Dinginnya malam ini tidak seperti biasanya. Ac sudah kumatikan, tapi tetap saja dinginnya merasuk hingga ke tulang-tulang.
Keramaian sudah surut berganti hening, dan detak jam menemani dinginnya malam.
Kupandangi ruangan ini, tak ada yang berubah, hanya saja buku-buku di lemari itu terus bertambah. Ya, buku-buku koleksi berdua.
Ku lirik handphone yang sedari tadi disilent, 3 misscalled, 4 sms. Belum ada satu pun saya balas.
hmmm, sudah sebulan saya tidak bisa tidur seperti jam biasanya. Ada yang hilang, ya separuhku hilang. Sangat tidak mengenakkan jika kita kehilangan separuh diri kita. Sekarang sendiri lagi, yang dulunya terbiasa bersama, kini harus bisa sendiri. Yang tiap malamnya selalu mendengar dan melihat wajahnya, sekarang harus bisa meredam pedih tidak bisa melakukan hal itu lagi.
Sedih? Pasti kawan!
Saya yang sangat tidak pintar dalam hal perasaan. Bisa dikategorikan bodoh. Apalah artinya IPK 3, klien dimana-mana, prestasi, tetapi jika sudah berhadapan dengan perasaan, ahh ambigu.
Tak ada yang salah dengan hubungan kita sayang. Bukan seperti romeo dan juliet yang ditentang keluarganya, tidak juga seperti Dewi Amba dan Bisma yang tidak bisa bersatu karena Bisma memilih tidak menikah. Kita berdua hanyalah sepasang jiwa yang saling mencintai, yang dengan ego masing-masing tidak mau saling mengalah, keras, sakit tapi selalu kembali lagi.
Tapi, pada akhirnya kita berdua berada dijalan yang berbeda. Genggaman eratmu tidak lagi mengiringi langkahku.
Dirimu telah membawa separuhku, bawalah 🙂 ku titipkan kepadamu.
Tak terasa, adzan subuh sudah terdengar dan saya masih terjaga. Bulir-bulir air mata perlahan jatuh juga. Ku coba memejamkan mata ini, tapi tetap tidak bisa.
Ku putuskan untuk berwudhu, mengadu kepadaNya, biar ketenangan hati selalu ada.
Tak terkira disampingmu.. Adalah hal terindah yang pernah ku inginkan.. Tak terkira di pelukmu.. Adalah hal terindah yang pernah kurasakan..
Hal terindah – Seventeen
apa lagi nih? break lgi?