Tentang Solo #1 : Jokowi, Batik, 4 Penjuru Mata Angin dan Wedangan

Tak pernah terlintas dalam rencana hidupku untuk tinggal di kota Solo. Semua berawal dari tawaran kantor kepada Abang untuk mengisi kekosongan di Regional Jawa Tengah, Abang pun menerima tawaran itu. Tak berapa lama berselang kami menikah. Singkat cerita, Abang meminta saya untuk berhenti kerja setelah menikah, dan karena kantorku tidak punya cabang di Solo juga, jadi setelah menikah saya resign dari kantor. Saya hanya memiliki waktu sebulan untuk membereskan kerjaan kantor dan urusan pindah. Tepatnya bulan Mei saya meninggalkan kotaku tercinta,  Manado.

Pertama kali menjejakkan kaki di kota Solo, hari sudah malam. Jadi saya belum terlalu menikmati pemandangan kota Solo ditambah juga saya sudah kecapean. Perjalanan dari bandara menuju rumah ditempuh kurang lebih sejam. Rumahku berada di pinggiran kota Solo tepatnya di Gentan dan sudah masuk Kabupaten Sukoharjo. Satu hal yang terekam dalam pikiranku malam itu adalah Solo lebih luas dari Manado.  

Sekarang saya menjadi warga Solo hampir setahun. Gimana rasanya tinggal di kota baru? Im so ecited! Dan banyak hal baru yang saya temui dan menjadi pelajaran bagi saya. Pokoknya saya tidak menyesal dengan keputusan untuk resign dari kerjaan dan menjadi full time ibu rumah tangga, serta menemani suami saya di kota baru meninggalkan segala kenyamanan di kota kelahiran.

Apa sih yang menarik dari Solo? Banyak. Setidaknya untuk tulisan pertama ini saya akan berbagi hal-hal yang menurut saya menjadi ke-khas-an kota Solo ini.

1.      1 Joko Widodo a.k.a Jokowi

JokowiSiapa sih yang tak kenal beliau? Sungguh TERLALU jika anda tidak mengenal beliau. Bagi masyarakat kota Solo, beliau ini selalu ada di hati. Kenapa begitu? Karena (menurut cerita dari teman-teman disini) beliau berhasil mengubah image kota Solo yang dulu tak ada mau datang ke kota Solo hanya sampai kota Jogja saja menjadi kota yang sering didatangin oleh masyarakat luar kota Solo. Dulunya Solo ini terkenal dengan kriminalitas, tak ada yang mau membeli batik kota Solo semua ke Pekalongan atau Jogja, intinya tak ada yang menarik dari kota Solo ini. Sampai akhirnya Pak Jokowi menjadi Walikota Surakarta (Solo), beliau perlahan mengubah kota ini.

Hal itu nampak sekali di kota ini. Sekarang kota Solo dinobatkan menjadi “The City Of Batik” atau Kota Batik. Kesenian daerah diangkat lagi dan dibudayakan. Para pedagang batik pun dihimpun untuk berjualan di satu daerah yang namanya Pusat Grosir Solo (PGS). Dan sepanjang jalan depan PGS berjejer jualan makanan, area ini dinamakan Galabo (Gladag Langan Bogan), para penjual difasilitasi oleh Pemerintah untuk berjualan. Nongkrong di Galabo saat malam hari lebih enak dibandingkan siang hari, karena malamnya ada live music.

Selain itu, rendah hatinya Pak Jokowi ini membuat masyarakat jatuh cinta dan tak mau berpindah ke lain hati. Ada cerita mengenai “biasanya” Pak Jokowi ini. Jadi ada satu pasar (saya lupa letaknya), yang sejak turun temurun (berganti Walikota) tak mampu untuk memindahkan pasar ini, hanya habis di wacana saja. Nah, setelah Pak Jokowi pegang kota Solo, beliau dengan santainya datang menyambangi pasar itu, duduk dan ngobrol dengan para penjual, eh tak lama berselang pasar itu jadi dipindahkan. Pemindahan pasar ini pun dibantu oleh semua para penjual yang ada di pasar itu.

See, Pak Jokowi emang mempunyai daya “magis” tersendiri, beliau dengan segala kesederhanaanya mampu mengubah wajah kota Solo lebih berseri dan dicintai sepenuh hati oleh masyarakat. Tentunya tak hanya segelintir cerita ini yang membuat Pak Jokowi begitu melekat dengan kota Solo, masih banyak hal-hal yang membuat beliau identik dengan kota ini.

*source : esq-news[dot]com

2.     2.  Batik

motifbatiksoloDulu sebelum pindah ke kota Solo, saya hanya tau kalo batik itu berasal dari Jogja, Pekalongan, Surabaya. Ya maklumlah, saya tidak besar di Jawa. Sekarang ini Solo menjadi pusat batik. Untuk harganya bisa dibilang miring dengan kualitas bagus. Saya pernah ke Jogja dan menjajal batik Jogja, untuk harganya masih murah di Solo dengan kualitas yang sama.

Untuk membeli batik, tak begitu sulit. Ada Pusat Grosiran Solo (PGS), Pasar Klewer yang sangat terkenal, Kampung Batik Kauman, Kampung Batik Laweyan, House Of Danar Hadi, Gunawan Batik.

Jika Anda mau membeli batik dalam jumlah banyak silahkan ke PGS dan Pasar Klewer, disitu ditawarkan beragam macam batik dengan berbagai model. Harga pun sesuai dengan kantong. Jangan takut untuk menawar. Biasanya mereka akan mengurangi harga agak banyak jika membeli minimal 3 potong.  Kesempatan ini pun tak saya lewatkan, saya memulai usaha kecil-kecilan menjual batik.

Sepanjang jalan Laweyan berjejer butik Batik di deretan kiri dan kanan. Untuk harganya agak sedikit mahal tapi kualitasnya bagus. Selain batik cap ada juga batik tulis yang ditawarkan. Tiap harinya butik-butik sepanjang jalan ini tak sepi pengunjung.

Kampung batik Kauman terletak di daerah Keraton, tak jauh dari Pasar Klewer. Disini juga sentra produksi batik dan daerah wisata juga. Disini kita bisa melihat cara membuat batik. Nah batik juga punya merek branded loh, bagi Anda yang suka barang High Class silahkan ke House Of Danar Hadi dan Gunawan Batik. Harganya berkisar 300rb-an ke atas. Kualitasnya jangan ditanyakan deh, pastinya first class.

Untuk motif batik dari Solo ada khasnya sendiri.Jenis motif batik Solo : Wahyu Tumurum, Sidomulyo, Semen Rante, Geometris, Truntum, Parang Kusuma, Sekar Jagad, Burung Garuda, Naga dan Sawat, Kereta Kencana. Setiap motif batik tersebut mempunyai arti tersendiri. Contohnya : Motif batik Kereta Kencana – merupakan lambang dari sebuah kendaraan Patih, motif batik ini juga menggambarkan kejayaan kerajaan Jawa dulu, motif ini biasanya berwarna biru dan merah.

*source : dodolbatik[dot]wordpress[dot]com

3.      3.  Empat Penjuru Mata Angin

mataanginTinggal di kota Solo ini harus pintar dengan arah mata angin (Utara, Selatan, Timur, Barat). Kenapa begitu? Jika Anda menanyakan arah pasti akan dijawab sesuai arah mata angin.

Me : “Mbak mau tanya, dimana toko XX yah?”

Mbak  : “ Oh, mbak lurus aja trus ke timur.”

Me : !@#$%^&*(

Jadi di sini tuh tidak akan Anda temui orang yang ngomong ke kiri atau ke kanan, tapi ke timur atau barat. Sering saya hang tiba-tiba kalau dijawab seperti di atas itu. Eits, tak hanya menanyakan arah, sewaktu saya di supermarket juga berlaku hal yang sama.

Me : “Mbak dimana yah rak susu?”

Mbak : “Itu mbak di rak barat.”

Me : *tuink tuink* x_x

Setelah melakukan “riset” kecil-kecilan tentang arah mata angin ini, saya sampai di kesimpulan kalo timur itu kanan, barat kiri. Hehehe itu Cuma asumsi saya aja loh, bisa saja berubah.

4.      4.  Wedangan

Saat pertama kali diajak abang untuk wedangan, yang dipikiranku wedangan itu sejenis minuman hangat. Tapi ternyata istilah wedangan itu di Solo menunjukkan tempat nongkrong  di pinggir jalan, makanan yang disajikan dalam bentuk gorengan , nasi dalam porsi kecil (nasi kucing), minumannya pun yang hangat (teh, wedang, coklat). Kebanyakan masyarakat disini suka banget nongkrong di pinggir jalan disamping wedangan sambil lesehan. Sungguh pemandangan yang baru bagi saya, karena di kotaku tak ada yang seperti ini. Nongkrong tak selalu harus di mall atau kafe, di pinggir jalan pun jadi. Untuk harganya, sungguh TERLALU murahnya. Saya tak percaya kalo gorengan itu harganya Rp.500,- ya ampun murah semurah-murahnya itu. Makan di wedangan berdua habis hanya 10rb-an. Sesuatu yah.. Wedangan ini bisa Anda temui di mana saja.

Ada satu hal yang bikin saya betah di kota ini, yaitu jarang macet. Kalau pun macet itu karena kereta lewat atau macet di lampu merah. Hampir setahun menjadi warga kota ini, saya menikmatinya. Akses ke daerah wisata pun dekat, impian kecil saya untuk bisa keliling jawa pun perlahan mulai terbayarkan. J Tutur bahasa yang halus dari masyarakat sekitar, mau tak mau saya pun ngomong jadi halus *halah*, sedikit demi sedikit saya pun udah bisa bahasa jawa #eaaa. Selama disini tak pernah saya mendengar orang ngomong ‘sampeyan, kowe’ yang ada jenengan (panjenengan).

Next time saya akan membahas ke-khas-an kota Solo yang lainnya.

Happy wiken.

4 Comments

  1. Fausto Vagliardo 2 April 2015
  2. ranny 18 March 2013
  3. Lidya 18 March 2013
  4. Bebe 18 March 2013

Leave a Reply