Pernah mendengar istilah peer to peer lending dalam dunia pinjaman dan investasi?
Kalau saya pribadi iya sering dengar, dan pernah membaca beberapa artikel terkait investasi ini.
Namun, pada tau nggak apa itu peer to peer lending?
Jadi, peer to peer lending adalah sistem pinjaman terintegrasi yang memanfaatkan jaringan online.
Lending atau P2P selanjutnya jadi sebutan singkat untuk sistem pinjaman ini. Walaupun masih jarang didengar, sistem ini banyak direkomendasikan karena fleksibel dan aman dalam satu waktu.
Dan, dari beberapa artikel yang saya baca, ini adalah investasi yang disukai oleh milenial.
Apabila kamu sedang memerlukan suntikan dana, tentu saja bisa menggunakan opsi ini sebagai jalan keluarnya.
Kamu harus jeli dalam memilih badan keuangan yang menyediakan opsi ini. Salah satunya kamu bisa memilih Amartha yang telah berpengalaman di bidang ini.
Lalu apa saja yang harus disiapkan agar proses pinjaman P2P berjalan lancar?
Tips Agar Proses P2P Lancar
Rasa was was pasti menyertai saat pertama kali melakukan sesuatu. Tidak terkecuali dalam proses lending.
Dalam sistem P2P ada tips yang bisa dilakukan agar prosesnya lancar tanpa meninggalkan masalah berarti.
Selain harus memahami apa itu peer to peer lending, beberapa hal di bawah juga bisa jadi rujukan.
- Kenali Badan Pinjaman
Hal awal yang harus dilakukan yaitu kenali badan peminjam dana.
Perhatikan kelegalan perusahaan.
Segala jenis perusahaan berbasis keuangan yang terpercaya tentulah memiliki kriteria tersendiri.
Badan pinjaman keuangan terpercaya ternyata memiliki beberapa indikator yang bisa ditelaah sendiri. Beberapa diantaranya :
- Surat kelegalan perusahaan
- Nomor registrasi untuk badan keuangan
- Label badan telah terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
- Pegawai terlihat profesional
- Sistem pinjaman yang sederhana
- Nasabah yang ramai
2. Siapkan Persyaratan
Siapkan persyaratan yang sekiranya akan dibutuhkan ketika proses peminjaman akan dimulai.
Karena P2P lending berbasis online maka salah satu yang harus disiapkan yakni skill menggunakan platform digital. Tidak perlu khawatir kesulitan, kamu akan dibimbing langsung oleh pihak perusahaan.
Persyaratan umum seperti bukti identitas diri juga perlu disiapkan sejak awal agar tidak kewalahan. Prosesnya yang tergolong cepat mengharuskan siapapun pihak peminjam harus sigap mempersiapkan segala persyaratan.
Baca juga : Ciri-ciri pinjaman online yang aman
3. Dalami Sistem Pinjaman
Tidak hanya mengetahui permukaannya saja, kamu juga perlu mendalami sistem pinjaman.
Dari mana uang akan dipinjamkan (sumber dana), jangka waktu peminjaman, pengecualian hingga jumlah suku bunga yang diajukan.
Pendalaman alur juga bisa dilakukan terkait bagaimana prosedur peminjaman atau bahkan pembatalan. Dengan begitu segala proses bisa dilalui dengan tenang tanpa takut tersesat di jalan.
4. Lakukan Survey Kecil Kecilan
Untuk menemukan perusahaan dengan sistem peer to peer terbaik tidak ada salahnya melakukan survei kecil kecilan.
Ini bisa membantu kamu sebagai calon peminjam untuk menyeleksi penyuntik dana.
Amartha telah banyak dipercaya nasabah untuk peminjaman dana baik perorangan atau berbadan dengan sistem P2P.
Ingat, jangan sampai menyesal di kemudian hari hanya karena termakan penawaran dari perusahaan bodong.
5. Kritis Bertanya saat Diajukan Perjanjian
Perjanjian tidak luput dari proses peminjaman.
Nantinya pihak peminjam akan disuguhkan serangkaian kalimat perjanjian yang sifatnya mengikat. Ketika perjanjian telah ditekan maka pihak peminjam akan dibebankan kewajipan berlapis.
Sebelum mengadakan perjanjian tersebut kamu tentu dipersilahkan untuk bertanya mendalam terhadap poin-poin perjanjian yang disuguhkan.
Ini dimaksudkan agar tidak terjadi misunderstanding bahkan karena hal sepele.
Kesimpulan
Banyak opsi yang bisa dilakukan untuk mendapatkan dana modal bisnis.
Tidak memandang perorangan atau pun berbadan usaha, sistem P2P memungkinkan siapapun untuk memulai bisnisnya.
Jangkauan yang sangat luas membuat pihak peminjam tidak perlu dihantui rasa takut kehabisan pinjaman dana.
Tunggu apa lagi? Yuk, mulai ikuti sistem lending P2P ini.
Aku selama pandemi ini banyak invest di P2P Ran. Aku main di akseleran, investree, modal rakyat dan asetku. Amartha aku blm coba. Sampe saat ini slalu puas Ama return yg di dapet, aku blm prnh ngalamin kerugian ato gagal bayar, Krn aku slalu cek history dari si borrower. Dan rating yg aku pilih mjnimal bgt B . Kalo yg C agak serem high risk :D.
Cuma belakangan ini bbrp platform P2P udh mulai bikin RDL (rekening dana lender) yg mana hrs bikin rekening bank tertentu, supaya uang p2p kita bisa ditrf ke sana. Masalahnya ada p2p yg rekanan RDL nya Ama BCA, ada yg Ama Danamon. Lah aku yg termasuk ga suka buka rekening terlalu banyak jd males. Rekeningku slama ini cm ada 2 HSBC dan CIMB.. Dan buatku udh paling menguntungkan krn ga ada fee trnsfer kemanapun dan bisa ditarik sampe nol DI ATM (untuk HSBC). Lah kalo dipaksa utk buka BCA yg mana ada admin fee dan trf aja bayar, kan males yaaa. Ya harusnya mereka itu partner Ama beberapa bank lah. Jgn cuma BCA. Dikira semua makhluk Indonesia kepengin buka itu rekening apa :p. Kesel aku jadinya :p. Akhirny ada platform P2P yg aku bakal tutup, setelah semua pembiayaan jatuh tempo. Drpd hrs buka rek di bank yg aku ga suka, yaaa mendingan aku tutup si p2p nya. Aku ttp main di P2P yg memang rekening RDL nya aku punya.
The best ini mah! Thanks for sharing Fan. Jadi, teman-teman P2P ini aman ya untuk investasi. Dan emang sih kalau buka banyak rekening itu ribet, ribet inget pasword:(