Rumah batu villa & spa Solo – Masih teringat jelas, sepotong adegan dua tahun silam ketika mobil kami dalam perjalanan menuju salah satu pusat perbelanjaan di daerah Solo Baru. Mata saya membulat melihat sebuah plang berwarna merah bertuliskan ‘Rumah Batu’, pagarnya dari bebatuan dan dari posisiku hanya bisa melihat bagian parkiran, tangga kecil masuk yang kesemuanya dari bebatuan. Jantungku berdebar, menahan napas sedetik, lantas berujar ke Abang, “Bang, kapan-kapan kita harus nginap di tempat itu!”
Entah, ya, seperti ada kekuatan magis yang membuat saya langsung jatuh cinta pada tempat itu. Saya pernah mengalaminya berkali untuk sebuah buku dan tempat juga. Cinta pandangan pertama, saya menyebutnya. Dan biasanya feeling saya tidak meleset, pasti tempat itu keren!
Hari berganti, pun tahun juga. Setiap melewati Rumah Batu, saya selalu berujar hal yang sama ke Abang, dan ditanggapi jawaban yang sama setiap saat, “Iya”.
Hingga..
Malam Natal tahun kemarin, kami sibuk memikirkan ke mana akan menghabiskan liburan yang lumayan panjang dengan jatah uang yang tak banyak. Jogja sudah kami black list karena sudah PASTI kota itu bakal penuh sesak dari wisatawan dalam negeri dengan berkendara pribadi.
“Bang ke Malang saja, coba cek tiket kereta,” ujarku.
“Bentar. Tiketnya dua ratusan, tapi sampai di sana pakai apa? Nanti repot mau ke mana-mana kita gak tahu,” balas Abang.
“Gimana kalo ke Jakarta saja, kita main ke Ancol,” seruku.
“Ah, kalo itu De aja yang ke sana. Ngapain ke Jakarta, hiiy.”
“Eh, gimana kalo ke Rumah Batu saja?” usulku lagi.
“Boleh, kita berangkat siang, ya.”
Keesokan harinya..
Saya dengan semangat juang layaknya pejuang kemerdekaan, menyiapkan koper dan segala perlengkapan. Pukul sebelas siang, kami mulai jalan. Sebenarnya malam itu, saya sudah cek di bookingdotcom, Rumah Batu full! Tapi, saya pede juta untuk langsung ke sana. Sekitar pukul satu siang, kami tiba di Rumah Batu. Parkiran nampak penuh. Sewaktu kaki menginjak anak tangga terakhir, saya berujar ke Abang, “Gak salah kita milih tempat!”. Yang di-iya-kan sama Abang dengan anggukan kepala.
Sebidang taman dengan rumput hijau menyambut kami. Ruang lobi didesain minimali klasik karena menggunakan bebatuan dan beberapa perabotan antik menghiasi sudut lobi. Nampak juga sebuah tempat duduk dan meja dari bahan kayu jati tua membuat kesan klasik semakin kuat. Di bagian depan lobi, ada sebuah stage yang diisi : becak, tempat duduk besi model klasik. Lalu, di bagian ruang tunggu lobi, ada sebuah kolam kecil, dibelakangnya ada banyak tanaman rambat sulur yang mengelilingi sebuah kursi panjang dari kayu.
Tuhan mengabulkan doa orang yang jatuh cinta
Tersisa satu kamar, selebihnya full! Mau tak mau kami harus iyain. Kamar yang tersedia ukuruan suite dengan harga per malam 1.150k. Kami tak langsung ke kamar melainkan ke Bale Padi untuk makan siang yang sudah telat.
Desain Interior yang membuatku terpukau
Katakan saya ndeso. Karena baru kali ini menemukan bangunan full bebatuan, dengan menggunakan kayu jati sebagai bahan utama perabotan. Kayu jatinya pun tak sembarang, tapi yang sudah berusia tua karena ada beberapa bagian sudah dimakan rayap. Konon, kayu jati seperti itu harganya selangit.
Rumah Batu ini modelnya villa. Hanya ada 21 kamar tersedia, mulai dari Bali Green Superior, Deluxe, Honeymooners, Andesit Suite. Harga dimulai dari 600k – 1.100k. Spa di Rumah Batu terkenal. Beragam macam layanan Spa ada, hingga untuk pre wedding Spa pun ada.
Ketika berjalan masuk, kami dibuat terpukau. Jalan setapak bebatuan, dihiasi lampu jalan klasik bergaya Eropa membuat saya excited. Jelas saja, saya pecinta jalan setapak dan lapu jalan klasik! Kami menemukan terlebih dahulu restoran yang bangunannya terbuat dari kayu jati warnanya so old banget.
Jalan setapaknya saya foto di malam hari
Lalu, kami memasuki sebuah pintu kayu dengan gagang dari jemari. Sebuah kolam renang besar menyambut kedatangan kami. Di sisi kiri, terdapat bangunan dua lantai. Kamar berjejer dengan teras yang diisi sebuah kursi panjang. Kanopi depan teras terbuat dari tanaman rambat sulur.
Pintunya unik!
Kami memilih kamar yang menghadap pas depan kolam. Teras kami dihiasi tempat duduk panjang dari kayu jati.
Kamar
Bagian dalam kamar, modelnya standar villa. Dua tempat tidur, single dan double. TV flat di dinding, di bawanya ada meja panjang. Di sudut ruangan ada kursi malas. Lemari pakaian terbuat dari rotan. Kamar mandinya besar (ya iya sesuai kamar). Ada westafel dengan segala pernik sabun dll, hair drayer tergantung cantik di sisi kiri. Lalu, ada lemari rak berisi bermacam ukuran handuk. Ruang tempat mandi dibuat pembatas.
Makanan
Harga makanannya termasuk murah untuk ukuran villa dan hotel. Satu porsi Sup Buntut hanya 38k. Menu yang ditawarkan sangat Indonesia banget. Yang saya sukai, menu wedang dengan ragam varian. Harganya pun murah meriah, mulai 10k. Rasanya? Menurut saya pas di lidah.
Restoran
Saat makan pagi adalah yang ditunggu karena penasaran dengan interior dan menu. Perabotan yang digunakan terbuat dari gerabah. Bakal tidak ditemui tempat prasmanan dari besi. Banyak pernik lucu yang menghiasi sudut ruangan seperti, becak, patung. Menunya standar hotel. Rasanya, standar juga.
Ruang makan terbagi dua, bagian dalam dan luar. Bagian dalam terdapat meja persegi dikelilingi kursi empat buah. Bagian luar, terdapat meja persegi panjang dari kayu jati dan tempat duduknya juga persegi panjang. Diatur dengan model baris.
SPA
Ini adalah kali pertama saya mencoba layanan spa di sebuah villa. Dari awal, saya sudah reservasi terlebih dahulu karena takutnya full.
Ruang spa berada di lantai dua lobi. Memasuki ruangan, menguar pekat aromatherapy. Selagi ruangan dipersiapkan, saya diminta duduk di ruang tunggu. Beragam lukisan menghias di dinding, lampu yang temaran menambah kesan eksotis klasik. Tempat duduknya dari bahan beludru dengan model minimalis.
O, ya, sewaktu reservasi spa, saya diminta untuk isi formulir keluhan badan, ditanyai beberapa hal seputar kesehatan dan penjelasan mengenai spa treatment.
Beberapa treatments yang ada di sini, antara lain.
- Hot stone therapy
- Ratu coconut ritual
- Being nature
- Shirodara treatment
- Hair coconut therapy
- Face aura accupoint
Ruangannya standar Spa, terdapat dua tempat tidur berjejer yang terbuat dari kayu. Pengen banget nanya, aromatherapy apa sih yang digunakan? Asli, bikin rileks dan ngantuk!
Untuk fasilitas spa ini, saya kasih 4 bintang. Badan saya terasa bugar, hilang capek, pijiatannya pun pas.
Harga? Saya ambil refreshing Spa, 250k.
Minusnya
- Sedikit kecewa sewaktu pagi hari sekitar pukul sepuluh, saya memesan wedang. Hampir setengah jam menunggu, kok gak muncul. Setahu saya, wedang itu bikinnya gak lama. Saya pun menelepon lagi, ternyata wedangnya habis. Jelas kecewa, harusnya mereka memberitahu jika pesanan saya tidak ada.
- Bagian westafel, ada kaca persegi warna putih agak buram dan tak bisa ditutupi pakai tirai. Kalau malam hari, dipasang lampu, agak creepy. Kenapa? Karena belakang kaca itu tangga menuju lantai dua. Iya kalau ada yang iseng ngintip, saya agak tidak nyaman dengan kaca itu.
Overall, saya sama Abang puas nginap di sini. Sangat tenang, sejuk dan dimanjakan dengan desain yang klasik. Rumah Batu adalah tempat yang tepat untuk liburan keluarga, privat party, honeymoon, pre-wedding, photo shoots, family gathering, small meeting dan makan malam romantis.
Rating : 9/10
Untuk reservasi bisa ke :
Jl. Ovensari Raya No.8 Kadilangu, Baki, Solo Baru
Telp. (0271) 623-443
www.rumahbatu.com
**
Semua foto adalah koleksi pribadi.
Waahhh nemu artikel ini mbak. Bagus yaa tempatmya. Viewnya juga nggak kalah dari tempat2 yg lain. Sayangnya belum sempet cobain nginep disini. Masih menikmati sensasinya kuliner sambil foto2. Hihihi.
@Mbak Lya : iyes baguuus, sukak tempatnya, recomended ^^
Mba Ran.. Spa nya bisa didatengin bebas kan? Ngga cuma tamu aja?
Barusan kemarin habis dari sono. Habis dari rumah batu, nyoba mampir ke warisan. Tempatnya juga ga kalah seru, walopun beda konsep. Pemiliknya pun sama loh. Tempatnya cuma berjarak 200 meteran dari rumah batu. Arsitek sekaligus ownernya, pensiunan lippo group.
@Duddy : iya, yang warisan belum aku kunjungi.. sering lewat 😀 Ho’h kemarin pas pameran juga dibilang kalau mereka satu manajemen. Makasih infonya mas ^^
Sama2, trimakasih kembali mbak ranny ?
Aku pernah main di lobby Rumah Batu gegara temen dari depok nginep disana, jadilah ngobrol disitu.
Rerumputannya sukses dipake lelarian para anak laki-laki sampe glundung-glundung ?
Tempatnya emang kece yaa, aku juga pengen nginep sana, tapi entah kapan diliat dulu waktunya ?
Waini. Bagus banget. Selera aku banget nih konsepnya. Kebetulan kmrn pas ada hajatan kelg, ada kerabat dari solo dan aku janji mau main main ke sana segera. Laa, tetiba baca tulisan mba ranny ini. Cucok binggo lah. Bs buat referensi akomodasi. Tararengkyu mbakyu…
wowwww keren dah.. jadi mupeng…
cakeeep tempatnya yaaa…referensi baru yang baguus nih 🙂
Wouw…keren, betul-betul kelihatan nyaman dan damai.
wiiihhh, kalo k solo aku jd pgn nyobain nginep di sana ama keluarga 🙂
@Mbak Fanny : harus coba! 😉
Wah sama banget ya, aku lihat kaca di wastafel itu agak aneh rasanya.. Atau jangan2 dari luar gak kelihatan ya? Kalau dari dalam kelihatan luar gitu.
pengen banget main dan menginap disitu mbak..betah nih sepertinya…
asyik banget tempatnya 🙂
Wiih viewnya asik, Nih Ran. Suasana alam eksotisnya juga dapet, juga meski ntu kaca rada gimaanaa gitu. Pengen ih jalan-jalan gratis ke sana 🙂
Langsung mupeng k solo
Bagus banget. Bisa jadi rekomendasi kalau liburan ke Solo 🙂
Suasananya bagus yaaa aku suka yg etnik juga tp harus nabung yg kuat buatmenikmati fasilitasnya
Betah Ran kalau disana! Mana ada spanya pula. Kan itu tuh salah satu yang dicari 🙂
Lengkap banget review-nya mbak …
Have fun ya liburannya … Yeay!!