Saya menatap perempuan di balik meja dengan sedikit kegundahan dalam hati. Berkali mencoba menarik napas dalam-dalam untuk mengatasi gugup. Setengah jam yang lalu, saya baru saja keluar dari ruangan dokter bedah pencernaan dengan membawa beberapa lembar kertas rujukan untuk USG radiologi dan tes darah lengkap. Dan di sinilah saya, menunggu kasir untuk menghitung total keseluruhan biaya.
“Terima kasih, Bu, sudah menunggu,” ucapnya sopan.
Saya hanya mengangguk.
“Untuk USG radiologi, harganya lima ratus tiga puluh enam ribu rupiah, sedangkan untuk tes darah lengkap..” Dia diam sejenak sambil matanya terus menatap monitor komputer. “Sekitar seratusan ribu, Bu.” Lanjutnya dengan senyum kembali tersungging di wajah.
Saya pun mulai menghitung menggunakan kalkulator otak, total keseluruhan sekitar tujuh ratusan ribu rupiah.
“Oke, mbak makasih, ya,” ucapku sambil berlalu.
Tiba di rumah, saya langsung menelepon suami mengabarkan hasil dari dokter dan rincian biaya. Dan suami pun baru mendapat kabar dari HRD bahwa asuransi kantor ada pembaharuan untuk penggunaan di berbagai rumah sakit. Setelah membaca surat dari HRD, saya lemas. Karena rumah sakit tempat saya berobat sudah tidak dicover lagi oleh asuransi kantor. Saya harus ke rumah sakit lain jika ingin menggunakan asuransi kantor, jika tidak kami harus mengeluarkan uang pribadi.
Saya sangat kesal mengetahui pembaharuan ini karena rumah sakit di Solo maupun di Manado yang biasa saya kunjungi sudah dicoret dari daftar covering. Memang sih kami tidak bisa protes karena yang namanya asuransi kantor itu dibayar oleh kantor, jadi kami hanya bisa menerima saja.
Asuransi Kesehatan Kantor
Karena suami pernah bekerja di kantor sebelumnya yang notabene juga memberikan asuransi, saya sedikit membandingkannya. Untuk menggunakan asuransi kantor bisa dilakukan dengan dua cara.
Besaran asuransi kantor tergantung dari jabatan suami. Semakin tinggi, semakin besar pula plannya. Tapi, jangan salah ada beberapa kasus penyakit tertentu yang tidak ditanggung oleh asuransi kantor seperti, jantung, kanker dan beberapa operasi. Untuk asuransi tertentu, ada yang mencantumkan besaran plafon dan ada juga yang tidak. Nah, asuransi kesehatan kantor milik kami tidak mencantumkan besarannya.
Sebagai contoh, untuk melahirkan. Besaran plafon untuk SC adalah tujuh juta rupiah, dan biaya kamar maksimal delapan ratus ribu rupiah, biaya jasa dokter juga dicover, obat-obatan (kecuali obatan tertentu). Pernah juga saya melakukan operasi sinusitis, wah parah sekali waktu itu karena operasinya dibagi dua padahal dari rumah sakit tidak ada pembagian nama operasi. Dan ujungnya, kami harus menambah biaya yang tidak sedikit.
Pengalaman melahirkan pertama dan operasi sinusitis membuat kami tidak terlalu berharap banyak dengan asuransi kantor, apalagi setelah mengetahui beberapa rumah sakit dicoret dari daftar cover asuransi. Sedih pasti, hanya saja kami tidak bisa protes karena ini kebijakan dari kantor. Kami pun tidak ingin tabungan pribadi habis untuk menanggung biaya tambahan yang tidak dicover asuransi.
Ada 4 faktor yang bisa menjadi bahan evaluasi bagi kita, apakah kita perlu untuk memiliki asuransi kesehatan di luar asuransi kantor.
Setelah mengevaluasi dengan suami, kami memutuskan untuk memiliki asuransi kesehatan di luar asuransi kantor!
Asuransi Sebagai Bagian Perencanaan Keuangan
Dalam perencanaan keuangan, asuransi menempati fungsi sebagai strategi untuk manajemen proteksi keuangan pribadi. Secara umum, proteksi yang sebaiknya dimiliki oleh setiap orang adalah proteksi atas resiko kerugian finansial akibat sakit, proteksi atas kerugian finansial atas kehilangan penghasilan akibat meninggal dunia, serta proteksi atas kerugian finansial akibat kecelakaan. Tiga resiko ini secara berurutan dapat dilindungi dengan polis asuransi kesehatan, polis asuransi jiwa dan polis asuransi kecelakaan diri.
Tentunya kami harus menentukan skala prioritas mana yang harus kami ambil karena ketiga polis tersebut sangat penting juga. Melihat kebutuhan, kami memilih asuransi kesehatan.
Banyaknya perusahaan asuransi yang menawarkan berbagai benefit, saya pun harus jeli dua kali lipat untuk memilih di mana akan melabuhkan pilihan asuransi kesehatan keluarga.
Setelah membaca berbagai sumber, saya rangkumkan 5 tips memilih asuransi kesehatan keluarga.
Sun Life Sebagai Alternatif Untuk Asuransi Kesehatan Pribadi di Luar Asuransi Kantor
Perusahaan asuransi kian menjamur! Saya seringkali mendapat telepon dari perusahaan asuransi A, B dan mereka sangat kekeuh untuk meluluhkan hati saya. Tentunya saya memiliki prinsip bahwa asuransi yang akan saya pilih bukan sekedar ikutan tren karena teman – saudara sudah ikutan, sangat menghindari asuransi yang ada unsur MLM, memiliki benefit yang jelas, perusahaannya bonafit dan pastinya sesuai dengan dana yang saya miliki.
Salah satu asuransi yang menarik perhatian saya adalah Sun Life.
Sun life merupakan bagian dari Sun Life Financial, salah satu organisasi keuangan terkemuka di dunia. Didirikan pada tahun 1865 dan berkantor pusat di Toronto, Kanada. Sejak tahun 1995, PT. Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) telah menyediakan masyarakat Indonesia dengan program yang lengkap mulai dari produk-produk proteksi dan pengelolaan kekayaan, termasuk asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan dan perencanaan hari tua.
Ada beberapa produk dan layanan yang disediakan oleh Sun Life antara lain : proteksi, simpanan dan inventasi, riders, bancassurance, sun life financial syariah. Tentunya, semua kembali ke kita produk mana yang sesuai dan akan digunakan. Melihat kebutuhan saya, saya memilih : proteksi.
Sesuai kebutuhan kami, sun medicash yang paling memenuhi syarat. Sun medicash merupakan sebuah program asuransi yang memberikan sejumlah dana tunai saat kita harus menjalani rawat inap di rumah sakit, baik karena sakit maupun kecelakaan.
Sun Life memiliki syarat pribadi yang saya sebutkan di atas. Melihat tabel premi, tabel benefit, benefit tambahan, persyaratannya, bagi saya tidak ribet, mudah dan sesuai dengan kondisi keuangan kami.
Live a Beautiful Life
Jika memilih untuk menambah asuransi kesehatan di luar asuransi kantor, otomatis kita memilki dua polis asuransi. Hal itu tidak menjadi masalah, tergantung penggunaan dari kita saja. Untuk asuransi kantor kita, kan, tidak mengeluarkan uang sepeser pun jadi tak perlu khawatir. Sedangkan untuk asuransi pribadi, kita membayar preminya alangkah lebih baik jika sering digunakan. Bagi saya pribadi, asuransi kantor dijadikan back-up saja.
Keputusan pembelian polis asuransi kesehatan haruslah disesuaikan dengan kondisi kehidupan dan keuangan masing-masing. Lebih baik dievaluasi manfaat asuransi yang telah dimiliki saat ini. Apabila jumlah perlindungan masih belum sesuai kondisi ideal, maka pembelian polis tambahan dapat menjadi pertimbangan.
Memiliki asuransi kesehatan keluarga sangat penting dalam perencanaan masa depan. Kenapa saya memilih untuk menambah asuransi di luar kantor? Karena kelak suami saya akan berhenti kerja atau hal yang tidak diinginkan bisa menimpa kapan saja *amit-amit*, dengan adanya asuransi ini setidaknya saya telah memiliki investasi dan tidak bergantung pada orang lain. Menjadi ibu rumah tangga memang harus pintar untuk mengatur keuangan, memilih asuransi mana yang cocok untuk kondisi keuangan dan menjamin masa depan keluarga.
Tak perlu menunggu usia sudah senja atau ketika sudah jatuh sakit baru mengurus asuransi, tapi milikilah asuransi di kala usia muda dan masih sehat!
Aku udh kepikiran utk ambil sunlife jg mba. Tp blm smpet ketemu ama agennya :D.. Dr kmrn niat2 mulu.. Krn kalo aku liat sunlife sprtinya memang bgs dibanding asuransi lain yg prnh aku pake. Tp tujuannya sih ttp utk proteksi anakku nanti.. Kalo asuransi kantor alhamdulilah bank asing tempat kita kerja lumayan gede covernya. Jd kalo sekedar utk rawat jalan, kita ttp andelin asuransi kantor . utk asuransi jiwa baru de pake asuransi pribadi
@Fanny : ayo pakai sun life ^^ beruntung deh covernya gede, mungkin beda perusahaan beda pula ya kebijakan..
Kereeen postingannya. Memang asuransi di luar asuransi kantor itu perlu. Pengen bikin artikelnya juga tapi kok bingung mulainya gimana. 😀
Semoga menang Mbak Ran. 😀
@Mas Dani : aih makasihh mas Dan.. ^^
kalau aku pakai keduanya nih
@Teh Lidya : saya baru mau daftar asuransi pribadi malah hihihh