Be A Great Mommy And Wife Is My Pride

* Apa Arti Kebanggaan?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), arti dari kebanggaan :

            noun

            1. kebesaran hati; perasaan bangga; kepuasan diri;

* Kebanggaan Versi Ranny

Memasuki dunia pernikahan, saya seperti berada di dunia petualangan.  Bak petualangan Kapten Jack Sparrow , kami mengarungi lautan dengan bahtera yang bernama pernikahan untuk mencari harta karun.

Petualangan dimulai dengan  adaptasi  suami yang memiliki latar belakang budaya  yang berbeda dan kota baru yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kota yang selama ini saya lahir dan tinggal. Menghadapi kedua hal tersebut, tak jarang saya menemukan sensasi-sensasi yang membuat saya bersyukur dengan kehidupan sekarang ini.

Selama ini saya selalu berada di area comfort zone.

Setelah menikah saya benar-benar harus bisa mandiri. Saya mulai belajar menjadi istri idaman suami. Perlahan saya mulai belajar masak, membersihkan rumah sendiri tanpa dibantu pembantu dan yang terutama saya harus bisa menjadi manajer keuangan yang handal, mengelola keuangan agar tidak defisit dan menyisakan tabungan.

Beberapa bulan berlalu, saya pun mendapat petualangan baru, saya hamil.

Emosi seorang bumil sering naik turun dan saya beruntung memiliki suami yang pengertian. Suami tidak memberatkan saya dengan pekerjaan rumah tangga, tapi saya bersikeras untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu kecuali menyuci dan nyetrika.

Kami menemukan harta karun! Ya, setelah sembilan bulan mengandung, akhirnya saya melahirkan seorang bayi laki-laki mungil yang kami namai Javas Athar Narayana Iskandar. Petualangan semakin seru!

Sebagai orang tua baru, kami jungkir balik mengurus Athar. Berbekal bacaan dan bantuan mamaku, perlahan kami bisa mengurus Athar. Jujur, kami sedikit dimanjakan (lagi) oleh bantuan mamaku dalam mengurus Athar.

Sewaktu Athar berumur dua bulan setengah, saya pulang Manado. Hampir tiga bulan saya tinggal di Manado, pastinya banyak tangan yang mengurusi Athar.

Menjelang Lebaran, saya mudik ke kota suami, Pekanbaru. Di Pekanbaru sekali lagi banyak tangan yang membantu mengurusi Athar. Liburan selesai. Kami balik ke Solo saat Athar berumur lima bulan.

Dan kali ini saya benar-benar sendiri, tak ada mama, tak ada cici, tak ada yang lain membantu saya mengurusi Athar. Hanya ada suami.  Saya benar-benar melakukannya sendiri dengan bantuan suami. Kami saling berbagi peran.  

Saya tidak menggunakan jasa baby sitter, hanya ada si bibi yang mengurusi cucian, setrikaan, ngepel, nyuci piring. Untuk Athar saya urusin sendiri. Suami tak memberatkan soal masakan. Tapi, sebagai istri saya tak tega melihat suami pulang dalam keadaan lapar dan tak ada makanan di meja makan.

Saya pun mengatur waktu agar bisa masak sekaligus meng-update blog disela-sela ngurus Athar. Sungguh satu pengalaman yang membuat saya terharu. Akhirnya, saya bisa mengurus Athar 100% tanpa bantuan siapapun. Capek? Pasti. Tapi, worth it!

Ada selusup rasa bangga ketika saya bisa mengerjakan semua itu. Selama ini tak ada yang bisa membuat saya berujar  ‘saya bangga’.

Tapi kali ini, saya benar-benar  berujar  ‘Saya bangga!’. Saya bisa mengurus Athar dan menyiapkan segala keperluan suami dan rumah membuat saya bangga.  

Kami mengurus Athar dengan cara kami. Saya tak peduli dengan segala macam omongan tentang ASI lah, sufor, diapers ini lah itu lah, makanan ini itu, stroller yang branded. Saya hanya peduli bagaimana mengurus dan membesarkan Athar dengan tangan sendiri dan dengan cara kami berdua.

Sekarang Athar berusia delapan bulan. Bangga yang saya rasakan sekarang, membentuk satu motivasi untuk menjadi istri dan mommy yang hebat.

Hebat dalam artian, bisa mengatur rumah tangga, bisa mengurus dan membesarkan Athar, menjadi istri soleha untuk suami. Tapi saya sadar, saya ini hanyalah manusia, kebanggan terbesar itu milik Sang Empunya Hidup.

Dan pastinya dalam perjalanan, ada celah yang tak bisa saya hindari. Saya hanya bisa mengucapkan bangga itu dalam hati saja, sambil berdoa, semoga rasa bangga ini tidak membuat saya riya’.

Perjalanan bahtera pernikahan kami masih panjang.

Bangga yang saya rasakan sekarang ini adalah bekal bagi saya sekaligus cerminan untuk lebih rendah hati, tidak gampang berpuas diri dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurus rumah tangga lebih baik lagi ke depannya.

Camera 360

 **

4 Comments

  1. Evi Sri Rezeki (@EviSriRezeki) 30 October 2013
    • ranny 30 October 2013
  2. 12 Menit 19 October 2013
  3. The Others 19 October 2013

Leave a Reply