“Berapa banyak di antara kita yang berjalan dengan menyeret-nyeret beban masa lalu di belakang?
Masa lalu memang sulit untuk direlakan lepas begitu. Mungkin karena masa itu tersimpan banyak kenangan, atau mungkin kepahitan. Dan kenangan sesungguhnya adalah ingatan yang tereduksi angan. Impian. Impian yang imajiner. Maka masa lalu bukan ada di belakang, tetapi juga kita seret ke muka menjadi masa depan.
Saya selalu berkata, kenangan itu berbahaya. Kenangan itu wine yang memabukkan atau candu. Jika ingatan adalah tentang segala yang sungguh terjadi, kenangan adalah ingatan akan hal yg pernah terjadi sebagaimana kita ingin mengingat. Kenangan memberikan kesan seolah masa lalu suatu hari, akan jadi masa depan kita. Ini yang buat kita, tanpa sadar, merasa bahwa kita sedang bergerak maju dan lupa bahwa ada beban berat yang masih terseret di belakang.
Beban ini bukan membuat langkah kita lamban. Tapi juga menyulitkan. Ketika kita harus maju dengan berenang, beban berat ini akan menyeret kita tenggelam. Di kala kita harus mendaki tebing curam untuk sampai ke tujuan, beban berat ini akan menyeret kita jatuh ke dalam jurang.
Kadang, kita sayang membuang beban masa lalu. Sudah terlalu lama ia menjadi bagian dari perjalanan kita. Sudah sejauh ini berjalan dengan menyeret di belakang. Toh masih baik-baik saja. Mungkin kita takut merasa kehilangan, kelaparan, kehinaan, kemlaratan. Kita takut merasa tidak lengkap. Seperti mengangkat tas yang terasa ringan. Lalu kita menjadi ragu apa ada sesuatu yang tertinggal?
Maka sebagian terus memilih dan memilih tuk berjalan dengan menyeret beban masa lalu di belakang. Kadang, kita sengaja berdiri di pinggir jurang agar beban masa lalu itu menarik kita kembali ke saat itu saat di mana kita paling menginginkannya.
Selamat datang di dunia kenangan di sini ya disinilah, semua orang tidak benar hidup. Mereka bermimpi, berimajiner. Sekian lama, sebagian orang terbangun dari mimpi mereka, memutuskan untuk memotong beban masa lalu, kemudian mendaki maju untuk hidup dalam kenyataan. Sebagian lagi masih penikmat ilusi, bermimpi, dan tak pernah bangun lagi.”
22:38. Surabaya. DanieK
#behindthescene
Ini adalah sebuah tulisan hadiah untukku di bulan ini . Karena bulan ini adalah bulanku, jadi saya nodong hadiah dari Mas Daniel, katanya sih mo ngirim paket, takutnya paket bom, maka saya minta dibuatkan tulisan saja.
Daniel Kusumawardhana, seorang lelaki pekerja seni dan IT, lelaki yang seimbang otak kiri dan kanan. Lelaki yang rendah hati ini, dengan perawakan yang jauh dari rapi malah terkesan “gembel”, tak banyak omong adalah lulusan ITS, tapi tidak pernah sombong dengan kepintarannya, bertahun-tahun bergelut di bidang IT seperti jaringan, web designer, web devoloper, sering ikut pengadaan proyek IT. Disamping kerjaan yang berbau IT, mas Daniel adalah seorang pecinta karya seni. Segala kisah mahabarata, kisah sejarah, sastra, pewayangan udah dihafal dan bisa diceritakan lagi dengan begitu baiknya. Lelaki satu ini adalah tandem, saingan sekaligus guruku dalam menulis. Sekarang saya belajar *lagi* menulis dari mas Daniel.
Matur sembah nuwun yah mas 🙂
wahaha… jadi malu mo bilang qta pe nama blog… cantiknya blog ini..:D
@angel : sama seperti orangnya 😀 *halah*
@maztrie : yang mana?
wah kena banget nih tulisannya heheh
thumbs up
@helen : hahahha sssttt 😀
salam kenal dear 🙂
@honey : salam kenal juga
memang masa lalu kadang adalah berat
masa lalu kini adalah seperti kaca diri dan pastinya banyak warna dan ajarkan kita untuk bisa lebih bijak atas hidup yang terjalani ini, maaf itu yang kutahu.
Salam.
@satrio : benar sekali 🙂 salam kenal juga
Tulisanya bagus banget. Memang selalu mengenang masa lalu akan akan menghilangkan keberanian kita untuk melangkah.
@anak rantau : cukup sebagai kenangan yah hehehe
nice post…
@baju muslim : tengkiu
kita diberi kemampuan untuk mengingat
maka masa lalu akan teringat selalu
@bang atta : ada satu kepingan masa lalu yang gag ingin saya ingat bang *kok curcol*
salam buat mas daniel yah ran..hehehe
@yanuar : hehehe ok tar tak salamin
pandai sekali mas Daniel bermain kata, bagus :).
Terkesan Gembelnya itu yang bikin beda haha
senengnya dapat hadiah tulisan ya
@teh lidya : seneeng banget hehehe