Stalking, Why Not?

Stalking. Sepertinya semua pernah melakukan kegiatan ini dengan tujuan apapun. Termasuk saya. Mungkin, perempuan itu bisa dikatakan paling banyak melakukan stalking, ya. Hahahah whatever it..

Ceritanya, minggu kemarin saya insomnia. Memang sih insomnia saya masih taraf stadium satu, gak tiap hari. Nah, karena gak tau mau ngapain, mau nonton males, abang dinas, si kecil udah bobo, mau ngetweet pun males, jadilah stalking sebagai pilihan terakhir.

Stalking siapa?

  1. Instagram

Social media satu ini paling asik untuk dijadikan sasaran stalking. Biasanya saya suka stalking artis-artis 😀 dan online shop. Hohoho saya memiliki online shop kecil-kecilan dan berencana mengembangkannya, jadi stalking saya ini termasuk positif *haiayaah* hehehe karena mencari tahu harga-harga barang yang dijual secara online, setidaknya saya punya referensi harga dan kualitas saat memasarkan produk nanti.

Jadi, kemarin malam itu *tepatnya tengah malam*, saya mencari model kebaya. Desember nanti, adik ipar mau nikah dan sampai sekarang saya belum menemukan model yang pas. Mulailah saya stalking, dari akun @kebaya_inspirasi sampai ke @verakebaya, @dhidietmaulana dan @mikelewis *loh*.

Saya sampe puyeng lihat beragam model, dan akhirnya ada 3 model yang pas di hati, semuanya saya temui di akun @verakebaya. Di akun desainer yang terkenal dengan tenun ikat dan memiliki label IKAT @dhidietmaulana, saya makin termotivasi untuk mengembangkan usaha dan memiliki label sendiri. *aha thank yu so much ^.^.

Dari akun mas desainer itu, saya sampai ke host insert @mikelewis. Koleksi fotonya lumayan banyak, dan dari hasil ‘stalking’ itu, saya salut sama Mike. Kenapa? Sebagai single parent, dia termasuk family man. Banyak foto kegiatan anaknya, Kenzo, dan foto bersama Mamanya. Such a loveable one *halah*. Semoga dapet istri yang soleha, sayang sama Kenzo dan keluarga ya bang Mike. *macam kenal dekat saja* hehehe

Stalking ini bagi saya positif, karena saya mendapatkan tiga hal :

  • Model kebaya yang dicari
  • Termotivasi untuk secepatnya mengembangkan usaha
  • Senang mengetahui ada artis yang tipe family man *hasyaaah* 😀
  1. Facebook

Kalo ini, saya lakuinnya baru dua hari lalu. Mata ini masih saja seribu watt padahal udah tengah malam. Terlintas satu orang di pikiran ini ketika menatap kolom search *maaf dirahasiakan namanya*. Sebenarnya it’s not good sih karena orang yang saya stalking ini berhubungan dengan masa lalu.

And then, jari ini tak bisa dihentikan!

Melihat berandanya tidak dikunci, saya membaca status-status dan uplod fotonya. Saya pun tersenyum. Saya seperti tersedot dalam pusaran waktu yang membawa kembali ke satu waktu. Waktu di mana saya membaca sebuah email. Isinya kurang lebih seperti ini :

“Ny, saya menemukan seseorang yang mirip denganmu. Dari senyum, cara berpakaian hingga hoby.”

Gosh, i think he’s lied but he’s not. Ada satu foto yang bikin saya terpana, dan isi email itu seperti film yang tengah diputar. Ada jeda saat mata ini menatap foto-foto itu.

Terbersit satu pikiran, dia gak bisa move on? *saya lagi pede juta* 😀

Mungkin saja saya salah. Tapi, ironis sekali berhubungan dengan orang lain tapi orang itu kok mirip dengan mantan.

Tapi, saat menatap semua itu, saya tersenyum. Dan, saya pun tahu saat itu juga, bahwa saya telah memaafkannya. Saya memang tak bisa melupakan apa yang sudah dia lakukan, tapi luka itu ternyata tidak menganga lagi, sudah sembuh.

Omongan demi omongan pun mulai berputar di benak.

“Sudahlah, Ran, lupain saja. Allah gak tidur. Percaya sama Mama, kelak kamu akan lihat karma akan turun padanya.” –Mama-

“Dek, buat apa menyimpan dendam? Gak akan menyelesaikan masalah. Mau bunuh dia? Abis itu masalah lagi kan? Ade sekarang sudah punya keluarga, konsen saja urus baby kita dan masa depan. Lupakanlah dendam itu.” –Abang-

“U deserve a better one, Ran. And u deserve to be happy.” –Eva dan Gita-

Setelah itu, saya close FB dan beralih ke twitter.

Yess, what they said is true. This is the time. A time to forgiveness.

Dendam? Sudah tidak lagi. Saya yakin, karma will slaps you.

I have a better life now. It’s just a great thing that Allah give to me.

Stalking tak selamanya bernada negatif, kecuali kalian stalking di dunia nyata plus maya, nah ini baru dibilang gangguan kejiwaan :D. Seperti yang saya lakukan, stalking ini menghempaskan saya ke masa lalu, dan secara tiba-tiba ditarik lagi ke masa kini. Pada akhirnya, saya tiba di satu titik, yaitu memaafkan. Rantai kecil berlabel dendam sudah terlepas. Langkah ini pun terasa ringan.

Memang benar, Dia telah menyiapkan waktu yang tepat untuk sebuah kejadian.

So, siapa saja yang sudah kalian stalking? 😉

14 Comments

  1. ndutyke 26 September 2014
  2. ndop 24 September 2014
  3. ranny 24 September 2014
  4. Ety Abdoel 23 September 2014
    • ranny 24 September 2014
  5. Ceritaeka 23 September 2014
    • ranny 24 September 2014
  6. Diba 23 September 2014
    • ranny 24 September 2014
  7. Diba 23 September 2014
  8. Riski Fitriasari 23 September 2014
  9. Gita 23 September 2014
  10. Grace Melia 23 September 2014
    • ranny 23 September 2014

Leave a Reply