Cara membuat resensi buku memang bukan sesuatu yang mudah, namun bukan pula sesuatu yang sulit.
Terutama buat kamu yang sudah terbiasa membuat resensi buku, pastinya akan terasa mengalir. Apalagi jika buku yang diresensi sesuai dengan minat dan kesenangan.
Akan beda cerita lagi jika dilihat dari perspektif yang baru tahap belajar menulis, tentunya cara membuat resensi buku bukan sesuatu yang mahir.
Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi bagaimana sih membuat resensi buku yang mudah dan simpel? Agar tidak terlalu panjang, langsung saja simak ulasan berikut.
6 Cara Membuat Resensi Buku Bagi Pemula
1. Membaca Buku yang Akan Diresensi
Cara membuat resensi buku secara teknis, pastinya kamu sudah tahu dan mencari tahu bukan.
Hal yang paling utama tentu saja membaca buku yang akan diresensi. Tanpa membaca isi buku, sulit rasanya mengetahui pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Ketika peresensi tidak membaca isi buku, tentu saja dalam penulisan buku pun kurang memiliki ruh atau emosi.
Jadi resensi tersebut terasa lebih hambar atau semacamnya. Apalagi jika resensi buku yang kamu tulis akan dikirim ke surat kabar atau majalah. Keorisinilan karya sangat menentukan.
Pernah pengalaman saat meresensi buku lalu ditelpon oleh pihak editor surat kabar. Beliau menanyakan sesuatu terkait buku yang diresensi. Saat editor bertanya jangan senang dulu.
Bisa jadi pihak editor menanyakan sesuatu terhadap buku yang kamu resensi sekedar mengetahui apakah benar kita yang meresensi atau copas.
Minimal jika membaca isi buku, maka saat ditanya editor pun akan bisa menjawab, karena memang tahu apa yang dibicarakan dan disampaikan terhadap buku tersebut.
Baca juga : Cari buku pendidikan? Inilah toko pendidikan yang lengkap
2. Memahami Isi Buku
Cara membuat resensi buku tidak sekedar membaca buku yang diresensi. selain membaca, juga harus memahami isi buku.
Ini akan berkaitan dengan tahap meresensi buku. Di mana seorang peresensi mampu menyimpulkan, mengomentari dan mampu melihat celah atau kelebihan dari buku yang diresensi. Tentu saja agar bisa menemukan hal-hal seperti itu, dibutuhkan konsentrasi dan fokus dalam membaca.
Seringkali banyak orang yang membaca buku, tetapi tidak bisa fokus bahkan tidak tahu apa sih yang dibicarakan dalam buku yang tengah dibaca nya. Jadi tidak heran jika banyak yang membaca tetapi tidak tahu pelajaran dan ilmu berharga yang akan ditemukan dalam buku tersebut.
Kemampuan dalam mengambil ilmu atau pelajaran dari buku inilah yang akan membantu dalam memberikan kesan terhadap buku tersebut. dimana kesan ini sangat penting bagi seorang peresensi buku. Karena dibalik kesan, ada pesan yang ditangkap dan memiliki keberagaman perspektif dari si peresensi.
3. Berani Mengomentari Buku Dibaca
Cara membuat resensi buku ketiga adalah berani mengomentari buku yang dibaca.
Bagi peresensi buku pemula, memang sedikit kaku dan takut untuk mengomentari buku yang dibaca. Secara penulis novel tersebut adalah sosok yang memang dari segi keilmuan lebih tinggi dari peresensi.
Tidak dapat dipungkiri hal-hal seperti di atas memang seringkali terjadi. Namun dalam meresensi buku, meskipun dari segi keilmuan memang belum apa-apanya dari si penulis buku, seorang peresensi tetap memberanikan diri untuk speak up.
Awal-awal memang sulit, namun semakin sering berlatih dan menulis resensi akan terbiasa dan luas dalam meresensi dan mengomentari buku yang dibaca.
4. Tunjukan Sisi Kelemahan Dan Kelebihan Buku
Jika sudah mengintip tiga cara membuat resensi buku di atas, maka proses yang tidak kalah penting dalam meresensi buku adalah menonjolkan sisi kelemahan dan kelebihan dari buku yang dibaca.
Tentu saja kelemahan dan kelebihan yang harus ditonjolkan diperoleh dari penemuan peresensi. Jadi bukan ditemukan oleh si penulisnya secara langsung.
Jika masih dirasa sulit, kamu bisa menilai sisi kurang versi kamu dan sisi kelebihan dari buku yang sedang kamu pelajari. Bisa dikatakan, saat menonjolkan kelemahan dan kelebihan dari buku yang dibaca adalah pendapat subjektif dari si peresensi. Meskipun bersifat subjektif, tetap saja akan memberikan kesan bagi pembaca resensi buku.
Tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya resensi buku. Selain membantu pembaca resensi buku dalam mereview calon buku yang akan ditulis.
Ternyata juga membantu pihak penulis buku, perusahaan buku dan surat kabar/tabloid yang menerbitkan resensi kamu. Kamu pun juga mendapatkan manfaat dari hasil pemuatan resensi buku yang telah diresensi.
Baca juga : Review buku Islamic Montessori Inspired Activity
5. Tuliskan Identitas Buku Yang Diresensi
Bagi penulis resensi pemula, hal yang tidak boleh tertinggal adalah menuliskan identitas buku yang hendak di resensi. Karena identitas buku resensi tersebut sangat penting. Tentu saja disertai dengan foto atau cover dari buku yang diresensi.
Biasannya peresensi buku mengambil cover buku lewat google atau mengambil dari cover yang sudah diterbitkan oleh penerbit. Nah, sebenarnya alangkah baiknya jika kamu memotret sendiri buku yang kamu baca.
Bagaimanapun juga hasil jepretan yang kamu gunakan asli dari karya foto sendiri, bukan mengambil dari sumber lain. Jika ingin mengambil dari foto lain, wajib meminta izin agar tidak terkena pelanggaran hak cipta atau semacamnya.
6. Gunakan Bahasa Penyampaian yang Mudah Dipahami
Pastikan dalam menulis resensi buku untuk menuliskan menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan tidak berputar-putar. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam sekalipun.
Karena tujuan resensi buku adalah menyebarluaskan ke masyarakat umum. Bahkan ke masyarakat yang tidak memiliki dasar ilmu atau penguasaan ilmu seperti yang dituliskan di buku.
Peranan seorang peresensi harus mampu mempersepsikan atau mempengaruhi pembaca resensi untuk membaca buku yang sedang kamu tuliskan.
Bahasa sederhananya, peresensi buku sebagai marketing yang sedang menawarkan produk buku kepada calon pembaca dengan cara yang berbeda tentu saja.
Itu sebabnya, setiap resensi yang mampu dipublikasikan lewat surat kabar ataupun majalah peresensi akan mendapatkan honor.
Memang pemberian honor ini dapat diartikan bermacam-macam. Ada yang diartikan sebagai hadiah, penyemangat atau apapun itu. Bahkan, tidak hanya mendapatkan honor dari pihak surat kabar saja, tetapi juga mendapatkan honor dari pihak penerbit buku yang sedang kamu resensi.
Carannya dengan mengirimkan bukti publikasi di surat kabar lokal atau surat kabar nasional (berlaku juga untuk tabloid dan majalah).
Nah, itulah beberapa cara membuat resensi buku yang sebenarnya mudah. Buat kamu yang masih merasa sulit, tetap terus mencoba.
Sering-sering berlatih meresensi. Seperti yang saya sampaikan ditulisan-tulisan yang lalu. Kemampuan menulis itu bukanlah bakat, melainkan keterampilan yang bisa dipelajari oleh siapapun.
Asal memiliki kemauan dan ketekunan, pasti akan bisa seiring berjalannya waktu. Semoga sedikit ulasan ini bermanfaat dan tetaplah menulis meski selalu gagal
makasih ilmunya, bermanfaat buat newbie macam saya yang lagi belajar review buku
Raaaan, berguna deh ini utk referensi ku kalo sedang mengulas buku. Kan skr ini aku rutin tiap Minggu nulis review buku yg aku baca, Krn target seminggu 1 buku. Naaah kadang aku nemuin juga sih bingung mau nulis apa ttg bukunya, bukannya Krn ga dibaca, tp pernah Nemu juga buku yg njelimet bangetttt wkwkwkwkwk. Jd aku susah nangkep poin si penulis apa sbnrnya :p. Tapi ada juga buku yg bagusss, aku suka, tp ga bisa maksimal aku deskripsikan Krn keterbatasan karakter IG. Jd harus belajar utk menyingkat tulisan juga saat mereview 🙂
Tp poin2 yg kamu tulis membantu sih , supaya aku ga lari dr plot saat mereview 🙂
Buku yang njelimet biking pucing juga ya mau ripiu hihihi iya sih klo ripiu di IG suka terbatas karakter hurufnya. Semangaaat ripiuuu Faan.