Sebulan berlalu. Kita masih bertukar senyum dan ucapan terimakasih. Rasa penasaran semakin membuncah. Aku benci melihat tatapan sendumu tiap kali mentari jatuh di balik gedung depan kafe. Ingin kuhapus luka di matamu sembari memelukmu erat.
17.00
Harusnya kamu datang lima menit lalu seperti biasanya, tapi lonceng pintu tak juga menunjukkan kedatanganmu. Aku resah. Setengah jam berlalu dan mentari mulai luruh perlahan.
Aku berjalan menuju kursimu. Duduk di tempatmu dan melakukan hal serupa denganmu.
Kuhela napas panjang dan menghembuskannya dengan kesal. Mentari senja tertutup awan kelabu. Mataku tiba-tiba menatap sesuatu di balik kotak kayu yang berisi cream dan gula. Ada sehelai bunga anggrek di baliknya. Mungkin milikmu.
Angin yang masuk di sela jendela, menghangatkanku. Aku tersenyum. Kuambil sehelai anggrek itu dan menyimpannya di saku. Besok, akan kuberikan padamu. Aku takkan ragu lagi untuk menanyakan namamu dan segala hal tentangmu.Rindu sehari tak melihatmu sudah cukup menyiksaku.
(R)
Oke saatnya baca 2nd part