Tentang kepergian, bagiku sebenarnya tak terlalu penting ke mana tujuannya. Justru perjalanannya yang sangat berarti. Mau memakai tas koper atau ransel, menginap di hotel bintang lima atau di penginapan yang sekamar berlima, yang penting kamu ada.
Tak perlu perjalanan dengan jadwal rapi. Atau kunjungan wisata ke sana sini. Buatku setiap detik bersama adalah perjalanan itu sendiri. Ya, perjalanan batin atau hati, yang bisa berakhir di pinggir sawah atau di warung kopi, bisa juga di sebuah bar lewat tengah malam atau hanya sekadar foto-foto di depan altar.
Menyenangkan, menyebalkan, menyedihkan. Yang pasti: mengesankan. Yang aku cari bukan bahagia, tapi kenangan buat disimpan.
Perjalanan akan jadi ringan.Tak perlu bawa laptop buat nulis soal kamu. Tak perlu pensil. Tak perlu catatan kecil. Yang perlu aku lakukan cuma memandangi kamu. Dan kata-kata sastra berlompatan dalam kepala. Kamu bilang aku pujangga.
“Pujangga hanyalah memantulkan keindahan yang ada di hadapannya lewat kata,” kataku.
“Jadi, aku ada jika kamu ada!”
aku ada disini untuk menyapa kok 🙂