Liburan pendek ke Manado kali ini sangat dinanti oleh Athar. Gimana tidak, dia sudah membayangkan akan dimanjakan oleh Ayi (tantenya a.k.a Cici) selama liburan.
Memang sih nggak ada yang salah dengan hal tersebut, saya yakin semua keluarga pun pasti mengalami hal yang sama. Cici saya memang dekat banget dengan Athar, jadi tiap ada permintaan selalu diturutin. So, nggak heran yes Athar begitu bersemangat pulang ke Manado.
Apa yang nggak bisa dia lakukan selama di Solo, bisa dengan mudah dinikmatinya di sini. Apalagi kalau bukan perkara gadget.
Sudah dua minggu kami di Manado dan selama itulah Athar merasakan nikmatnya dimanja dalam hal menggunakan gadget. Dalam seminggu hampir tiga sampai empat kali gadget dipakai oleh Athar, tiap malam ada saja alasannya untuk tidur di kamar Cici karena pengin main gadget.
Ditambah lagi di rumah wi-fi nya kencang, beuh makin happy lah dia. Selama pegang gadget, Youtube seolah menjelma menjadi ‘pil kebahagiaan’ bagi Athar.
Tapi, saya nggak suka melihatnya. Saya pun beberapa kali marah perihal gadget ini. Dan, Athar seperti memiliki ribuan akal untuk bisa bermain gadget. *fiuh
Saya akui, di Solo dalam sebulan Athar hanya pegang gadget seminggu sekali di hari sabtu. Selama hari itu, sekali saja mainnya. Kami nggak memberikan akses internet di gadget, makanya beberapa permainan dan aplikasi edukasi sudah didownlad, pun ada dua video yang bisa diputar di Youtube dalam mode offline.
Kenapa kami begitu keras dalam hal gadget ke Athar?
Begini Ma, Athar masih dalam tahap usia golden age, segala perilaku terbentuk di usia ini. Kami nggak ingin Athar terlalu fokus main dengan gadget, kami ingin Athar menikmati dunianya, bermain dengan teman, melakukan aktivitas interaksi dengan orang lain.
Bermain gadget selain membuatnya menjadi kecanduan, matanya pun sering merah, ini yang saya khawatirkan. Belum lagi kalau sudah bermain gadget serasa nggak peduli dengan lingkungan sekitar loh. Benar nggak? Kita saja orang dewasa kalau main media sosial seperti ‘dalam dunia sendiri’, begitu juga dengan anak-anak. Mereka pun malas bergerak.
Nah, momen liburan ini sungguh memporakporandakan apa yang telah saya lakukan selama ini. Saya sedih.
Strategi Minimalisir Gadget Selama Liburan
Saya pun memutar strategi.
Beberapa hal saya catat dan omongkan ke Mama juga Cici. Karena kerja sama antar anggota keluarga itu penting demi kemaslahatan perkara gadget ini.
Nah, sekarang ini lagi ngetren aplikasi edukasi dan permainan dengan scan kartu dari produk yang dibeli.
Saya menemukan dua produk yang memberikan kartu, lalu saya download aplikasinya dan mencoba. Dua produk tersebut adalah Nyam-Nyam dan So Good.
Nyam-nyam memberikan akses ke permainan balap, hanya saja bingung mainnya. Sedangkan So Good, ini keren banget! Karena yang diberikannya adalah sebuah aplikasi berbasis edukasi anak dan juga untuk Mama.
Cerita dan Resep di Dalam Aplikasi So Good Cerdik
Masih penasaran dengan aplikasi edukasi ini? Beklah di bagian ini saya akan menceritakan bagaimana saya begitu bahagia ketemu dengan aplikasi ini.
Berawal dari beberapa hari lalu, Cici membeli nugget, chicken stick, bakso dari So Good yang tak lain adalah permintaan Athar. Nah, di salah satu kemasan yaitu nugget ayam alphabet, ada sebuah stiker kecil bertuliskan, “So Good CERDIK, berhadiah frame dan digital stroy AR.”
Saya mengerut, “Apa pula ini?”
Karena kepo, saya membuka bungkusan dan ada sebuah frame berbentuk buku dari bahan plastik juga kartu berukuran segi empat kecil. Ada petunjuk di balik kartu bagaimana cara memakainya.
Baca juga : 2 Kreasi So Good ayam potong
Cara menggunakan aplikasi So Good Cerdik.
- Download aplikasi So Good Cerdik di playstore
- Setelah didownload, masuk ke aplikasi dan silahkan pilih mau mulai atau cari resep.
- Untuk membaca dongeng, klik mulai.
- Muncul 3 cerita, tiap cerita ada dua part. Silahkan dipilih sesuai kartu.
- Scan frame. Akan muncul tulisan, “Matikan fungsi AR untuk membaca tanpa frame.” Sebaiknya matikan AR untuk menikmati sensasi cerita dalam bentuk 3D.
- Bagi Mama yang pengin mendapatkan inspirasi menu masak, bisa klik resep.
- Ada 3 pilihan : bekal sekolah, enjoy snack, family party. Pilihan akan ditentukan berdasarkan kartu yang Mama punya.
- Setiap bagian, ada dua resep super gampang yang bisa Mama sontek.
FYI, kartu digital story ini hanya ada di produk So Good siap masak (Bakso, Nugget, Stick, Seafood, Shaped Nugget, Whole Muscle, Sausege) kemasan 400 gram.
Saya kagum dengan digital story ini. Kenapa?
Karena modelnya 3D, bisa gerak-gerak, ada suaranya juga. Seperti berada di zaman yang super cangih di mana cerita nggak lagi dibacakan oleh kita tapi ada yang menceritakan lengkap dengan gambar bergerak. *awesome!
Ini adalah kali pertama kami memiliki digital story. Beuh jangan tanya reaksi Athar, dia begitu excited dengan aplikasi ini. Begitu pun dengan saya. Hehehe …
Walaupun ceritanya pendek karena bersambung which is harus beli produknya lagi, tapi saya puas. Karena Athar memiliki satu pengalih yang baik untuknya. Iyes, Athar suka banget sama buku cerita, meminta saya membacakan dan dengan mudah dia menyerap ceritanya lalu menceritakan lagi.
Setiap kali mengkases aplikasi So Good Cerdik ini, saya berusaha melakukannya secara terpisah antara Kei dan Athar. Karena, kalau berdua sama-sama mengaksesnya maka yang ada berantem mau pegang gadget.
Saya pun turut merasakan dampak positif dari aplikasi ini. Karena, sebagai chef di rumah saya kadang suka kehabisan ide masak! Hiks … Berbahagialah para Mama karena sekarang dimudahkan memeroleh resep dari aplikasi So Good Cerdik ini!
Thank You So Good Cerdik
Saya percaya di aplikasi edukasi ini ada manfaat yang bisa kita (para orang tua) petik. Beberapa poin ini saya rasakan ketika berduaan dengan Kei dan Athar saat mengakses So Good Cerdik.
Poin pertama bagi saya itu sangat berarti banget, bonding.
Selama ini saya mulai jarang membacakan cerita untuk anak-anak. Padahal, Athar itu paling senang dengan buku cerita dan saya membacakannya. Seperti oase, bisa kembali lekat dengan cerita itu sungguh membuat saya mengurangi rasa bersalah yang selama ini diam-diam melingkupi.
Dari kedua anak, Athar yang sudah mulai sedikit keras kepala. Dan saya pun tak luput menjadi penyebabnya.
Tahu nggak, setelah berpelukan, menemani Athar mengakses So Good Cerdik dan main permainan dinosaurus, dia memeluk saya. I’m melted.
Begitu besar ya efek bonding ini. Dan kadang, kita sering absen melakukan hal-hal kecil berdua dengan anak sehingga bonding ini memudar.
Next time Athar main gadget, saya akan ‘mencuri’ sedikit waktu untuk bercerita lagi tentang dongeng yang lain. I promise, kid!
Saya pengin berterima kasih pada orang-orang yang telah menciptakan aplikasi edukatif seperti So Good Cerdik ini. Besar banget harapan saya, akan ada penambahan menu atau cerita ke depannya. Plus tentunya resep dong.
Baca juga : 3 Kreasi So Good siap masak
Gadget dan Kepercayaan
Satu hal yang saya pelajari, senyum yang terukir di wajah mereka ketika kita (orang tua) memberikan gadget pada anak berarti sebuah kepercayaan telah diberikan untuk mereka. Dan terkadang, kita sebagai orang tua enggan memberikan hal itu karena usia mereka. Tapi, sebenarnya di usia dini itulah kita harus mulai menanamkan kepercayaan pada mereka untuk melakukan hal-hal yang disukai dan mereka harus tau apa efek jika sebuah kepercayaan dilanggar. Trust me, mereka akan berusaha untuk memegang kepercayaan itu.
Kini, Athar tanpa diminta menyerahkan sendiri gadgetnya, walau dia tahu bisa mengaktifkan internet dan menggunakannya seharian penuh. Dia mulai belajar bertanggung jawab atas kepercayaan yang saya berikan. Dan saya pun lega bisa memberikan kepercayaan padanya.
Well, masa liburan di Manado tersisa beberapa hari lagi. Sekarang saya nggak perlu wiswas lagi dengan gadget dan Athar. Isi gadget aman dari hal-hal negatif, tetap mesti kontrol dan terutama saya harus bisa menyisihkan waktu untuk bersama mereka.
Semangat!
gadget gak melulu negatif, karena haregene gak mungkin juga ngelarang anak kenal gadget, yg penting diawasi dan ada jam2nya … so good cerdik ini bisa bikin anak makin cerdik
pe er banget mbak buat aku meminimalisir gadget buat anak, di rumah sudah bebas, eh di luar terpengaruh teman-temannya
E buset,, saya malah harus ada gadget pas liburan. Kalau dipikir-pikir, sudah kayak dijajah gadget. bingung
@Mas Andhika : (((dijajah gadget))) hihihh tapi emang benar sih ya, gadget itu sudah menjajah kita dan berhasil bikin kita menjadi pengabdi gadget. Lol. 😀 gpp laaah ada gadget asalkan bisa manage waktu kali yaa 😀