Sambal Roa Mengobati Rindu Masakan Istri

“Bang, bibi masak apa hari ini?” tanyaku.

“Biasalah,” jawab Abang dari seberang handphone.

Saya mendesah pelan. “Telur goreng sambal sama kuah bening?” tanyaku lagi.

“Betul sekali!” jawab Abang sambil becanda.

Saya tersenyum kecut. Tentunya Abang nggak bisa lihat senyuman saya ini. Jarak ribuan kilometer selalu sukses membuat saya baper (bawa perasaan) tentang apapun terlebih soal makanan.

Menjalani LDM (long distance marriage) bukanlah hal yang mudah. Butuh banyak hal agar pernikahan ini awet. Abang tipikal suami pecinta masakan rumahan, jadi jelas saya begitu khawatir dengan makanan yang dimakannya. Pengalaman dua tahun lalu, saya harus balik ke Solo karena Abang masuk rumah sakit dengan indikasi typus. Padahal, jadwal balik Solo sudah direncanakan sebelumnya. Pengalaman buruk itu, selalu saja menghantui saya seperti mimpi buruk.

Memang sih ada Bibi yang masakin. Bibi sudah bersama saya sejak awal kepindahan ke Solo, jadi sudah sekitar empat tahun. Abang hanya cocok menu telur sambal sama sayur bening saja. Pernah sekali saya tawarin Bibi bikinin ikan sambal seperti yang sering saya bikin. Tapi, Abang menolak alasannya nggak seenak masakan saya. *sigh* Sukses lah saya mellow. Walaupun Abang nggak pernah masalahin soal makanan, tapi sebagai istri tetap hal ini mengganggu.

Akhirnya, saya berinisiatif mengirimkan makanan ke Abang. Makanan yang bisa tahan beberapa minggu tanpa dimasak lagi, cukup dimasukkan ke dalam lemari es saja. Abang pun menyambut gembira usul ini. Makanan yang dipilih adalah jenis ikan karena saya nggak pintar masak rendang. Untuk jenis ikan pun terserah saya.

Di Manado, segala jenis ikan dengan mudah ditemui. Saya pun mengingat ikan apa saja yang pernah dimakan Abang selama di sini. Ikan cakalang fufu, ikan roa dan ikan lolosi (ikan merah) pun jadi pilihan utama. Tapi, mengingat ikan lolosi itu hanya ada musiman, jadi pilihan pun antara ikan calakang fufu dan ikan roa.

Sambal Cakalang dan Sambal Roa

Lapak Tante 2

Lapak Tante Ain

Mencari ikan cakalang fresh harus pintar-pintar karena jika ikannya sudah agak lama efeknya yang makan akan terkena alergi. Beda dengan ikan roa yang nggak ada kadaluarsanya.

FYI, ikan roa dan cakalang fufu ini diproses dengan cara diasapin (fufu). Untuk hasilnya, ikan cakalang menjadi warna kemerahan dan ikan roa menjadi agak keras. Kedua jenis ikan ini sangat terkenal di Manado dan bisa dikatakan ikon kota Nyiur Melambai ini. Ikan roa bisa dijumpai di supermarket, begitupun ikan cakalang fufu tapi untuk cakalang lebih banyak dijumpai di pasar.

Mengingat kondisi saya waktu itu tengah hamil tua dan Mama di rumah sakit, saya sedikit malas ke pasar tradisional dan memilih mencari ikan yang sudah diolah. Maka saya pun ke pusat ole-ole yang terletak di daerah Tanjung Batu tepatnya sebelum jembatan menuju lapangan KONI. Di daerah ini ada beberapa penjual yang menjajakan ikan cakalang, ikan roa, abon, bakasang khas Sulawesi Utara. Saya memilih untuk membeli di tanah lapang yang diisi beberapa penjual.

Dari 3 penjual, saya memilih jualan yang berada di tengah. Saya memanggil ibu penjual dengan panggilan Tante, sebut saja Tante Ain. Di lapak Tante Ain, tersedia beragam ikan mentah dan sudah diolah.

sambal roa

“Mo cari apa, Bu?” sapa Tante Ain ramah. (Mau cari apa, Bu?)

“Uhmm mo beli sambal cakalang deng sambal roa, tanta. Ada depe tester nda?” tanyaku. (Mau beli cakalang fufu dan sambal roa, tante. Ada nggak testernya?)

“Ada, Bu.” Dengan cekatan Tante Ain menyodorkan dua kotak contoh cakalang fufu dan sambal roa.

Saya pun mengambil sedikit saja. Setelah menimbang rasa, saya memutuskan mengambil sambal roa.

“Ini jo tanta. Brapa depe harga dang?” tanyaku sambil menyodorkan dua kotak sambal roa yang masih tersegel. (Ini aja, tante. Brapa harganya?)

“Lima puluh ribu satu kotak, jadi dua seratus ribu,” jawab Tante Ain ramah.

“Tanta, kalo ini cakalang fufu besar brapa dang?” tanyaku sambil menunjuk cakalang fufu mentah. (Tante, kalau cakalang fufu besar berapa harganya?)

“Delapan puluh ribu, Bu,” jawab Tante Ain.

“O rekey, pe mahal tanta. Enam puluh ribu jo neh,” jawabku berusaha menawar. (Ya ampun, mahalnya tante. Enam puluh ribu aja, ya.)

“Nyanda bisa kasiang, Bu. So talalu murah itu. Tujuh puluh lima ribu jo, Bu,” jawab Tante Ain sambil menyodorkan satu papan cakalang fufu. (Nggak bisa, Bu. Terlalu murah itu. Tujuh puluh lima ribu saja, Bu).

“Bisa dipacking nda?” (Bisa dipacking nggak?).

“Boleh sekali, Bu.”

“Ini jo dang skalian deng tu dua kotak sambal roa neh tanta. Tolong packing akang.” (Ini aja sekalian dengan dua kotak sambal roa, ya, tante. Tolong dipacking.)

Bakasang

Produk lain yang dijual

Dengan cekatan Tante Ain memasukkan pesanan saya ke dalam kotak, lalu dipacking. Rapi! Bisa dijinjing pula. Wah keren.

Untuk sambal roa ini bisa tahan dua minggu di suhu ruang, jika dimasukkan ke dalam lemari es bisa satu bulan. Saya memilih sambal roa ini dengan pertimbangan, tektsturnya lebih halus daripada sambal cakalang, in case Abang mau panasin pun nggak akan keras jadinya. Dan pedasnya sambal roa ini cocok dengan selera Abang.

Beberapa hari kemudian, kiriman tiba di rumah.

“Enak, de!” ujar Abang.

Syukurlah, saya merasa senang mengetahui Abang makan lahap sambal ini. Setidaknya rasa bersalah saya terobati dengan mengirimkan sambal roa ini. Cakalang fufu yang saya beli sengaja dikasih ke teman Abang. Kata Abang, temannya senang banget karena nggak ada di Solo.

Sambal roa ini menjadi obat rindu Abang untuk masakan saya.

Sambal Roa

7 Hal Yang Membuat Saya Menjadi Langganan Tetap

Berawal dari kejadian tersebut, saya pun menjadi langganan tetap Tante Ain. Ada 7 hal yang membuat saya loyal di tempat ini.

  1. Pelayanan yang ramah.
  2. Harga terjangkau.
  3. Rasanya sesuai selera saya.
  4. Packing yang rapi.
  5. Tempat parkir luas.
  6. Halal
  7. Bisa ditawar.

Hal-hal tersebut bagi saya penting banget. Saya pun menjadi marketing gratisan mereka tanpa diminta. Saya tak segan mempromosikan tempat Tante Ain ke sodara maupun teman yang bertanya ingin membeli ole-ole khas Manado.

Setiap Abang pulang ke sini, PASTI tiap di hari terakhir HARUS mampir ke tempat Tante Ain. Sekedar membeli beberapa kotak sambal roa untuk Abang dan cakalang fufu ole-ole untuk temannya.

Hingga sekarang ini, saya sudah melahirkan, masih suka beli di tempat Tante Ain. Karena praktis, tinggal makan saja! Apalagi saya sibuk urus anak, Mama juga nggak boleh capek, sambal roa dan sambal cakalang menjadi pilihan untuk teman nasi dan sayur.

Program Daya Dari BTPN Dan Sitou Timou Tumou Tou

Peran UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) milik Tante Ain sangat-sangat-sangat berarti bagi saya. Dan saya yakin banget, banyak juga ‘Tante Ain’ lainnya di luar sana. Mereka membangun usaha dari nol, dengan berbagai kendala yang mengiringi usahanya. Jatuh bangun adalah hal yang lumrah bagi pelaku UMKM.

Dari sektor swasta, saya sangat tertarik dengan konsep Bank BTPN yang mengusung program Daya.

Daya merupakan realisasi dari komitmen BTPN untuk membangun kapasitas nasabah secara berkelanjutan, dengan memberikan kesempatan untuk tumbuh hidup yang lebih berarti. Sebagai program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan dan terukur, Daya terintegrasi di dalam semua lini usaha BTPN.

Bagaimana efek daya dari sisi pelaku UMKM dan masyarakat awam?

  • Pelaku UMKM

Jika kita memutuskan untuk memulai suatu usaha tentunya memerlukan modal. Bisa modal pribadi maupun modal tambahan. Biasanya modal tambahan didapat dari kredit usaha. Bank BTPN melalui BTPN MUR (Mitra Usaha Rakyat) memfasilitasi hal ini. Kita bisa mendapatkan pinjaman kredit sesuai dengan nominal jaminan.

Benefit dari kredit di BTPN MUR adalah program Daya. Di mana, debitur (pelaku UMKM) mendapat bantuan training kewirausahaan dari BTPN. Di situ, kita akan mendapat banyak ilmu dari manajemen dan staf BTPN yang khusus menangani kewirausahaan.

Ilmu apa saja sih yang didapat?

  1. Mengelola dana kredit.
  2. Bentuk packaging produk
  3. Etalase produk
  4. Marketing produk.

Selain itu, di tiap kantor BTPN ada yang namanya banking hall atau semacam majalah dinding. Nah, kita yang mengambil kredit di BTPN bisa mempromosikan usaha kita melalui banking hall ini. Cukup dikasih foto produk dan penjelasan singkat tentang produk ke staf BTPN, nantinya produk kita akan mejeng di banking hall ini. Caption produk pun akan dibantu oleh staf biar lebih menarik. Keren kan? BTPN sudah memberi pinjaman, membantu mengembangkan usaha lewat training eh dapat promosi gratis juga!

Pokok training dari kewirausahaan ini sangat berguna untuk pengembangan usaha, selain itu bisa membuat usaha memiliki daya saing yang baik di pasaran.

  • Masyarakat Awam

Jika kita sering membeli atau menggunakan jasa pelaku UMKM, tentunya pernah terbersit bagaimana cara memberdayakan mereka? Nah, di sini juga BTPN memiliki solusinya! Caranya bagaimana? Menabung!

citra sinaya

Dengan menabung di BTPN (ex, Citra Sinaya, Taseto) secara langsung kita memberdayakan para pelaku UMKM. Kok bisa? Dana yang kita tabung, akan digunakan untuk mencairkan dana kredit yang dipinjam oleh pelaku UMKM.

Untuk jelasnya, coba akses website http://menabunguntukmemberdayakan.com/ dan ikuti simulasinya. Lebih jelasnya lagi, simak infografis di bawah ini.

simulasi menabung untuk memberdayakan BTPN

Dari simulasi tersebut, saya memilih untuk menyisihkan Rp. 500.000,- tiap bulannya selama 3 tahun untuk ditabung. Setelah 3 tahun saya mendapatkan Rp. 19.434.501,- (nominal bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti suku bunga). Nah, di sini bisa lihat saya bisa memberdayakan para pelaku UMKM sebesar 19 juta dalam kurun waktu tiga tahun! Ini benar-benar berarti bagi saya bisa turut memberikan sumbangsih untuk kemajuan UMKM. Dengan menabung di BTPN, kita telah menjadi Sahabat Daya, yang memberdayakan jutaan mass market di Indonesia.

Program Daya ini mengingatkan saya akan falsafah terkenal dari Dr. Sam Ratulangi, pahlawan pendidikan dari Sulawesi Utara. Sitou timou tumou tou yang artinya manusia hidup untuk menghidupi/mendidik/menjadi berkat untuk orang lain. Pas banget bukan dengan tujuan utama dari Daya di mana ingin memberdayakan mass market melalui sinergi antara manajemen, staf BTPN dan relawan (sahabat daya).

Daya lahir dari kerinduan jiwa untuk membuat perbedaan dalam hidup orang lain, menjadi sinar bagi sesama.

makase banya

Di sini, saya ingin bilang : makasih banyak tante, karena sudah bantu saya ‘memasak dari jauh’ untuk suami. Sambal roa yang tante jual, benar-benar enak! Nggak Cuma itu, sambal roa dan cakalang fufu garo rica bantu saya yang sekarang ini lagi terbatas gerak mau masak dan ke pasar.

Makasih banyak tante, semoga usaha tante laris manis, banyak berkah dan maju terus.

Peran UMKM sangat berarti di segala segi kehidupan. Tak hanya itu, UMKM pun menunjang perekonomian negara. Sudah seharusnya kita bergandengan tangan untuk menghidupkan UMKM. Produk UMKM saya harap bisa mendominasi pasar ekonomi kita yang sekarang ini menjamur tren produk impor. Saya sangat yakin, produk lokal pun nggak kalah kualitasnya dengan impor. Impian produk lokal bisa go international pun nggak hanya sekedar angan belaka.

Ayo, bersama-sama kita memberdayakan mass market  karena secara tak langsung kita telah menumbuhkan kecintaan akan produk lokal.

18 Comments

  1. nakulo 2 March 2017
  2. alvina 18 February 2016
    • ranny 19 February 2016
  3. primastuti satrianto 17 February 2016
    • ranny 18 February 2016
  4. Nunung Nurlaela 17 February 2016
    • ranny 18 February 2016
  5. Grace Melia 17 February 2016
    • ranny 18 February 2016
  6. ranny 16 February 2016
  7. Ade anita 15 February 2016
    • ranny 16 February 2016
  8. Ety Abdoel 15 February 2016
    • ranny 16 February 2016
  9. Fanny fristhika nila 15 February 2016
    • ranny 16 February 2016
  10. Gustyanita 15 February 2016
    • ranny 16 February 2016

Reply Cancel Reply