Life goals sebagai seorang ibu rumah tangga adalah menjadi good mom untuk anak-anak. Betul?
Perkara menjadi good mom ini pun membuahkan wars diantara para Mama. Seperti, ASI vs sufor, makanan bikin sendiri vs instan, dan endebre endebre lainnya. Ini yang bikin saya sedih.
Memang benar, kita pengin yang terbaik untuk anak-anak, tapi nggak perlu kita larut dalam ‘perang’ yang takkan pernah usai. Mending konsen untuk mengurus anak, rumah dan kerjaan saja!
Salah satu life goals dan menjadi masalah bagi saya adalah menyajikan makanan dengan gizi yang baik untuk anak-anak.
Oh well, walau saya bisa memasak dan betah di dapur untuk coba berbagai resep, ternyata pusing juga menyediakan variasi makanan setiap hari untuk mereka. Apalagi pada saat MPASI awal, ya dewa saya benar-benar jungkir balik!
Si kecil memasuki tahap MPASI adalah masa yang mendebarkan, bener nggak Ma?
Saya sedikit mulas saat Athar dan Kei memasuki tahap MPASI. Yang ada di pikiran, apa sih makanan yang tepat? Bagaimana caranya? Gizi seperti apa yang baik untul awal MPASI? Peralatan makannya seperti apa? Dan masih banyak pertanyaan lain yang muncul di benak. Hvft.
It was not easy!
Kapan sih tepatnya bayi harus diberikan MPASI?
Nah, ini seringkali jadi tanda tanya besar, kapan sih tepatnya bayi diberikan suapan awal?
Kenapa saya mengatakan tanda tanya besar, karena di masyarakat kita khususnya orang tua, seringkali mengatakan bahwa memberikan makanan itu bisa saat bayi berusia tiga atau empat bulan! Ini pun dilakukan karena melihat si bayi sering merengek terus padahal sudah diberikan susu.
Hal ini terjadi loh di tetangga saya. Saat cucunya berusia tiga bulan sudah diberikan pisang. Saya pun bertanya alasannya. Dengan santai beliau menjawab, “Ya mau gimana Ran, itu bayinya nangis terus, padahal sudah dikasih susu berkali-kali.”
Stigma seperti ini masih berkembang di masyarakat kita. Bahwa bayi menangis terus menerus itu karena lapar.
Benar, itu nggak salah, tapi bukan berarti harus diberikan makanan pada usia yang nggak semestinya. Efek memberikan makanan pada bayi sebelum waktunya itu akan terasa saat dia besar nanti.
Biar nggak salah kaprah, ada baiknya menyimak apa kata WHO untuk waktu yang tepat memberikan MPASI.
Jadi jelas, ya, Ma awal suapan si kecil saat berusia 6 bulan.
Cerita MPASI Athar dan Kei Bersama Milna
Tinggal jauh dari orang tua membuat saya terpacu untuk mandiri dalam mengurus rumah tangga.
Saya pun bertekad mau mengurus sendiri anak-anak kelak.
Menjadi new Mama ternyata tak seindah cerita sinetron atau novel yang dibaca. Saya merasakan stres, capek, emosi labil dan di saat bersamaan juga ada perasaan hangat menyelusup karena saya menjadi bagian utama dari perkembangan anak.
Memberikan ASI hingga usia Athar 6 bulan, alhamdulilah bisa saya lakukan. Saat memasuki MPASI hari pertama, jantung ini berdebar. Pertanyaan, “Apa Athar akan suka dengan makanan ini?” berdentam di pikiranku.
Akhirnya, suapan itu pun meluncur masuk ke dalam mulutnya. Wajahnya mengerut, kemudian perlahan makanan itu masuk ke dalam mulut. Wajah saya sumringah! Walaupun itu hanya berlangsung hingga tiga suapan, saya begitu senang.
Kalian tahu tidak makanan apa yang saya kasih pertama kali untuk MPASI Athar? Milna rasa pisang.
Memilih Milna sebagai suapan awal Athar, sudah saya pertimbangkan secara matang dengan Abang. Jangan pikir saya nggak pusing kuadrat memikirkan menu awal MPASI. Saking pusing, saya tidak tahu harus ngapain. Saya bersyukur adanya Milna ini.
Saya pun membeli berbagai varian rasa untuk MPASI Athar. Selain itu saya selingi juga dengan buah. Di usia ke delapan bulan, saya mulai membuat makanan sendiri untuk Athar.
Tapi, saya tetap nyetok Milna untuk variasi menu, sangat membantu saat saya sakit dan ketika melakukan perjalanan. Nggak hanya bubur Milna saja yang dibeli tapi juga biskuit.
Milna menjadi bagian terpenting dalam cerita MPASI Athar. Nggak salah memang, karena Milna ahlinya makanan bayi.
Beda cerita dengan Kei.
Saya masih ingat, sewaktu ke rumah sakit untuk imunisasi, di situ saya diberikan dua sachet Milna bubur bayi organik beras merah oleh suster. Saya sedikit terkejut, karena ternyata Milna sudah ada bubur organiknya. Wah keren ini!
Saat tahap MPASI tiba, saya dengan semangat menyajikan Milna bubur bayi organik beras merah untuk Kei.
Suapan pertama, wajah mengerut dan hanya sampai tiga suapan, Kei berhenti. Oh well, masalah suapan pertama selalu terjadi. Saya mah nyantai saja. Dalam hati, pasti besok udah lancar deh kayak Athar.
Tapi, saya salah saat menduga Kei bakal lancar makan seperti Athar. Kei susah makan!
Seriously, saya kelimpungan. Berbagai resep saya coba, itupun diseling dengan buah-buah dan tetap saja Kei makannya sedikit. Saya pun sempat hopeless. Sedih banget lihat Kei susah makan, tiap 3-4 suapan sudah berhenti.
Saya pun konsultasi dengan dokter anak.
“Bu, makanan itu nggak semua harus serba nasi, diselingi juga dengan camilan kayak roti, biskuit, buah. Dan itu sudah cukup untuk anak seusianya. Ingat loh Bu, usus mereka itu masih kecil jadi nggak mesti makan banyak. Ibu hanya harus lebih giat untuk selingi makanan utama dengan camilan. Yang utama juga, anak ibu itu sehat.”
Kalimat dokter itu seperti menampar saya.
Selama ini saya mengejar agar tubuh Kei menjadi berisi, makan banyak seperti halnya si Kakak. Saya terlalu memaksakan kehendak.
Di satu sisi, saya tidak melihat bahwa Kei itu sehat. Karena di pikiran saya, anak makan sedikit itu bakal sakit.
Oh, nak, maafkan Mama.
Saya pun berdamai dengan diri sendiri. Tetap membuat variasi makanan setiap hari, kadang menu itu saya campur Milna, menyediakan buah, camilan kayak biskuit hingga roti (saat usia sepuluh bulan) untuk Kei.
Memang benar kata dokter, saya mesti lebih giat lagi. Walau energi banyak terkuras, emosi labil tapi saya tidak berkecil hati.
Makanan organik untuk awal MPASI
Selama ini pernah nggak kepikiran di benak Mama untuk memberikan makanan organik sebagai suapan awal si kecil?
Barangkali Mama mikir dua kali ya, karena beras organik yang agak mahal, susah mendapatkannya dan bingung proses pembuatannya. Kalau begitu kita harus toss Ma, karena pemikirannya sama! Hehehe…
Sebenarnya apa sih definisi makanan organik itu?
Menurut USDA (United State Department of Agricultural), makanan organik adalah makanan yang bebas dari bahan kimia seperti pupuk kimia, pestisida, pewarna dan tidak melalui proses penyinaran, rekayasa genetika, maupun pelarut industri.
Lebih singkatnya, makanan organik itu bebas dari genetically modified organism (GMO) dan bovine spongiform encephalopathy (BSE).
Sampai di sini, pasti Mama sedikit mendesah ya, karena agak sulit memang menemukan jenis makanan organik. Dan pastinya nggak murah juga.
Apa sih manfaat makanan organik?
- Melindungi tubuh dari zat kimia berbahaya.
- Mengurangi resiko infeksi pathogenic seperti E.coli dan mycotixns.
- Tidak ada hormon pertumbuhan dalam daging.
- Ramah lingkungan.
- Banyak nutrisi.
- Tidak mengandung pengawet.
Manfaatnya itu benar-benar baik untuk tubuh dan lingkungan ya, Ma. So, nggak ada salahnya kita memberikan makanan organik untuk suapan awal si kecil.
Milna bubur bayi organik untuk suapan pertama si Kecil
Kalau Mama bingung mencari produk organik untuk suapan pertama si Kecil, sekarang nggak perlu lagi. Kini Milna hadir dengan produk terbaru Milna bubur bayi organik untuk menjawab keresahan Mama yang pengin memberikan makanan organik untuk suapan pertama si Kecil.
Seperti dikutip dari Brand Manager Milna, Christofel Samuel Lesmana, “Tahun ini, dalam rangka ulang tahun Milna ke-30, Milna kembali mempersembahkan rangkaian produk terbarunya yaitu Milna bubur bayi organik varian pisan. Selain merupakan sumber nutrisi dan energi yang baik, pisang juga kaya akan vitamin dan mineral.”
Ahh, nggak salah memang ya Milna menjadi pilihan saya dalam MPASI anak-anak. Terbutki memang, Milna ahlinya bubur bayi karena tak hentinya berinovasi untuk memberikan dukungan bagi kesehatan anak dan juga menjawab keresahan Mama akan makanan baik juga bergizi untuk anak-anak.
Biar Mama nggak resah akan nutrisi apa saja yang terkandung di dalam Milna bubur bayi organik, mending lihat infografis di bawah ini.
Nah kan, kandungan nutrisi dalam Milna bubur bayi organik sangat baik untuk tubuh si kecil saat berusia 6-12 bulan.
Agar Mama lebih percaya kalau makanan organik itu baik untuk bayi, ini saya kutip kalimat dari ahlinya, ya.
“Makanan organik adalah makanan yang dikembangkan dan diproduksi secara alami, lebih segar dan bertahan lama, tidak mengandung antibiotik, tidak direkayasa genetik. Pupuk atau pestisida sering mengandung logam berat, karena itu dengan mengonsumsi makanan organik maka anak lebih terhindar dari konsumsi cemaran logam berat sehingga menurunkan risiko terkena penyakit autisme maupun ADHD. Di samping itu, konsumsi makanan tanpa terpapar pestisida maupun rekayasa genetika juga menurunkan risiko penyakit kanker.” – Dr. Endang Dewi Lestari, MPH, SpA(K)
Jelas yes.
Saya harus memberikan empat jempol untuk Milna. Kepedulian Milna akan gizi baik untuk perkembangan bayi itu sangat tinggi.
Coba Mama tengok, untuk awal MPASI, Milna menyajikan makanan terbaik. Untuk tahap selanjutnya 8+, makin banyak varian rasa juga adanya biskuit untuk menopang MPASI. Setelah bayi berusia 12 bulan, Mama pun bisa memilih biskuit dan puding untuk menemani aktivitas si kecil.
Inovasi seperti ini memang diperlukan. Tak salah memang jika saya mengatakan bahwa Milna bubur bayi organik sebagai bubur bayi organik pertama di Indonesia dan terbuat dari bahan alami organik pilihan.
Mama tak perlu lagi meragukan dedikasi Milna sebagai salah satu brand unggulan di bawah bendera PT. Kalbe Nutritionals, di mana di tahun ini telah memasuki usianya yang ke-30.
Ibarat manusia, Milna ini sudah dewasa dan mengerti akan kebutuhan bayi. Nggak hanya itu loh Ma, sepanjang perjalanannya, Milna telah meraih berbagai prestasi. *standing applause…
FYI Ma, Milna hadir pertama kali di Indonesia di tahun 1987. Selama 30 tahun itu juga Milna terus menghadirkan produk terbaik dan melakukan berbagai inovasi untuk terus memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil.
Mau tahu apa saja produk Milna, Ma?
- Milna bubur bayi
- Milna bubur goodmil untuk alergi
- Milna bubur Wgain untuk mengoptimalkan berbat badan si Kecil
- Milna bubur bayi organik
- Milna biskuit untuk bayi
- Milna biskuit untuk toddler
- Milna puding
See, inovasi yang dilakukan Milna adalah solusi bagi Mama dalam menghadapi masalah yang hinggap saat tahap MPASI si Kecil.
Saya tak pernah menyesal telah menjatuhkan pilihan pada Milna untuk menjadi bagian dalam perkembangan Athar dan Kei. Atas dedikasi dan inovasi yang tak pernah berhenti, Milna terus mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand for Kids loh!
Tambahan lagi nih Ma, Milna juga mendukung program WHO dalam rangka memenuhi recommendation action selama 1000 HPK si Kecil. Bahwa anak usia 6 bulan harus diberikan safe and appropriate complementari breastfeeding, meskipun lambungnya yang kecil tetapi mereka membutuhkan banyak nuturisi untuk tumbuh dan beraktivitas.
Jika Mama masih belum puas dengan informasi tentang produk Milna, bisa Mama akses ke sosial media mereka. Di sana banyak banget informasi seputar parenting, tips dan resep MPASI yang bisa disontek.
Website : www.bayimilna.com
Facebook : MilnaID
Twitter : @BundaMilna
Instagram : @milndaid
Yuk, Ma, Bikin Variasi Menu MPASI dan Camilan Untuk Si Kecil
Salah satu modal yang harus dipunya oleh Mama adalah tak pernah bosan mencoba berbagai resep!
Percaya deh, setiap resep itu yang dibikin pasti ada yang berbuah senyuman dan wajah semasam cuka. Tapi, ya gitu lah tugas kita, harus pintar berinovasi dengan resep di dapur. Masa iya kalah sama Milna yang banyak varian rasa. LOL hehehe…
Dengan mencoba berbagai resep, kita pun tahu apa yang menjadi selera anak-anak.
Walau pinggang rasanya mau patah karena lama berdiri, uang yang dikeluarkan lumayan bikin lu-ma-nyun, belum lagi diselingi rengekan si Kecil minta digendong sambil masak, percayalah Ma hasil masakan itu sangat berarti bagi mereka.
Anak-anak itu sangat bahagia ketika menerima piring yang isinya hasil masakan Mama. Walaupun hanya berapa suap saja, mereka takkan pernah bosan meminta kita untuk memasak.
Okay, kali ini saya ingin berbagi resep MPASI dan camilan yes untuk si Kecil.
Tenang Ma, resepnya mudah banget, nggak perlu repot-repot karena bahannya pasti ada di dapur. Kalau nggak ada, cuss bentar saja ke warung.
Gimana Ma, mudah kan? 😀
Mama – You’re The Most Important Thing In The Child’s Life
Menjalani peran sebagai ibu rumah tangga itu adalah anugerah bagi kita. Betul? Kita diberikan satu karunia yang bisa multitasking karena DIA tahu kita pasti sangat membutuhkannya dalam membesarkan anak-anak.
Mama yang tinggal di rumah maupun bekerja itu sama. Tak ada yang lebih atau kurang. Kita menjalani peran Mama dengan cara kita sendiri bukan cara orang lain.
Menjadi bagian dari perkembangan anak, pastinya akan ada masa-masa di mana kita baper karena mendengar omongan miring tentang anak maupun hal yang kita lakukan.
Belum lagi media sosial yang sekarang ini seperti mata pisau, tajam dan siap menusuk kapan saja jika kita tidak pintar mengontrol serta bijak dalam menggunakannya.
Mama, perkara makanan pertama untuk anak pasti akan menimbulkan kontroversi. Selalu saja ada ucapan yang terlontar bahwa memberikan makanan instan menunjukkan kemalasan seorang ibu dan anak bakal kurang gizi.
Untuk Mama yang mendapat hujatan seperti itu, tutup telinga saja. Toh yang menjadi Mama kan kita, uang pun dari kita, yang tahu persis anak-anak adalah Mama sendiri kan?
Percayalah Ma, tak ada guna mendebat dengan orang yang mengatakan demikian. Yakinkan diri Mama, bahwa apa yang dilakukan itu baik.
Tak perlu larut dalam omongan maupun postingan di media sosial perihal makanan bayi. Hellow, this is your life, Ma! Don’t let other drive your life! Ok?!
Dua anak saya besar dengan Milna, alhamdulilah perkembangan mereka baik, tak ada masalah dengan pencernaan. Sekarang mereka tumbuh menjadi anak yang makannya teratur dan bisa makan apa saja.
Perlu Mama ingat juga, jangan pernah membandingkan anak-anak. Tiap anak fasenya pasti berbeda-beda. Sebagai Mama harus bisa lebih luas lagi kesabaran, emosi dan pantang menyerah untuk menyajikan menu.
Memang ini nggak mudah, tapi ada satu titik saat Mama merasa lega karena berhasil melewatinya.
Menjadi good mom tak selamanya berarti kita harus sempurna. Berikan yang terbaik dari diri kita dan jangan pernah lelah untuk improve ourselves.
Semangat selalu untuk para Mama yang lagi berjuang melalui tahap MPASI si Kecil. Kalau Milna bisa berinovasi dengan makanan bayi, yakinkan diri bahwa Mama pun bisa!
Jadikan Milna sebagai sahabat Mama dalam melalui tahap MPASI si Kecil.
—
Referensi :
http://lifehacker.com/5941881/what-does-organic-really-mean-and-should-i-buy-it
https://www.merdeka.com/sehat/5-keuntungan-mengonsumsi-makanan-organik.html
http://www.whattoexpect.com/first-year/feeding-baby/starting-solids/first-foods.aspx
http://www.who.int/nutrition/topics/complementary_feeding/en/
Dulu pas anak pertama MPASI homemade semua, tapi pas anak kedua campur campur Mak, punya dua batita rempong banget, yang penting anak sehat, kalo Milna suka biskuitnya tinggal tambah air , suapin, anak kenyang. Praktis dan sehat.
dulu annku juga pakai milna
wah dulu anakku juga pakai milan
Ihhh asik ada resep nya juga.. Aku suka bubur2 bayi atau snack2 bayi gitu mba Ran.. Ahahaha.. Btw kei makan nya enak banget ya itu kayak nya, hihi
@Mbak Helma : iya 😀 Kei mah apa saja dimasukin ke mulut hehehe
Aaahhhh senang ada resepnyaaa…
Aku masih sampe skr ksh milna utk si bayi ran. Kmrn sempet nyobain yg wgain supaya beratnya naik.. Lumayan berhasil. Tp skr lg nyobain milna yg biasa lagi :). Anakku suka buburnya milna ini ama biskuit2nya jg enak..
@Fanny : Itu kedua anakku suka produk2 Milna. Biskuit juga tuh sampe rebutan hihihi
Keeeeey maemnya lap ep yaaaa sayang. Dl pernah beliin milna juga buat MPASI keponakan, dan asli bisa buat selingan kalo lg males bikin sendiri. Ternyata lidah batita juga belajar aneka macam rasa. Bosen kalo dikasih itu2 aja, hihihi.
@Ayaa : Benerr, lidah batita mah pengin juga aneka macam rasa, kitanya juga mesti pintar bikin resep hehehhe
Dulu aku idealis banget gak mau kasi anak bubur instan, tapi sekarang jadi mikir ngapain juga dulu kok skeptis amat sama bubur instan, kan bukan racun. Malah bubur instan udah dirancang agar anak terhindar dari ADB. Apalagi sekarang ada yg organik ya?
Dan Ya Dewa, aku baru tau kalau Milna punya puding juga, anakku pasti suka nih. Apalagi rasa cokelat 😀
@Mbak Meriska : Yang puding ini keceh banget mbak, lembuut dan gampang banget bikinya
Lengkap bingit makran, meski udah nggak urusin bayi lagi tp bisa kushare ke adikku yang masih punya bayi nih. Makasih mak
@Mak Irfa : makasihh banget mak ^^
Kei… Kamu lucu sekalii.. Kakak minta es puding apelnya…
@Mbak Reema : ayoo ke sinii kaak 😀
Persis kata dsa ku. Makan nggak hanya nasi tapi selingan juga. Buah, snack, puding, etc. PR banget bikin cemilan, untung ada Milna. Membantu banget buat emak nggak jago di dapur kayak aku.
@Mak Gesi : bener banget, sangat membantu kita kalau dalam keadaan genting juga
Wah Kei sudah besar. Cantik. Sehat2 ya Kei, mamamnya jgn susah lagi, kan dah dibuatin enak2 sama mama. Hehe..
@Mak Diba : amiinn.. amin makasihh anteeh :*
Superlengkaps sekalii, jadi pengin punya bayi lagi biar bisa nyuapin milna :))))
@Mak Dila : ayo bikin #eh 😀
Bookmark catatannya, someday pasti kepakai buatku, makasih makRan..
@Manda : sami-samii mandaa :*
Aaakkk…mak Ranny ai lop yuuu…
Lagi galau galau karena gak ada waktu nyiapin MPASI buat Aisha kalau lagi pagi karena ngejar waktu ke RS buat terapi.
Terimakasih postingannya lengkap bangeeeettt…
Mwah mwah mwaaaahhhh
@Mak Aya : sami-sami maak :* sehat selalu yaa Aisha..
Pas banget ini postiganya maak
Krn si baby sudah siap utk MPASI
Makasih Mak
Sdh ku simpan resepnya maaak
@Mak Rika : Asyik, selamat mencoba mak :*