Tentang Maaf

kamu tahu kan?…..hidup ini sebuah rangkaian peristiwa tanpa ujung, sampai akhirnya tersadar, sesaat sebelum Yamadipati menjemput, bahwa kita tak memiliki apapun untuk dipertahankan. ego? ataukah harga diri?

hidupku sebuah proses. berpindah dari satu momentum ke momentum berikut. aku suka berkata padamu, semua akan berlalu. apa yang kita punya selain ketidakabadian dan kepastian akan sesuatu yang tidak pasti. masa depan hanya sebatas garis di depan hidung kita. mungkin aku bisa menggambarkannya padamu lebih jauh, tapi ketika kita sampai, keadaan bisa saja menjadi berbeda. ya…seperti itulah adanya.

akankah berlalu? dan dari satu senyum, mungkin akan berakhir pada tangis, sebelum pada akhirnya berubah menjelma menjadi sunggingan. seperti itulah sebuah perjalanan. dan apa yang mampu dipertahankan, sedangkan kuasa tak sepenuhnya milik kita. omong kosong ketika kita berkata, kita yang menentukan hidup kita, sedangkan diluaran sana, masih banyak pula yang menjadi penentu segalanya. pun ketika kita berkata, sebaikanya kita menyerah saja, seperti yang biasa kebanyakan orang lakukan. apakah harus begitu?

menyerah? penyerahan model apa? sedangkan kita tidak pernah benar2 diijinkan untuk menyerahkan semuanya. kamu kira ketika kita diam, maka semua akan akan tetap berjalan seperti biasanya. iyah, memang seperti itu. dunia akan tetap berputar meski kita tak ada di dalamnya. tapi sampai kapan akan bertahan dengan diam? mau tak mau kita akan tetap terdorong untuk mengikuti pergerakan itu, kecuali kita mati.

karena itupula aku tak akan mampu berada disini. karena memang aku belum mati, dan oleh sebab itu, aku bersiap untuk proses selanjutnya. meninggalkan satu ransel berisi kebencian di belakang, dan bersiap menumpahkan semua isinya untuk selanjutnya akan kuisi lagi dengan hal baru yang mungkin lebih menyenangkan. jangan tanya kenapa aku bisa menerimamu dengan terbuka, karena memang tidak ada apa2 disana.

“maaf aku ibaratkan apabila kamu tancapkan paku di tembok dan kamu gantungkan satu kantong penuh keikhlasan disana. seperti itulah maaf.” begitupun aku….

8 Comments

  1. Maztrie 29 January 2012
  2. tank top 26 January 2012
  3. Lidya 20 January 2012
  4. ranny 20 January 2012
  5. kombor 20 January 2012
    • ranny 20 January 2012
  6. anazkia 19 January 2012
    • ranny 20 January 2012

Leave a Reply