Setiap akhir pekan, saya dan keluarga selalu mencoba kuliner di kota Solo ini. Walaupun sudah 4 tahun menjadi penduduk kota ini tapi masih banyak tempat kuliner yang belum kami datangi. Ada satu tempat kuliner yang menjadi langganan kami untuk sarapan pagi di akhir pekan namanya Soto segeer Hj. Fatimah –Boyolali-.
Kuliner satu ini terkenal banget di kota Solo. Dahulunya tempat ini bernama Soto Mbok Giyem. Dengar kasak-kusuk, penggantian nama ini karena ada masalah internal. Tak apalah ganti nama, yang penting nggak pindah tempat saja nanti bingung carinya. Soto ini pusatnya nggak di Solo tapi di Boyolali, jadi nggak heran jika nama Boyolali dicantumkan di bagian bawahnya.
Pagi itu, cuaca sangat bersahabat. Ketika mendekati tempatnya, laju mobil kami memelan. Saya sedikit kaget, karena jarak beratus meter bagian kanan dan kiri jalan sudah berderet mobil-mobil yang pastinya singgah makan di soto segeer Hj. Fatimah. Letak restoran ini memang di pinggir jalan, ada teras yang nggak terlalu lebar dijadikan parkir motor, sedangkan untuk parkir mobil berada di sisi kiri dan kanan jalan ataupun jika di akhir pekan biasanya mobil diparkir di kantor seberangnya yang nggak buka. Kami pun kebingungan mencari tempat parkir. Ada tiga tukang parkir, tapi mereka pun sibuk melayani banyaknya pengunjung. Berjarak sekitar dua ratus meter, akhirnya kami mendapatkan tempat parkir.
Restoran ini nggak besar, khas tempat soto di kota Solo. Saat langkah kaki menapak di lapangan parkir motor, bau kaldu menguar. Bikin perut ini semakin lapar. Tapi, kami pun harus bersabar untuk mendapatkan tempat duduk.
Dua baris bangku dan meja panjang dari kayu diisi penuh oleh pengunjung. Pun dengan sisi kanan di mana mejanya menempel di dinding, penuh! Kami berjalan ke bagian belakang, syukurlah ada pengunjung yang baru selesai makan. Jadi, untuk satu bangku panjang bisa diisi dua atau tiga keluarga pengunjung, nggak ada ke-eksklusif-an di tempat ini, semua sama rata.
Pelayan berbaju biru selalu lalu lalang tiap saat. Entah mengantar pesanan atau membersihkan meja.
Setelah mendapatkan tempat duduk, akhirnya saya bisa mencicipi lezatnya soto segeer Hj. Fatimah untuk sarapan pagi.
Menu
Di sini hanya ada dua soto yaitu soto daging dan soto ayam. Aneka gorengan tersedia di meja. Mulai dari tempe mendoan, perkedel, kerupuk, sate telur puyuh, aneka jeroan, tahu – tempe bacem, bakwan. Pokoknya komplit! Untuk minuman, teh hangat, es teh, jeruk hangat, es jeruk.
Menunya ini khas banget untuk sarapan pagi.
Rasa
Kali itu kami memesan soto daging sapi. Untuk anak-anak bisa kok pesan porsi setengah.
Soto dagingnya memang khas sini ya. Kuahnya bening tapi kaldunya berasa, ada sedikit pedas dari merica, rasa asinnya pun nggak berlebih dan ada sedikit rasa manis. Isi semangkuk ini campuran dari nasi, tauge, daging, seledri. Selalu disajikan masih hangat. Cita rasanya khas banget, beda dengan soto lain yang pernah saya datangi, barangkali kaldu dan rempahnya yang membuatnya beda. Saya pun nggak perlu menambahkan sambal ataupun kecap.
Cara Memesan
Jangan harap ada selembar kertas, pulpen dan daftar menu. Cara memesan di tempat ini cukup unik. Cukup memanggil salah satu pelayan, katakan menunya. Selesai. Biasanya menu yang kita sebutkan langsung diteriakkan oleh para pelayan. Saya selalu takjub, begitu banyak pesanan tapi mereka nggak pernah salah anterin pesanan. Untuk minuman, mereka selalu menyediakan terlebih dahulu. Seperti teh, ada pelayan yang membawa teh di atas nampan lalu menghampiri satu per satu meja. Praktis dan nggak perlu menunggu lama. Dan jangan kaget jika sedikit berisik dengan teriakan mereka.
Harga
Untuk pesanan kami :
- 3 soto daging
- ½ mangkuk soto daging
- 3 perkedel
- 1 sate telur puyuh
- 1 bakwan
- 2 kerupuk
- 4 teh hangat
Total yang kami bayarkan Rp. 50.000,-. Inilah yang selalu bikin saya takjub dengan kuliner di kota Solo. Murahnya kebangetan! Heheheh Tapi, walaupun murah citarasanya itu pas di lidah.
Harga per mangkuk soto daging Rp. 8000,-. Untuk aneka gorengan mulai dari Rp. 1000,-. Untuk Aneka sate telur puyuh, jeroan, udang mulai dari Rp. 5000,-. Minuman mulai dari Rp. 2000,-.
Tempat
Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, ada dua baris bangku dan meja panjang. Dan di sisi kanan ada dua bangku dan meja panjang disandarkan di dinding. Di dinding menempel kipas angin di beberapa titik.
Tempat meracik soto berada di bagian kanan depan pas pintu masuk. Nggak ada etalase khusus. Hanya ada satu gerobak yang berisi mangkuk-mangkuk yang siap untuk disiram kuahnya. Dan sampingnya ada kompor di atasnya sebuah kuali besar berisi kuah. Untuk kasir pun berada di sisi kiri pintu masuk. Di samping meja kasir, ada sebuah meja kecil tempat jajanan pasar.
Hanya saja, mungkin karena banyaknya pengunjung dan pelayan sibuk melayani, tisu-tisu bekas pengunjung banyak berseliweran di bawah meja. Tapi, bukan berarti nggak higienis. Selama saya makan, nggak ada satupun lalat hijau.
Servis
Kuliner di tempat ini benar-benar memanjakan pengunjung yang kelaparan di pagi hari seperti saya. Hanya menunggu sekitar 5 menit saja untuk pesanan tiba di meja. Selagi menunggu, saya pun bisa mengisi perut dengan mencicipi sedikit aneka gorengan.
Bagi temans yang ingin traveling ke Solo. Tempat kuliner satu ini wajib untuk dimasukkan ke list. Harga bersahabat di kantong, cita rasanya mampu menggoyang lidah dan servisnya pun excellent. Perpaduan yang membuat soto segeer Hj. Fatimah selalu banjir pengunjung, entah itu di hari biasa ataupun akhir pekan.
Konon, restoran ini menyediakan seadanya untuk sotonya dalam artian jika sudah habis mereka nggak ada masak lagi. Hal ini membuat soto segeer Hj. Fatimah beda dengan lainnya. Pernah sekali di hari biasa, jam dua belas sudah habis! Jadi, jangan sampai kehabisan, ya. Mending datangnya pagi saja.
Ke Solo, rasanya nggak afdal jika nggak mencicipi lezatnya soto segeer Hj. Fatimah untuk sarapan pagi.
Rating : 8,5/10
Alamat :
Jl. Bhayangkara (depan LIA).
Senin-minggu
Aku sampe sekarang bilang nya masih soto mbok giyem mba Ran.. Hahaha.. Dan kalo beli porsi yg setengah, cuma cemilan nya banyak yg diambil ?
di antara semua soto di solo, soto kirana, gading, triwindu dll itu, soto seger mbok giyem ini fav ku Ran ^o^… 2 thn lalu msh 6rb, skr udh 8 ya :D? Ga tau napa, tp aku lbh seneng rasa soto yg ini deh.. pas gitu… trs gorengan, sosis solo gorengnya enaaak ^o^.. pgn ke solo lagi ihh…
walo udh ganti nama, tp ttp aja dikepala msh soto seger mbok giyem ;p
@Fanny : bener banget soto ini beda, emang sih rata-rata bening, tapi yang ini pas di lidah
Soto khas jawa tengah kuahnya cenderung bening ya Ran?
Kapan hari aku makan di Semarang, soto bangkong kuahnya juga bening, tapi rasanya segerrr. Cocok buat sarapan ya makanan berkuah dimakan anget ini 🙂
@Mak Li : bener mak, soto sini kuahnya bening.
harus dicoba saat ngunjungin suami yang lagi di solo…setiap ke solo kita selalu berburu kuliner yang muraaaaaaaahhhh banget dibandingkan tempat tinggal saya di solo
eh maksudnya dibandingkan tempat tinggal saya di bandung. maaf salah ketik
@Mbak Suci : harus dicobaa yaa 😉
Soto Solo ini kayak saoto Bathok nya yang di Jogja ya.. Soto bening dengan daging dan tauge. Murah meriah nih
@Mak Dian : wah hanya nama saja berbeda ya, isinya kurang lebih sama 😉
sebenarnya soto seger MBOK GIYEM sendiri itu masih ada. bukan ganti nama, karna saya masih sering makan di soto seger MBOK GIYEM
@Taufik : di sebelah mana ya kalau boleh tau? ^^
rame pengunjung..tanda..enaknya beneran..
@Nova : yuppp bener ^^
Wah rame ya.
Soto emang pas buat sarapan. Anget-anget bikin badan keringetan.
Makan sotonya semangkok tapi temannya banyak, hahaha jadi gagal diet.
@Mak Ety : bener banget, temen soto ini nih bikin gagal diet hahahah
ini kaya soto kwali ga sih mba?soalnya mirip macam gini soto kwali yang aku makan isinya daging dan tauge gitu,ah jadi mendadak laper 😀
http://www.leeviahan.com
@Leevi : penamaan saja beda 😀