Hollaa..
September kemarin, novel perdana saya terbit. Rasanya? Senang pake bingits lah! Secara, menulis fiksi adalah passion saya. Memiliki novel adalah impian kecil yang selalu tertanam dalam hati ini *tsah*. Alhamdulilah, Dia Yang Maha Baik, selalu mengabulkan impian saya. Buku antologi satu per satu mulai terbit walau hanya lewat penerbit Indie (self publishing). Dan, impian menerbitkan novel dijawabNya dengan cepat.
Desember 2013, saya membaca tweet @divapress yang membuka audisi menulis novel untuk tema #NovelProfesi, salah satunya The Banker. Setelah baca semua syaratnya, saya pun berpikir, ‘sekeliling saya pada kerja di bank, ini kesempatan besar untuk bisa terbitin novel!’ . Gayung bersambut, Abang pun mendukung penuh keinginan saya ini. Maka, saya mengambil divisi collection untuk diangkat dalam novel audisi. Satu sore, ketika lagi leyeh, saya menerima email. Dan isi email itu bikin saya mewek! Ya, saya lulus audisi untuk The Banker.
Proses pengerjaan novel ini selama empat bulan! Riset saya pastinya suami dong, jadi apa yang ditulis di novel benar-benar valid dan sahih! π Saya benar-benar koprol, jungkir balik, kayang *lebay * :D. Tiap menyelesaikan satu bab, saya harus mengirimkan ke mentor, Mbak Rina yang juga Pimred Divapress. Nah, ternyata ide-ide itu selalu datang tanpa diduga. Sedikit terkendala di bagian first reader, karena orang yang saya minta sibuknya minta ampun :(( tapi tetap saja mereka mau kritik biar hanya di bab awal. Lalu, datanglah ‘keajaiban’, salah satu teman di MFF, Husfani Putri, bersedia untuk jadi first reader. Mulai lagi saya permak kanan kiri depan belakang novel ini. Fiuuuhh…. Untuk cover novel, saya dikirim dua pilihan sama Mbak Rina. Saya memilih opsi hijau dengan sedikit permintaan merubah warna.
Baca draft ini, berkali-kali-kali-kali sampe eneeg, sampe mau muntaaaah hikz serius ini. Edit sendiri demi mencari lubang, demi mencari typo, demi sebuah perfeksionitas *hadeuh*. Tapi, saya dikit menyesali karena waktu dengan editor, Mbak Ve, yang sedikit. Well, setelah menunggu habis Lebaran, terbitlah novel perdana saya!
The Banker
Novel ini adalah novel profesi yang dibumbui romance *harus kakaa*. Saya mengambil setting kota Solo dan divisi Collection (penagihan). Kenapa kota itu dah divisi itu? Karena Jakarta sudah terlalu mainstream dan belum banyak yang mengetahui kinerja divisi yang selalu dicap buruk oleh sebagian orang. Untuk kisah cintanya, saya ambil tema ‘tidak ada kebetulan dalam hidup ini’. Hehehe Penasaran?
Baiklah, sebagai rasa syukur, saya akan membagikan tiga eksemplar novel The Banker GRATIS!! *yiaaaay*..
Caranya? Gampaaang!!!
1. Follow akun twitter saya @rannyrainy dan @divapress01 sebagai penerbit.
2. Share postingan ini di Facebook atau twitter (pilih salah satunya).
3. Jawab pertanyaan ini di kolom komentar :
– Pernakah kalian mengalami kejadian yang mengenakkan dan gak mengenakkan yang berhubungan dengan bank? Contoh : ke Bank A, dilayani oleh cewek cantik, dan akhirnya cewek itu jadi pacar saya *halah*. Atau bisa ceritain tentang pelayanan bank : sewaktu mau buka rekening, tellernya judes deh.. bla bla..
Itu hanya contoh yaa, saya yakin kita semua pernah mengalami kejadian enak dan gak enak yang berhubungan dengan bank. So, share with me!
– Apa pertimbangan kalian memilih sebuah bank entah itu untuk nabung, KPR, deposit, kredit?
4. Format jawaban di kolom komentar :
Nama :
Akun twitter :
Domisili :
Jawaban :
5. Giveaway ini berlangsung dari 20 – 23 Oktober 2014. Pengumuman insya Allah 25 Oktober 2014.
6. Bagi yang gak memenuhi kriteria (baca lagi dong yang di atas), akan gugur.
Nah, gampang banget yess… π
Juri mana juri.. Tenaang.. Kali ini juri adalah Abang (suami) dan saya. #eaaaa
Tiada kesan tanpa komen Anda π Ditunggu partisipasinya temans..
walau boleh dibilang terlambat… selamat ya mbak atas novelnya….
semoga sukses selalu….
wahh aku telat baca ini… ntr aku cari bukumu mba π Padahl sebagai staff bank, aku jg punya bnyk cerita lucu sedih nyebelin ama smua nasabah π
Wuaaa ketinggalaannnn,…
etapi selamat ya mbak rann π
semoga novel saya juga segera terbit (padahal baru bikin kerangka doang π )
selamat atas novelnya..
sukses untuk GA-nya π
Nama : Heni Puspita
Akun twitter : @HeniPuspita29
Domisili : Manado
Jawaban :
1) Pengalaman nggak menyenangkannya waktu ibu saya ditipu kepala cabang sebuah bank, kebetulan dulu pernah menang undian bank berhadiah uang, kepala cabangnya berhasil menipu ibu saya sehingga hanya separuh uang hdiah yang diberikan Kurang lebih 1-2 tahun kemudian ada perwakilan dari pihak bank tersebut yang datang ke rumah, rupanya perbuatan si kepala cabang itu terendus pihak bank jadi sisa uang hadiahnya akhirnya diberikan. Pengalaman ini sebenarnya campuran antara enak & nggak enak he he. Pengalaman nggak menyenangkan lain berhubungan dengan bank daerah yang pelayanannya kurang oke. Semacam rahasia umum kalah kebanyakan pegawainya adalah orang-orang yang punya koneksi sehingga bisa masuk di bank tersebut. Jadi istilahnya biasa dilayani, ini harus melayani orang lain. Jadi di counter kadang melayani sambil BBMan, makan, minum, kurang ramah pula, sampai satpamnya pun ikutan memandang sinis karena waktu itu datangnya nggak dandan, hi hi. Kebanyakan orang-orang yang saya kenal yang juga pernah merasa kecewa terhadap pelayanan bank tersebut bilang kalau bank tersebut bisa bertahan kan juga karena dana nasabah (misalnya guru-guru yang sudah mendapat sertifikasi, harus membuat rek di bank itu), jadi pelayanannya harus ditingkatkan, Kalau tidak karena kebijakan pemerintah, mungkin sudah lama ditinggal kabur nasabah he he.
2) Pertimbangan dalam memilih sebuah bank karena kemudahan transaksinya, misalnya bank yang kebanyakan online shop pakai untuk transaksi (biar mudah kalau mau belanja online hi hi). Selain mudah dalam urusan transfer (baik sesama bank/antar bank), juga bank dengan layanan mobile/ebanking yang oke jadi kalau butuh pulsa HP/ pulsa listrik bisa by HP saja (malas ke warung buat beli pulsa he he).
Nama :Reema Mifta
Akun twitter : @RimaMiftach
Domisili : Solo – Jawa Tengah
Jawaban :
1. Pengalaman enak: Saat membuat tabungan pertama kali. Mbak CS dengan penuh sabar dan lembut menerangkan semua produknya. Setiap pertanyaanku dijawab dengan manis. Disediakan camilan juga. Dia memilihkan jenis tabungan yang sesuai budget anak kuliah macam saya. hehee…
Pengalaman ga enak: Saat itu mau nabung di sebuah bank yang berbeda cabang. kebetulan pas di jalan inget mau nabung. Saat masuk bapak satpam tidak membukakan pintu. malah asyik ngobrol dengan pak polisi. begitu pula saat ambil antrian dan menulis keperluan. saya bingung bukannya ditolong malah diliatin aja.padahal dia juga enggak ngapa-ngapain. balik pun buka pintu sendiri.
2. Pilih bank yang dipakai sebagian besar keluarga. biar kalau transfer enggak kena charge. ATM dan banknya gampang dijangkau. Naik angkot asik aja. Bank itu tak terkenal dengan keeroran semisal kartu ATM yang tertelan. Bank negeri yang terjamin LPS
Hai Rani.. oh akhirnya saya bisa (kembali) lihat blog kamyuuuuu…
saya mau coba ikut giveaway kali ini… iseng aja (tapi saya selalu percaya tk ada yg kebetulan termasuk ketika buka blog kamyu lagi)…
Nama : Angel Rumeen
Akun twitter : gelnita
Domisili : Manado
Jawaban :
Terus terang saya paling jarang ke bank. Kalo mau ada urusan di bank, saya paling gampang mintol si pacar yang kebetulan sangat teramat baik (bentar lagi mau jadi suami lhooo.. hahahaha). Jadinya, dikit sulit juga mengingat pengalaman2 yg wajib diingat pas ke bank. Nah, karena pertanyaan kamyu pake kata βpernahkahβ artinya bisa dijawab tidak atau iya khaaannβ¦ Karena cukup sulit ingat pengalaman mengenakkan atau tidak saat ke bank, terpaksa saya tanya ke reporter saya yg kebetulan ada di samping kiri saya, ketika saya menjumpai blog kamu ini.
Jawabannya lucu. Saya sampai tertawa terpingkal-pingkal. Katanya, ga ada pengalaman menyenangkan ke bank (kecuali bertemu cewek-cewek bank yang so pasti cantik).
Terakhir dia ke bank katanya tertidur. Alasannya, pelayanan di bank sangat membosankan. βGa ada yang enak kalau ke bank kaβ. Bosan. Terakhir waktu saya ngurus pembuatan rekening (permintaan Bu Warni,red), saya tertidur karena antriannya panjang. Satpam yang bantu bangunkan saya karena nomor antrian saya sudah sekian kali dipanggil,β akunya dengan polos.
Nah, alasan inilah yang buat saya malas ke bank. Saya malas mikir antrean saat di customer service, atau mau setor uang. Lebih gampang sekarang pake ATM setoran tunai (walaupun kadang sering ngadat). Saya ke bank kalau memang butuh banget. Misalnya saat saya lupa PIN ATM (pernah lho), atau saat kartu ATM saya lupa taruh di mana.
—
Pertimbangan nabung di bank hanya satu: karena tuntutan kantor. Tahu kan kantor saya gajinya langsung di rekening. Hahahaha.
—
demikian jawaban saya. Semoga bang budi yang tak kenal sama saya bisa menominasikan saya sebagai pemenang.
Love u ran-ranβ¦
Nama : Nyi Penengah Dewanti
Akun twitt @NyiPeDe
Domisili : Kendal, Semarang
Jawaban :
1. Kejadian yang nggak mengenakkan itu waktu udah antri lama eh yang diduluin yang dikenal gitu. Yang ngenakin itu, di bank deket kompleks pelayanannya ramah waktu mau buka rekening.
2. Pertimbangan milih bank itu, di desaku ada kantor cabangnya. Potongannya dikit, gampang ngambil duitnya di atm.
link shared : https://twitter.com/NyiPeDe/status/524874513939320832
Nama : Lianny Hendrawati
Akun twitter : @lianny
Domisili : Jember
Jawaban :
1. Pengalaman tidak mengenakkan :
Saat antri di teller mau setor uang, ada 3 teller yang antriannya sama panjang. Bingung ambil antrian yang mana, akhirnya pilih teller cantik yang ada ditengah *ini usulan suami sih hiks. Ternyata geraknya lamban bener, antrian di sebelah2 sudah maju 3 orang, eh yang ditempatku ini nggak maju-maju. Lamanya minta ampun deh, dan ternyata lagi si teller cantik ini judesnyaaaa *kecapean mungkin ya π
Pengalaman menyenangkan (sekaligus memalukan buatku)
Nah, kali ini aku ke bank karena kartu atm diblokir, sebabnya salah pin sebanyak 3 kali. Maklum sih, jarang pake atm, biasanya kuserahkan ke suami saat mau ambil uang. Nah saat menunggu CS yang melayani nasabah lain, yang antri mau ke CS (termasuk aku) didatangi oleh mbak2 pegawai yg membantu CS, menanyai keperluannya apa, kemudian dicatat, jadi nanti CS sudah mengerti keperluan kita apa, bisa lebih mempercepat waktu pelayanan kan. Mbaknya ramah, CS yang melayani aku juga ramah banget. Setelah atmku yang diblokir dibuka kembali oleh CS, aku diminta memasukkan lagi pin yang benar. Dengan pede nya kuketikkan pin yang diminta, eh kok salah. Coba lagi, salah lagi. Coba lagi dan salah lagi *padahal yakin bener deh pinnya itu. Alamak, sudah 3 kali salah, eh keblokir lagi deh kartuku huhuhu. Akhirnya si CS bilang, buat atm baru saja, tapi seminggu lagi baru jadi. Lha, padahal lusa aku mau pulang ke rumah ortu (saat itu libur lebaran). Jadilah pusing kepalaku, akhirnya aku telpon suami dan minta di sms no pin yg benar. Ternyataaaaa, aku memang salah pin, ada 1 angka yang salah. Pantesan nggak bisa. Akhirnya aku bilang lagi ke CS klo pin nya sudah diubah oleh suami, makanya salah melulu *padahal pin nya dari dulu sama, aku yg pikun hihi. Akhirnya si CS dengan persetujuan atasannya, membuka kembali blokiran di atmku, kali ini saat kuketikkan pinnya, 100% yakin pasti bener deh *lihat contekan di isms hp. Berhasil, iiihhh leganyaa.
Eh 2 minggu kemudian, saat belanja pakai debit aku salah pin lagi, tololnya lagi sudah salah sekali, kuteruskan nyoba lagi dan lagi. Hasilnya, atm keblokir lagiiiii. Haduh baru 2 minggu minta blokir dibuka, sekarang harus ke bank lagi dengan masalah yang sama. Dalam hati berdoa, semoga tidak dilayani oleh CS waktu itu, malu tentu saja. Doaku terkabul, ternyata CS yang melayaniku tidak sama dengan waktu itu. Duduklah aku dengan tenang, dan taukah siapa yang melayaniku? Ituuuu, mbak yang bertanya keperluanku apa saat antri di CS waktu itu. Dia ngomong gini,βKartu nya banyak ya Bu, sampai lupa-lupa pin terus?β Huaaah ini nyindir, ato apa sih. Aku senyum aja, dalam hati aku bilang, kartu sih cuma satu, tapi gimana lagi penyakit pikun sudah menyerang hahaha. Untunglah si mbak nya tetap murah senyum, nggak judes sama sekali. Makasih ya mbak π
2. Nyari yang fasilitas bank nya oke, pelayanannya juga oke, lokasi bank deket rumah, atm banyak tersebar deket rumah, dan bisa e-banking. Maklumlah, nggak bisa nyetir kendaraan, jadi klo bisa transaksi lewat gadget itu praktis banget.
Selamat buat buku solonya ya, sukses terus π
selamat mba atas penerbitan bukunya,, mudah2n selalu sukses dan semakin produktif berkarya.
ikutan GA nya ya mba,,
Nama :ariana
Akun twitter :@rhie_ann
Domisili :cilacap
Jawaban :
1. Pernakah kalian mengalami kejadian yang mengenakkan dan gak mengenakkan yang berhubungan dengan bank?
pernah banget dong ya,, π
kebetulan beberapa waktu lalu saya mengajukan aplikasi e-banking sekalian mau nanya-nanya tentang ketentuan KPR suatu bank. pas mau ketemu CS, ada 1 antrian di depan saya,dalam hati saya berpikir ah cuma 1. eh ternyata,, sekian menit berlalu dan belum juga selesai pelayannya. 15 menit lewat, dan saya masih menunggu. pas customer tadi selesai, segera majulah saya, bergegas mengutarakan keperluan (waktu itu kebetulan lagi ada banyak agenda selain ke bank). mbak CS melayani dengan sangat ramah, nah pas beliau input-input data, OWhh ketahuan deh ternyata jaringannya lagi lemot, loading lambat ini ternyata salah satu yang bikin ngantri lama. lho kok salah satu? iya, salah lainnya adalah sembari menunggu, mbak cs yang super ramah ini mengajak saya mengobrol, nanyain kerjaan, keluarga, dan lain-lain. satu sisi keheningan menunggu loadingnya si komputer jadi ga garing, disisi lain, saya jadi merasa kurang nyaman dengan berbagai pertanyaan mbak tsb. tapi di akhir sesi ketidak nyamanan saya lenyap pas mbak nya ngasih beberapa suvenir, karna saya datang beberapa hari menjelang ulang tahun saya π
lain lagi saat saya mengajukan KPR. segala syarat sudah saya lengkapi. namun belum ada berita baik yang saya terima. akhirnya hari itu saya berencana menemui marketimg KPR, kebetulan ybs sedang tugas keluar, jadi saya dipertemukan dengan atasan marketing. baru saja duduk, eh saya langsung diburu dengan bermacam pertanyaan, saya pikir ni bapaknya lagi ngeceki isian form aplikasi kpr saya tapi kok nadanya kayak orang lagi menginvestigasi sih.. dan pertanyaan yang saya bawa dari rumah tetap utuh, bagaimana nasib pengajuan saya? ditolak kah? berminggu-minggu tiada kabar membuat saya jadi sedih. apalagi kalau mengingat sesi yang lebih mirip interogasi tadi. saya hubungi marketingnya juga tidak ada jawaban. saya jadi berfikir “ah, dikiranya saya ga bakal mampu bayar tu cicilan KPR kali ya?” jadi sensi banget. dan akhirnya saya pun berubah pikiran, buru-buru saya kumpulkan lagi syarat-syarat KPR untuk diajukan ke bank lain. gayung bersambut, saya bertemu marketing yang ramah, komunikatif. dan meskipun belum ada kepastian, pihak marketing selalu mengabarkan perkembangan progressnya.
3 bulan berselang, bank pertama mengabarkan via telp, bahwa aplikasi saya di acc. what? selama ini ngapain? kok saya dicuekin. akhirnya, walaupun bank pertama menjanjikan cicilan yang (sedikit) lebih ringan dari bank lain, saya memutuskan tetap memakai bank ke-2 yang lebih jelas kabar beritanya..
2. – Apa pertimbangan kalian memilih sebuah bank entah itu untuk nabung, KPR, deposit, kredit?
banyak, biasanya saya pelajari dulu produk bank tersebut, fasilitas yang ditawarkan, dll. untuk tabungan saya pilih yang aksesnya mudah, bisa ditarik darimana saja, ada fasilitas e-banking, dll yang memudahkan saya bertransaksi kapan saja. pertimbangan lain yakni besarnya biaya administrasi dan biaya kartu (terutama untuk tabungan cadangan). kalau bunga saya tidak terlalu memperhatikan, toh besarnya bunga bank selalu lebih kecil dari inflasi.. sedang untuk kredit, tentusaja cari yang paling ringan. tapi diluar itu semua, ada faktor yang turut berimbas dalam memilih bank, yakni petugas yang ramah, baik hati, tidak sombong, gemar menebar senyum, dll.. {jadi pegawai bank berat ya:)}
Nama : Rifki
Akun twitter : @rifki_jampang
Domisili : Jakarta
Jawaban :
—– Pengalaman Menyenangkan —–
Di tahun 2005, saya menabung di sebuah bank di mana salah satu cutomer servicenya adalah seorang gadis yang manis. Tentu saja tidak setiap waktu saya bica bicara dengan Mbak CS tersebut, sebab kalau menabung cukup dengan teller saja. Namun setiap saya ke bank tersebut saya sempatkan mencuri-curi pandang ke arah Mbak CS.
Suatu ketika, saya mencari cara untuk mengetahui jati dirinya. Saya bertanya-tanya tentang produk bank yang mungkin bagus bagi saya. Dari obrolan tersebut saya coba mengungkap status Mbak CS itu, apakah sudah menikah atau belum. Taktik saya berhasil, saya bisa mengetahui bahwa statusnya belum menikah. π
Perkenalan singkat pun berlanjut dan di bulan Desember 2005, saya menikahi Mbak CS tersebut.
Namun bahtera rumah tangga kami tidak berjalan lancar. Karena satu dan lain hal, akhirnya kami berpisah setelah lima tahun bersama.
—– Pengalaman Tidak Menyenangkan —–
Di awal tahun 2014, saya bermaksud mencairkan deposito di bank yang sama seperti pengalaman saya di atas, cuma cabangnya saja yang berbeda. Deposito yang saya cairkan belum jatuh tempo meskipun sudah melewati satu periode jangka deposito. Deposito saya itu jangka waktunya 6 bulan dan proses pencairan terjadi di bulan keempat atau kelima. Saya lupa tepatnya.
Mbak CS menyampaikan kabar bahwa sejak berlakunya kebijakan baru yang entah kapan mulainya, deposito yang dicairkan bukan pada tanggal jatuh tempo tidak akan mendapatkan bagi hasil.
“Meskipun sudah enam bulan?” saya bertanya dengan nada protes, sebab menurut informasi yang saya dapatkan ketika membuka deposito, jika saya mencairkan sebelum tanggal jatuh tempo saya hanya dikenakan pinalti sebesar tiga pulu atau lima puluh ribu. Saya masih bisa terima jika saya tidak mendapatkan bagi hasil dari deposito untuk periode kedua yang masih berjalan. Sementara saya merasa dirugikan jika bagi hasil dari periode pertama juga ikut hangus, padahal itu sudah menjadi hak saya sebagai nasabah.
Pelayanan kali itu terasa lama sekali, tidak seperti mencairkan deposito sebelumnya. Belakangan saya tahu kalau Mbak CS sedang berkonsultasi dengan pihak manajemen untuk memutuskan apakah saya berhak atas bagi hasil di enam bulan pertama atau tidak.
Kenyataanya, saya tidak mendapatkan bagi hasil selama atas deposito untuk enam bulan pertama tersebut. Karenauang tersebut memang saya butuhkan, akhirnya saya pasrah. Deposito tetap dicairkan. Saya kena pinalti dan tanpa bagi hasil.
Ketika proses pencairan, saya dipanggil oleh Mbak Teller.
“Bapak, rekening bapak ini dormant, jadi transaksinya tidak bisa langsung diproses.” Ucap Mbak Teller.
“Maksudnya, mbak?” Saya bingung. Saya nggak ngerti apa itu domant. Mikirnya doorman, penjaga pintu π
“Bapak sudah enam bulan tidak melakukan transaksi. Rekening Bapak ditutup sementara. Bapak membuka rekeningnya bukan di sini, kalau minta diaktifkan dari sana akan lama. Sebaiknya Bapak melakukan transaksi. Lima puluh ribu saja juga bisa.” Jawab Mbak Teller.
Haduuuuuh!
Akhirnya saya setor uang dulu baru kemudian deposito bisa dicairkan ke rekening saya.
Hiks!!!!!!
—– Pertimbangan Ketika Memilih Bank —–
Yang pertama jelas saya memilih bank berbasis Syariah. Sebisa mungkin saya menghindari bank dengan sistem konvensional dengan sistem bunga. Namun demikian, saya tidak terlepas dari bank konvensional. Sebab gaji saya ditransfer ke rekening bank konvensional oleh kantor. Untuk itu, biasanya saya langsung mentransfer gaji dari rekening gaji ke rekening bank syariah π
Selain faktor di atas, saya juga mempertimbangkan lokasi bank yang tidak jauh dan mudah dijangkau serta di dukung mesin ATM yang banyak sehingga bisa tarik tunai di mana saja.
oh iya…. selamat atas novelnya, mbak…
Nama : Rifki
Akun twitter : @rifki_jampang
Domisili : Jakarta
Jawaban :
—– Pengalaman Menyenangkan —–
Di tahun 2005, saya menabung di sebuah bank di mana salah satu cutomer servicenya adalah seorang gadis yang manis. Tentu saja tidak setiap waktu saya bica bicara dengan Mbak CS tersebut, sebab kalau menabung cukup dengan teller saja. Namun setiap saya ke bank tersebut saya sempatkan mencuri-curi pandang ke arah Mbak CS.
Suatu ketika, saya mencari cara untuk mengetahui jati dirinya. Saya bertanya-tanya tentang produk bank yang mungkin bagus bagi saya. Dari obrolan tersebut saya coba mengungkap status Mbak CS itu, apakah sudah menikah atau belum. Taktik saya berhasil, saya bisa mengetahui bahwa statusnya belum menikah. π
Perkenalan singkat pun berlanjut dan di bulan Desember 2005, saya menikahi Mbak CS tersebut.
Namun bahtera rumah tangga kami tidak berjalan lancar. Karena satu dan lain hal, akhirnya kami berpisah setelah lima tahun bersama.
—– Pengalaman Tidak Menyenangkan —–
Di awal tahun 2014, saya bermaksud mencairkan deposito di bank yang sama seperti pengalaman saya di atas, cuma cabangnya saja yang berbeda. Deposito yang saya cairkan belum jatuh tempo meskipun sudah melewati satu periode jangka deposito. Deposito saya itu jangka waktunya 6 bulan dan proses pencairan terjadi di bulan keempat atau kelima. Saya lupa tepatnya.
Mbak CS menyampaikan kabar bahwa sejak berlakunya kebijakan baru yang entah kapan mulainya, deposito yang dicairkan bukan pada tanggal jatuh tempo tidak akan mendapatkan bagi hasil.
βMeskipun sudah enam bulan?β saya bertanya dengan nada protes, sebab menurut informasi yang saya dapatkan ketika membuka deposito, jika saya mencairkan sebelum tanggal jatuh tempo saya hanya dikenakan pinalti sebesar tiga pulu atau lima puluh ribu. Saya masih bisa terima jika saya tidak mendapatkan bagi hasil dari deposito untuk periode kedua yang masih berjalan. Sementara saya merasa dirugikan jika bagi hasil dari periode pertama juga ikut hangus, padahal itu sudah menjadi hak saya sebagai nasabah.
Pelayanan kali itu terasa lama sekali, tidak seperti mencairkan deposito sebelumnya. Belakangan saya tahu kalau Mbak CS sedang berkonsultasi dengan pihak manajemen untuk memutuskan apakah saya berhak atas bagi hasil di enam bulan pertama atau tidak.
Kenyataanya, saya tidak mendapatkan bagi hasil selama atas deposito untuk enam bulan pertama tersebut. Karenauang tersebut memang saya butuhkan, akhirnya saya pasrah. Deposito tetap dicairkan. Saya kena pinalti dan tanpa bagi hasil.
Ketika proses pencairan, saya dipanggil oleh Mbak Teller.
βBapak, rekening bapak ini dormant, jadi transaksinya tidak bisa langsung diproses.β Ucap Mbak Teller.
βMaksudnya, mbak?β Saya bingung. Saya nggak ngerti apa itu domant. Mikirnya doorman, penjaga pintu π
βBapak sudah enam bulan tidak melakukan transaksi. Rekening Bapak ditutup sementara. Bapak membuka rekeningnya bukan di sini, kalau minta diaktifkan dari sana akan lama. Sebaiknya Bapak melakukan transaksi. Lima puluh ribu saja juga bisa.β Jawab Mbak Teller.
Haduuuuuh!
Akhirnya saya setor uang dulu baru kemudian deposito bisa dicairkan ke rekening saya.
Hiks!!!!!!
—– Pertimbangan Ketika Memilih Bank —–
Yang pertama jelas saya memilih bank berbasis Syariah. Sebisa mungkin saya menghindari bank dengan sistem konvensional dengan sistem bunga. Namun demikian, saya tidak terlepas dari bank konvensional. Sebab gaji saya ditransfer ke rekening bank konvensional oleh kantor. Untuk itu, biasanya saya langsung mentransfer gaji dari rekening gaji ke rekening bank syariah π
Selain faktor di atas, saya juga mempertimbangkan lokasi bank yang tidak jauh dan mudah dijangkau serta di dukung mesin ATM yang banyak sehingga bisa tarik tunai di mana saja.
selamat atas bukunya, mbak
Selamat yaa atas terbitnya buku baru…
Kalau aku maunya yg gak gratis aja deh mbak. Tapi antri ya, ada 2 novelku yg antri belum aku baca. Hahaha.. Ntar aku beli deh kalau udah selesai baca kedua novel itu..
Nama:Cynthia
Akun twitter: @vivicynthia
Domisili:Jakarta
Jawaban : pertanyaan satu
Kejadian yg mengenakan :
Bank BTPN waktu itu saya dan teman mampir ke BTPN untuk tanya informasi tentang pembukaan rekening.kami diajak ngobrol bersama marketing BTPN.tabungan biasa.Kali ditawari minuman ada kopi,teh,susu,minuman soda kaleng.akhirnya kami memilih minuman soda kaleng.ternyata OB membawa nampan berisi 2 bungkus biskuit,2 bungkus soyjoy,beberapa permen,dan 2 kaleng coca cola.marketingnya ramah,dan cakap menanggapi pertanyaan kami.disana ada sofa untuk menunggu teller dan teller disana sang at ramah.sampai customer service tersenyum pdhl sedang melayani tamu lain.
2.bank Citi Bank.saat kartu kredit digesek untuk membeli gadget dan kasir mengesek 2X krn tdk keluar struk.tiba tiba bagian citi bank langsung menghubungi saya untuk mengkonfirmasi mengenai pemakaian.saya jelaskan hny membeli 1brg dan yg satu batalkan krn kasir gesek 2X.
Kejadian tdk mengenakkan
1.saat antri di BCA sudah 30 menitan Tiba” seorg bpk menghampiri petugas yg memakai seragam BCA ngobrol” lalu sang petugas mempersilahkan bpk langsung berurusan dgn teller tnp perlu mengantri.
2.marketing kartu kredit/Dana pinjaman dr bank/asuransi yg bekerjasama dgn bank menelpon.sdh dijwb ga mau tetap menjelaskan pnjng lebar.
3.kartu kredit bank asing. saat pakai Tiba” kasir gesek 2x tdk sadar.pas tercetak struk akhirnya pihak bank meminta klarifikasi dgn pihak supermarket tmpt belanja waktu itu.bkn diurus pihak bank,nasabah direpotkan.payah
Pertanyaan 2.
Keuntungan awal membuka tabungan/kartu kredit/deposito misalnya dpt hadiah jam,dll
Tersedia fasilitas atm,edc,kantor bank.mudah digunakan dimanapun.
Nama baik bank misalnya mandiri,BNI,BRI,BCA
Nasabah bank tersebut banyak
Dijamin LPS
Banyak promosi misal pakai kartu kredit ini beli anu buy 1 get 1 free
Demikian penjelasan saya
Makasih ya
walaupun zaman sekarang tinggal gesek pakai kartu, tetep aja butuh uang tunai di dalam saku atau dompet
Nama : Fenni bungsu
Akun twitter : @FenniBungsu
Domisili : Jakarta
Jawaban :
a. pengalaman enak–> Pas waktu interview dengan dua user di bank syariah, gak kebayang kocaknya. Biasanya kalau lagi interview super duper serius dan jaim… eh ini kebalikan, dan saat ini mereka jadi rekan kerja saya (ternyata kocaknya emang dari sananya, hahha..)
b. pengalaman gak enak–> Ketika kamu dapat panggilan tes untuk masuk ke salah satu bank asing (tes melalui outsource, dan interview dengan user bank asing langsung), pasti seneng dong, secara ada segudang impian disana. Namun harapan saya saat itu harus sirna ketika pihak outsource mengabarkan bahwa saya tidak lulus. Ketika saya tanyakan apa alasannya? dijawablah karena saya menggunakan jilbab. Jleb…sakitnya tuh disini bangetss. Saya pun bertanya lagi: Kenapa? kalau memang alasannya adalah jilbab, yah ngapain pula saya diundang untuk interview, toh di CV terpampang jelas foto saya menggunakan jilbab. pihak outsource hanya diam dan memberikan saya alternatif perusahaan lain.
c. Pertimbangan saya memilih sebuah bank untuk nabung, yah karena kebetulan aja kerja di bank (hehhe…) kalau enggak juga saya males, soalnya kalau nabung di bank bingung ambil uang tunai ketika perlu binggids…
Selamat buku barunya ^^
Ikutan ya, Mak Ranny, mau baca bukunya buat nambah-nambahin postingan di blog review bukuku http://www.bukudanhidupku.blogspot.com π
Nama: Leyla Imtichanah
Akun Twitter: @LeylaHana
Domisili: Bogor
1. Pengalaman yang mengenakkan sewaktu membuka akun bank Muamalat, CS-nya ramah dan sabar, karena waktu itu aku masih SMA dan banyak tanya. Benar-benar dilayani dengan baik, walaupun buka rekeningnya cuma bayar Rp 10 ribu atau berapa gitu, murah banget (seingatku sih ya, karena rekening pelajar). Pengalaman nggak enak, sewaktu dapat surat tagihan dari sebuah Bank Pemerintah, katanya aku “ngutang” ke Bank, padahal sih saldoku masih Rp 100 ribu, tp dipotong terus untuk biaya administrasi, lama2 aku malah jadi ngutang biaya administrasi. Nggak banget disebut ngutang, ditagih dgn diancam akan dilaporkan ke pihak berwenang. Padahal, cuman tagihan administrasi 60 ribu, itupun uangku udah hilang 100 ribu. Sejak itu, rekeningnya kututup dan nggak buka-buka lagi.
2. Aku pilih bank Syariah (Muamalat) karena nggak ada bunganya dan biaya administrasinya lebih murah dibandingkan yang lain. Bahkan, waktu pertama kali buka rekening, nggak ada biaya administrasi, cuman dipotong zakat 2,5%. Uangku jadinya aman, nggak dipotong-potong utk administrasi. Kedua, aku buka rekening mandiri dengan pertimbangan kemudahan transaksi (karena dulu sempat jualan buku sendiri), jadi teman-teman yang mau beli buku lebih mudah transfernya.
Nama : Melani Ika Savitri
Twitter : @aii_vitri
Facebook : Melani Ika Savitri
Domisili : Situbondo, Jawa Timur
Jawaban:
1. Pernah, semasa kuliah dengan salah satu bank milik pemerintah. Saldo saya tiba-tiba menipis drastis sampai nggak bisa diambil karena kurang. Saya kaget, langsung ke kantor cabang dekat kampus. Setelah lama mengantre, ternyata proses lama, dan ujung-ujungnya saya diminta mengurus ke pusat. Bolak-baliklah saya dari kantor cabang ke pusat-cabang lagi sampai beberapa hari hingga rekening saya normal kembali.
2. Saya sekarang memilih bank syariah, dan saya pilih yang sudah terekomendasi dari teman atau kerabat serta ATM dan kantor cabangnya mudah dijangkau atau tersebar di mana-mana. Biasanya buat nampung transferan dan transfer ke rekening lain jika diperlukan.
Udah ikut, semoga berjodoh dengan novel Mbak Ranny Affandy π
Nama: Aanisa Natasya Wulandari
Akun Twitter: @aanisanatasya
Domisili: Tangerang Selatan
1. Pernah dua kali di salah satu bank swasta yang pertama waktu itu saya sedang dalam keadaan urgent karena apa saya lupa ngantri untuk ke cs dan tiba-tiba pas udah giliran saya ada ibu-ibu maju dan yang bikin saya sebal mbak cs-nya itu bilang maaf ya mbak ibu ini duluan ya ibu ini lagi dalan keadaan urgent. Tolong deh saya juga lagi dalam keadaan urgent adil bisa kan? Saya sudah antri lama waktu itu sumpah saya kesel banget. Yang kedua saya pernah ngantri di teller pas giliran saya tuh mbak teller judes banget ngomong sama saya pas saya tanya jawab seadanya pokoknya ngeselin emang waktu itu saya gaya pakaian biasa aja ngak wah lah nah habis saya ada ibu-ibu yang pakaiannya gimana gitu maaf ya saya bukan nilai penampilan orang tapi serius deh yang buat saya sebal adalah pas ibu-ibu itu si mbak teller ramah sekali senyum-senyum terus. Kayaknya semua customer sama aja deh bisa gak sekali2 org gak membedakan dari penampilan.
2. Saya nabung ada di dua bank yang satu bank syariah, yang satu lagi bank swasta. Saya milih yang udah terpercaya sih dan gampang untuk bertransaksi, terus mesin atmnya ada dimana-mana. Emang sih yang bank syariah yang saya pilih itu mesin atm agak susah tapi kan masih bisa pakai atm bersama hehe. Dua tabungan saya itu masih di pantau orang tua saya sih karena saya masih kuliah tapi kadang kalo untuk setor uang atau apa saya disuruh sendiri:)
Yuhuuu…selamat ya Mba Ranny atas buku barunya. Aku pengin punya koleksi lengkap profesi ini nih, mulai dari The Bankers, The Lawyer, The Architect dll, secara dulu ikut audisi yg the lawyer ama the architect kagak lolos hihihi…
Nama : Uniek Kaswarganti
Akun twitter : @UniekTweety
Domisili : Semarang
Jawaban :
Pengalaman gak mengenakkan : jaman dulu saat sistem antri blm pake nomor, diiihh..panjang mengular dan bikin betis gagah membahana π ituuu…jaman lagi heitz istilah bank capek antri *aq ga sebut nama bank nya loh π
Pengalaman enak : tanya tinyi masalah servis bank, mulai dari asuransi sampe tabungan pensiun, dan dilayani dengan sangat ramah dan penuh perhatian (gak pake disambi lirak-lirik hp spt kebanyakan anak muda jaman sekarang). Sampai sekarang aq masih setia dengan bank ini.
Pertimbangan memilih bank tertentu ya karena kemudahan untuk transaksi dengan segala macam kemungkinan. Bisa transfer dg gadget, ATMnya banyak, kerja sama dg mini market dlm hal tarik tunai (loh loh loooh…koq malah modus ngambilin duit mulu hihihiii…). Eh yg penting ga susah lah cari koneksi ke ‘mesin uang’nya π
Terima kasih Mb Ranny, ditunggu buku2 berikutnya ya, sukses selalu
Nama : Bayu Iman Nurcahyo
Akun Twitter : @bayu_nomad
Domisili : Serang
Jawaban :
Pernah mengalami hal yang menjengkelkan saat di bank *** Kantor cab Jogja yaitu saat baru masuk kuliah di tipu atau mungkin halusnya kurang komunikasi antara pihak Kampus & bank, saat itu dari pihak bank bilang bahwa harus mengumpulkan foto 3X4 buat KTM (Kartu tanda mahasiswa). janjinya 1 minggu jadi, minggu depan kesana belum jadi. lalu bilang ternyata harus bulan Desember 2010 (Saat itu) nah kesana lagi juga belum jadi. padahal temen sekampus bikinnya di kampus dan 1 bulan jadi, setelah nunggu 2 tahun baru jadi tuh KTM. hadehh
halo ranny apa kabar? baru bisa online lagi nih. Allhamdulillah blognya udah bisa kebuka lagi. mudah2an aku bisa ikutan GAnya
jawaban nomor dua.
aku cari bank yang layanannya ramah, ga harus ngantri dan kalau bisa potongan atmnya murah hahahaha…
Nama : Susi Ernawati Susindra
Akun twitter : @susierna
Domisili : Jepara
Jawaban : Saya mempercayakan uang di bank Mandiri Jepara. Dan saya tidak salah pilih…. di bank ini ada sentuhan personal dan keakraban antara nasabah dan pegawai. Saya sudah hafal dan dihafal mereka yang selalu di depan. Bahkan pada tukang parkir dan satpamnya, kami biasa bertegur sapa ketika bertemu di luar. Jadi berasa diistimewakan. ^_^
Kalau pengalaman yang tak mengenakkan berhubungan dengan bank kredit…. waa.. ada pengalaman nyesek banget sampai sekarang. ga bakal ilang nyeselnya. gegara butuh uang super cepat, ga cek 2x waktu ambil kredit BPKB di bank kredit yg mengaku koperasi. Kami mengajukan di koperasi A dan ternyata di lempar ke koperasi B dengan selisih sangat jauh. Setelah uang didapat… ternyata bunganya 65% untuk pinjaman 1.5 tahun. Dah… kucewa dengan 2 koperasi itu dan jadi pelajaran sangat berharga agar tak lagi ambil pinjaman di bank kredit berkedok koperasi yang menjamur seperti itu. π
Btw mbak… twitter @Divepress-nya salah. Harusnya @divapress01
Nama : Ajen Angelina
Akun twitter : @ajenangelina
Domisili : Ruteng – Manggarai
Jawaban :
Pernah banget kartu atm aku ketelan di sebuah atm bank nasinal indonesia :v. akhirnya pergi ke bank yang bersangkutan bawa buku tabungan sama ktp. di sana dilayani CS yang judes minta ampun.
nama Ibunya siapa mbak? aku ngejawab Maria kandinai. itu nama aku. dia nheliat aku jutek.
“mbak yakin ini tabungan mbak? bukan tabungan orang lain kan?”
“emang tamoang saya kaya pencuri tabungan orang yah mbak?”
“enggak. cuma nama ibu mbak beda.”
“gantian saya yang bingung. sumoah itu nama yang saya kasih waktu bikin nama bank itu.”
“Saya ga boong mbak. itu nama ibu saya. dan ini tabungan saya dan atm saya ketelan. gimana ini agar saya dpt atm sekrang?”
“tapi nama ibu Mbak beda sama yang tertulis di sistem kami.” Kata mbaknya drbgan ekspresi lo pasti ngambil tabungan orang. saya kesal banget.. bangetlah. sialan! emang tampang saya nipu.
“mbak nanya lagi aja nama ibu mbak. nanti kalau sudah dpt nama yang benat baru kembali.” si Cs dengan tampang kesel sok ngusir. aku yang udah emosi angkat kaki sambil mencak2. Terus aku telpon mamaku. mamaku bilang
“kamu pake meri kandinai kali?” aku pun teringat kalau di tempatku nama Maria sering dipanggil meri. aku kembali keesokan harinya ke bank itu. pas lihat cs yabg sama aku bilang.
“boleh ganti CS nggak mas? CS yang itu judes.”
Aku ambil semua uang dari bank itu dan tabung ke bank lain.
mau…. selamat untuk buku barunya ya mbak. sukses bukunya, dan makin banyak karyanya