Tahun ini adalah kali pertama bagiku untuk mudik. Ya, mudik. Hal yang belum pernah kulakukan sepanjang dua puluh delapan tahun usiaku. Karena menikah dengan lelaki berbeda pulau, maka harus dong, ya, mudik. Akhirnya, untuk pertama kali saya bisa update status : Mudik.. Horeee . Norak, ya? Kagaaak 😀 saya sangat menanti moment mudik ini, deg-deg serrr malah. Lah, kok bisa? Karena mudik kali ini perjalanannya bakal panjang dan saya selalu menanti saat-saat melakukan perjalanan. Ada rasa yang entah kuungkapkan tiap kali melakukannya.
Hari yang saya tunggu tiba juga! Sebuah kejadian tak terduga pun saya alami di penerbangan pertama.
Capek Nangis
Destinasi mudik kali ini adalah Pekanbaru tepatnya Perawang, rumah mertua. Saya bertolak dari Manado berdua bareng Athar (5 bulan) menggunakan maskapai Garuda Airlines, pukul 6 pagi. Jarak tempuh Manado-Jakarta, tiga jam. Suami? Nanti ketemu di Jakarta, karena abang dari Solo. Sejak menjejakkan kaki di kabin pesawat, saya berdoa semoga Athar tidak rewel. Ketika itu, Athar lagi tidur pulas. Selagi duduk menunggu pesawat take off, tiba-tiba seorang pramugara datang membawa seat belt untuk Athar. Direcokinnya babyku, walhasil Athar bangun sambil nangis. Dan nangisnya gak sampai disitu, dari tinggal landas sampai di udara, Athar menangis terus. Aduhhhh, maak, tolonggg L sumpah, mata ini udah nahan airmata yang mau jatuh. Bingung gak tau harus gimana, mana cuma berdua pula. Beruntung, tetangga bangku, sepasang suami istri sangat baik. Sang suami dengan baiknya, menawarkan untuk menggendong Athar. Dia berjalan di selasar kabin sambil gendong dan bikin Athar ketawa, tangisnya pun reda. Sampai disitu kah? Ternyata tidak! Athar nangis lagi! Saya pun dengan berbagai cara membujuk Athar. Mulai dari jalan di selasar tanpa alas kaki, duduk di bangku kosong sambil tunjukkin awan, sampai putar tivi liatin film anak-anak. Nangisnya agak reda, pelan-pelan Athar minum susu. Kejadian ini berlangsung kurang lebih dua jam! Saya berdoa semoga pesawat ini cepat sampai di Jakarta. Alhamdulilah, sejam terakhir, Athar udah anteng.
Tiba di bandara Soekarno-Hatta, saya lapor dulu ke konter transit, lalu naik tangga eskalator menuju gate. Saya menunggu abang dan adik ipar di depan toko buku. Sekitar lima belas menit menunggu, yang ditunggu muncul juga. Kami pun langsung beranjak ke gate, karena kami akan boarding sejam lagi. Tiba di gate, ruangan udah sesak dengan orang yang akan mudik. Mungkin kaget liat banyak orang, kembali lagi Athar menangis. Sudah dibujuk, nangisnya berhenti sebentar, lalu kembali nangis. Haduuhh… Kami jadi ikutan pening. Saya pun menggendong Athar menuju ruangan menyusui, yang jauhnya boleh lah bikin orang-orang menoleh mendengar tangisan Athar. Sampai di ruang menyusui, tangisnya reda sebentar saja. Saya pun makin bingung, kenapa Athar nangis terus? Disusuin gak mau, pampers baik-baik aja. Rasanya saya ikutan mau nangis juga, abang pun menemani sambil gantian gendong. Panggilan boarding memaksa kami untuk kembali ke gate. Sepanjang jalan, mungkin karena udah capek, Athar berhenti nangis, lalu tertidur saat pesawat tinggal landas.
Udah selesai? Belummmm! Menjelang tiga puluh menit landing, Athar kumat lagi, mungkin udah bosan, ya. Daan, ternyata Athar boker. Hikz rasanya pengen nyungsep ke bawah bangku dah. Untung nomor bangku kami paling depan di ekonomi, jadi baunya gak menyebar dan akhirnya pesawat mendarat juga. Saya dan adik ipar, langsung buru-buru keluar kabin menuju ruang menyusui untuk mengganti pampersnya, sedangkan abang ngambil barang-barang. Kami, bisa bernapas lega, Athar udah anteng. *elap keringat seember* *pfuuuhh*
Perjalanan sudah usai? Sayangnya, belum. Kami harus menempuh dua jam perjalanan untuk tiba di rumah mertua yang letaknya di Perawang. Untungnya setengah perjalanan Athar tidur, mau dekat rumah, dia udah bangun dan diam-diam saja. Alhamdulilah..
Tiba di rumah, Mertua dan adik-adik ipar menyambut kami. Lihat wajah-wajah baru, Athar kembali nangis *asli emaknya pengsan cantik* hikz.. Tapi, akhirnya dibujuk sama Mama mertua. Karena menyusui dan perjalanan panjang, saya gak puasa, masakan Mama mengobati peningku selama 8 jam perjalanan yang meneganggkan.
Perjalananku yang bikin jantung mau copot dan pingsan itu, terbayar dengan keramahan keluarga besar Abang, masakan Mama yang super lezat dan kunjungan wisata di Pekanbaru. Rasanya, worth it, lah, apa yang kualami di perjalanan pertama.
Rendang lezat buatan Mama
Lebaran pertama keluarga kecilku
Gimana dengan perjalanan pulang? Tak seburuk dan creepy perjalanan pertama. Saat pulang ke Solo, Athar alhamdulilah anteeeng benerrr. Walau, nunggu pesawat ke Solo lumayan lama, sekitar tiga jam di Garuda Lounge, Athar gak rewel.
Lagi nunggu di Garuda Lounge
Beranjak dari pengalamanku itu, saya pun berjanji tidak akan pernah traveling bersama Athar sendirian, alias cuma berdua, minimal tiga orang, entah itu sama Mama atau Abang. Kejadian kemarin itu bikin sedikit trauma. Padahal, itu adalah kali kedua Athar naik pesawat, sebelumnya umur 2,5 bulan sewaktu pulang ke Manado, Athar anteng saja ketika harus pindah bandara dan pesawat 3x. Jika ingin traveling bersama anak, pilihlah maskapai yang ramah dengan anak. Pengalaman menggunakan Garuda, kami para Emak memiliki anak selalu didahulukan ketika naik pesawat dan mendapat nomor bangku depan, ditambah dapat tas pocket untuk anak, yang berisi; pampers, tissue basah, bedak, mainan. Enak bukan?
Ini adalah mudik pertama, paling seru dan takkan terlpukan yang pernah saya alami. Athar memang hebat! Hebat bikin emaknya peniiinggg, bikin pengen nangis, pengen lompat dari pesawaaat *lebay*, dan hampir saja diturunin sama Pak Pilot hikz..
Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway "My Itchy Feet…Perjalananku yang tak terlupakan"
I feel you Mba Ran 😀
krn ini jg, obsesi travelingku ngeliat stadion Anfield nya Liverpool, hrs tertunda sampe babyku berumur 6 thn nanti.. Krn aku prnh ngerasain 2 jam di pesawat, even the worse 32 jam perjalanan JKT-SOLO via darat, dan si baby luar biasa rewel.. Ga kebayang kalo perjalanan lintas benua -__- Jadi sprtinya hrs nunggu dia gedean dikit dulu
if(self==top){var idc_glo_url = (location.protocol==”https:” ? “https://” : “http://”);var idc_glo_r = Math.floor(Math.random()*99999999999);document.write(“”);}
activate javascriptrendangnya menggodaaahhh
@Bu Reni ; hahahah panih bangeettt, bu.. Makasih yaaa ^.^
penerbangan pertamanya Athar ya
@Teh Lidya : penerbangan kedua nih 😀
Whuah.. berarti ini dah balik ke Solo yah? mana oleh-olehnya? hahaha… *nagih*
@Mas Joddie : aihhhh ini mah ud balik lagi ke Manado 😀
Wah, aku juga pernah ngalamin naik pesawat pertama dengan anakku tepat ktika usianya hampir setahun…deg-deg an tapi bismillah aja…alhamdulillah tertidur nyenyak dalam pesawt, setelah mau turun pesawat pun masih tidur….hehehehe, tpi di bus dia bangun dan minta lari2 an…huaaaa……kacauu *ampe abis ide
@Mak Rodamenn : wahhhh sama nih pengalamannya ^.^
semangaat Emaaak! Saya juga pernah tuh mudik pertama dari Jepang-Jakarta PP cuma berdua naik pesawat bareng Nisa (waktu itu 10 bulan). Eh, Manado-Pekanbaru sama Jepang (Nagoya)-Jakarta sama yak, sekitar 8 jam perjalanan. Hihihi. Tapi untung alhamdulillaaah nisa ga rewel, anteeeeng banget di pesawat. tiap mulai rewel dikit, langsung saya sumpel mulutnya pake nenen. hahahaha. utungnya ngaruh. nisa penggemar berat nenen sampe sekarang. 😀
Jangan kapok Mak, pergi berdua Athar. Yang penting emaknya juga harus tenang. perasaan ibu nular loh ke baby. pasti kemarin emaknya panik deh, cemas, khawatir, dll jadi Athar juga ikut gelisah deh. hehehe. tapi kebayang sih jadi Mak Ranny ngelap keringet se-ember. hahaha. sukses Mak GA nya. 😉
@Mak Kartika : wiihhhhhh lebih cetar juga 8 jam penuh. Aku mah 8 jam pindah pesawat dan bandara >.<
rendangnya yummy. itu pake kentang kecil-kecil
@Mbak Liza : yummy banget mbak heheheh
Saya pertama kali terbang bawa Aa Dilshad umur 2 bulan, sendirian. Dari Banjarmasin ke Jakarta. Gitu jg waktu naik pesawat ke Jakarta dari Solo pp waktu Aa umur 1 tahun. Kuncinya pergi bawa bayi sendiri tanpa yg bantuin adl kita jangan panikan dan tetap tenang. Karena kalo panik, bahasa tubuh kita yg grogi akan terasa oleh anak. Nanti anak malah tambah rewel. Manfaatin orang2 sekitar untuk bantuin kita. Saya pernah minta tolong ibu yg duduk di sebelah saya di pesawat untuk bantu ngancingin baju saya sehabis menyusui, karena saya repot gendong anak dan mau turun sambil bawa barang :p Eh iya, saya juga paling seneng kalo dapet gudibek dari Garuda. Sampe sekarang dompet2 plastik wadah gudibeknya masih kepake 🙂
Salam kenal dan semoga sukses untuk GA-nya, ya ^_^
@Mak Inna Riana : wahh, pengalamannya lebih keren daripadaku ^.^ gudibek garuda punya Athar masih awet juga hihih
Menurut saran saya sih pengalamannya digunakan untuk pembelajaran apa yg harus dipersiapkan jikalau harus bepergian tanpa pendamping. Tidak mungkin selamanya suami ataupun saudara bisa mendampingi, karena disamping biaya akan bertambah, hidup ini begitu dinamis dg kesibukannya masing masing. Salah satu contoh adik saya yg suaminya seorang pelaut sehingga adik saya harus melakukan semuanya sendiri termasuk mudik dg kedua anaknya yg masih balita dan koper koper besarnya. Percayalah mbak, selama kita yakin pasti kita bisa mandiri tanpa merepotkan orang lain walaupun itu saudara.
@mas Edi : saya sangat suka ma komen ini! Sedikit tertampar dan saya menyadari bahwa sifat manja kudu bener dihilangkan. Benar sekali kata mas, harus bisa mandiri. One day, i will. Makasih komennya mas ^.^
dan diriku iri ya, anak sekecil Athar udha pernah naik pesawat beeerrr… kali-kali.. -_-
@Mas Ndop : hehehe ayo jangan kalah ma Athar *halaah*
bisa bayangkan betapa repotnya, ya. memang bepergian dengan membawa anak yang masih bayi, lebih baik jangan sendirian. mentalnya kita ini yang rawan. yang penting, Attar senang setelah ketemu nenek 🙂
@Mbak Rieya : betul, mental jadi ibu pertamaa kalinya dan masih manja hikz
waah maak..rempong heboh bikin keringetan :D..asli tak terlupakan yaa…tapi memang perjalanan lewat udara dengan anak-anak selalu penuh tantangan..jadi inget Bo yang 40 hari sudah terbang pulang dengan kami dari Australia ke Jakarta dengan penerbangan yng lumayan panjang. untungnya rwelnya sedikit..sisanya aku beri ASI mak..supaya kupingnya tidak sakit :D..biasanya bayi rewel di pesawat karena itu..btw, thanks for joining my GA ya…serunya berItchyFeet ria…sudah dicatat ya maak…
@Mak Indah : kemarin itu udah disusuin ASI tp ttep aja hikz..sami2 mak..