lemon, 1 pak isi 3 strip @10 – Rp. 336.000,-

Well, Interlac probiotics – healthy tummy, healthy baby! Right?

Baca juga : Transpulmin Balsam – Sehangat sentuhan Mama

Yuk, Lebih Peduli Lagi Dengan Kesehatan Saluran Cerna Anak

terapi konstipasi5

“Pencernaan yang sehat di masa awal kehidupan adalah landasan untuk tumbuh kembang optimal serta membangun tingkat kesehatan tubuh dan mental secara keseluruhan pada usia dewasa.” – dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K)

Kalimat dokter Badriul pun kembali terngiang. Yha, kalimat tersebut pernah dilontarkannya saat seminar tentang mengatasi saluran cerna sensitif pada anak.

Kembali saya mengingatkan pada diri sendiri juga Mama bahwa saluran cerna yang sehat itu bisa mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak. Dan saluran cerna rentan atau sensitif terhadap gangguan sehingga rentan pula menyebabkan anak gagal tumbuh.

Nah, ini Ma, yang harus kita tebalin dan garis bawahi! Jangan pernah anggap remeh dengan masalah saluran cerna karena efeknya tuh nggak sembarang tapi berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Itulah sebabnya, saluran cerna memerlukan nutrisi yang tepat agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam mencerna dan menyerap makanan, begitu juga sebagai pertahanan terhadap beberapa ganggungan saluran cerna seperti diare dan konstipasi.

Kisah Kei ini sengaja saya bagi agar bisa memotivasi Mama untuk lebih peduli lagi akan pola makan, dan kesehatan saluran cerna.

Perut sehat, anak pun ceria kembali.

Kalau Mama, pernah nggak si kecil mengalami konstipasi? Share dong ceritanya gimana cara mengatasinya? Atau pernah coba Interlac probiotics, mau banget testimoninya di kolom komen.

Semoga anak-anak kita sehat selalu ya, Ma.

20 Comments

  1. Restya 7 February 2023
    • ranny 7 March 2023
  2. KAOS FULL PRINT 7 November 2017
  3. Fanny F Nila 21 October 2017
  4. Lingga 16 October 2017
    • ranny 19 October 2017
  5. Yenny Susanty 16 October 2017
    • ranny 19 October 2017
  6. arifah wulansari 16 October 2017
    • ranny 19 October 2017
  7. Ety Abdoel 16 October 2017
    • ranny 19 October 2017
  8. Dhanang Sukmana Adi 16 October 2017
    • ranny 19 October 2017
  9. Aya 16 October 2017
    • ranny 19 October 2017
  10. dian Farida Ismyama 16 October 2017
    • ranny 19 October 2017
  11. Wiwied widya 16 October 2017
    • ranny 19 October 2017

Leave a Reply