Beli Tas Bajakan, Ya Atau Tidak?

taspalsu

Im a bag lover!

Iyes, yang namanya wanita tuh koleksi tas pun beragam pastinya. Mulai dari model tote bag, sling bag, clutch bag bahkan ransel pun ada. Tergantung kebutuhan kita aja sih mau ke mana. Kalau saya pecinta tote bag. Secara muatannya bisa banyak, bisa dipakai hangout ke mal ataupun traveling.

Jika ditanya soal brand tas yang saya pakai, bervariasi. Saya tipe penyuka tas handmade dan berbau lokal, ada juga saya beli di mal maupun salah satu brand luar yang ada MLM-nya (pasti pada tau deh). Oke, sebut saja ya, merk eVb, Dowa, Sophie Martin dan satu produk lokal yang saya beli di Mal sewaktu pameran. Alasan saya lebih condong membeli tas-tas tersebut karena nggak ‘pasaran’ modelnya, jadi bakal jarang deh ketemu orang makai sejenis di jalan. Hehehe..

Pernah beli nggak tas branded yang lagi hits? Nggak! Ah, pasti bohong nih! Serius saya nggak pernah beli tas branded yang lagi hits tapi saya punya. Kok bisa? Lah wong dikasih. Jadi, saya memiliki lima tas branded yang hits itu, Hermes dan Gucci. Kalau yang Hermes dikasih teman kantor sewaktu jalan-jalan ke Cina, dikasih sahabat yang punya online shop dan yang Gucci hadiah sewaktu nikah. Tapi, semua saya tinggalin di rumah Mama.

Tas-tas branded itu mudah sekali ditemui dengan harga, kualitas yang berbeda-beda. Sebut saja merk yang seringkali ditemui antara lain Louis Vitton, Chanel, Gucci, Christian Dior, Prada, Fendi, Bottega Venetta, Burberry, Charles and Keith. Pasti lah, ya, sering kita lihat tas-tas merk itu dengan beragam modelnya. Memakai tas itu barangkali kesannya sophisticated, mewah dan tentunya lebih gaya. Status sosial orang yang menjinjingnya secara otomatis ikut terangkat. Karena itu, banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk bisa tampil gaya dengan tas desainer, salah satunya bahkan dengan membeli bajakan.

Tas Bajakan Berharga Jutaan

Perdagangan tas palsu kian marak saja di negara kita. Penjualnya secara terang-terangan, tanpa takut-takut. Di setiap kota pasti banyak ditemui di tempat grosiran hingga online shop. Yang lebih menyedihkan, nggak jarang butik-butik mahal elite juga ikut-ikutan menjual tas palsu. Bahkan, arisan ibu-ibu kalangan atas sekalipun bisa menjadi ajang jual-beli tas palsu. Model yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari yang paling gres, best selling hingga yang klasik.

Di mana sih buatnya? Dari lokal hingga dari luar negeri. Sebut saja negara yang sering menjadi suplier tas palsu seperti Cina, Korea, Taiwan. Nah, tas buatan negara ini memiliki istilah dagang KW 1, KW 2, KW Super, Semi Ori. Wih pusing lah, ya heheheh.. Harganya pun tidakbisa dibilang murah. Bisa jutaan rupiah mendekati harga asli. Bahkan jika tas-tas asli disertai sertifikat, maka tas-tas palsu itu pun dibuatkan seritifikat. Wow banget deh!

Tas Bajakan Membawa Banyak Kerugian

Barangkali, ya, kesadaran masyarakat kita terhadaini ada banyak kerugian membeli barang palsu boleh dibilang masih minim. Padahal, di balik semua ini ada banyak pihak yang sangat dirugikan. Coba deh, kita lihat lebih lanjut kerugian apa saja yang ditimbulkan oleh tas bajakan.

  1. Kerugian utama ada di produsen aslinya. Karena, pemalsuan sama dengan pencurian, baik dari segi karya cipta maupun uang atau harga yang semestinya diterima produsen asli.
  2. Sebagai konsumen juga kita ikut dirugikan. Sudah kualitasnya belum tentu terjamin dan tidak mendapat garansi jika terjadi kerusakan, dengan membeli tas palsu berarti secara tidak langsung kita ikut mendukung kegiatan perdagangan ilegal bebas pajak.
  3. Kerugian penerimaan pajak bagi pemerintah. Di mana-mana, praktik pemalsuan semacam ini umumnya menghindari pajak.
  4. Kegiatan pemalsuan ini berdampak buruk bagi perkembangan investasi Indonesia dan dunia yang bisa memengaruhi perekonomian global. Keuntungan dari praktik ilegal ini berkaitan dengan pendanaan kegiatan kejahatan, peredaran obat-obatan terlarang dan kegiatan terorisme internasional. (Sumber : IACC.org)
  5. Pemalsuan tas-tas premium ini juga berhubungan dengan eksploitasi tenaga kerja. Di Cina, pekerja di pabrik tas palsu kebanyakan adalah wanita, bahkan tak sedikit anak-anak, yang harus bekerja melewati jumlah jam kerja sewajarnya dan dibayar dengan upah minimum.

Mau membeli tas bajakan, itu kembali lagi ya ke pribadi masing-masing. Pasti bakal bilang, “Ini kan duit saya, suka-suka saya dong!”. Memang benar, tapi boleh diingat membeli tas bajakan sama saja kita menjadi bagian dari siklus kejahatan ini. It’s creepy!!!

Sebagai masyarakat yang memiliki pendidikan dan peduli hukum, ada baiknya berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh untuk membeli barang bajakan. Kalaupun, kita ngidam banget pengin punya tas kreasi desainer, jangan memaksakan diri. Tunggu aja saat sale untuk membelinya.

Menurut saya pribadi, daripada membeli tas bajakan mending membeli tas asli, walaupun bukan dari butik desainer di luar negeri, kan banyak sekarang produk lokal atau toko fashion internasional membuka cabang di mal-mal besar, seperti Zara, Mango, Topshop dan sebagainya. Harga memang jauh lebih murah, tapi kan nggak membuat kita turun gengsi, dibandingkan mengenakan tas palsu. Bahkan, kita boleh berbangga, karena memiliki kesadaran sosial, hukum dan bisa menghargai sebuah karya.

34 Comments

  1. mulyani 20 June 2018
  2. Sara 21 August 2017
    • ranny 22 August 2017
  3. GROSIR TAS IMPORT BATAM 24 June 2017
  4. Wiwied widya 4 November 2016
    • ranny 9 November 2016
  5. Afni Rustam 4 November 2016
    • ranny 9 November 2016
  6. Arinta Adiningtyas 4 November 2016
    • ranny 9 November 2016
  7. ranny 24 November 2015
  8. misfah 18 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  9. Lidya 17 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  10. Syahdian Novianti 17 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  11. dian farida 17 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  12. Keke Naima 17 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  13. Kopiah Putih 17 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  14. Ety Abdoel 16 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  15. Ratna Dewi 16 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  16. Tanti Amelia 16 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  17. fanny fristhika nila 16 November 2015
    • ranny 20 November 2015
  18. echaimutenan 16 November 2015
  19. Istiadzah Rohyati 16 November 2015
    • ranny 16 November 2015

Leave a Reply