Ingatkah apa yang pernah kukatakan?
Tentang kisah putri kesepian yang terperangkap di bulan. Ibuku sering bercerita, alkisah wanita yang teraniaya. Dunia tak menerimanya, meskipun dia sama sekali tak buruk rupa. Tapi auranya, mengubur hidup-hidup suka cita. Lalu,semesta tak menghendakinya, dan mengirimnya keluar jagad. Maka, tertunduklah dia di bulan, menerang cahaya. Dan aku akan berkata, lihat kan, di sana ada bayang – bayang kesedihan, itu dia.
Kesedihan. Tapi dasar kita, maka tak kan biarkan diri terlena. Tak apa rembulan terluka, tapi kita harus bergembira. maka kita akan lantunkan lagu ceria,…….
Berdansalah, bergandengan tangan, dan tertawa. Listrik tak ada tak mengapa, karena bulan begitu menyala. Langit sempurna, sebagai tempat kita menggantungkan cita. Malam, tak pernah menakutkan sekarang, menemani kita bercerita. Dan kamu akan berkata, mendekatlah, kubagikan sinar kunang-kunang yang menebar cinta.
Waktu itu kejam. membunuh kebersamaan merajam. menyisakan legenda yang sedikit terekam. Di sini bising, kita semakin terasing, egoisme yang mendarah daging.
**
Photo Credit : Zoran Stojanovic
Malam dan purnama itu magis… apa pun yang terjadi pada malam berpurnama itu rasanya sendu banget. Sinarnya yang keperakan, daun-daun yang menghitam, dipeluk malam, duh jadi ikut terbawa suasana.
@Gara : heheheh iya, emang magis purnamanya. Bisa bikin mellow atau happy š
Judulnya memang puranama ya Ran? soalnya di gambar purnama :D.. Belum bisa nih aku bikin cerita yg begini… permainan kataku blm jago š
@fanny : hahaha iya typo ihhhh
Entahlah perasaan apa yang terasa waktu membaca karyanya. Berat…
@Mas Dani : seberat kapas? #ehgimana heheheh