Prompt #8 : Kendi dan Gelas Beling

kendiSepeninggal ayah 4 tahun lalu, ibu menjadi pendiam. Ibu memutuskan untuk menjual rumah  dan tinggal bersamaku. Tiap hari ibu membantuku menjaga Javas dan Lalita.  Ibu selalu melakukan rutinitas yang sama di malam hari, mengelus kendi dan minum air dari kendi di gelas beling. Setau aku, kendi itu hadiah dari Pak De untuk ayah. Konon, kendi itu digunakan para abdi dalem Keraton Surakarta untuk upacara 1 Suro. Ayah begitu menjaga kendi itu selayaknya kendi terbuat dari emas. Selama ayah hidup, sebelum tidur, ayah selalu minum air dari kendi di gelas beling kesayangannya. Kendi dan gelas beling itu hanya boleh dicuci oleh ibu.

Pernah suatu ketika, aku berkelakar ingin membuang kendi dan gelas itu, ibu langsung melotot dan aku pun bungkam. Semenjak kejadian itu, rasa penasaranku semakin besar.  Maka, kuputuskan untuk bertanya pada ibu malam ini.

Pintu belum tertutup rapat, kulihat ibu sedang menuangkan air ke dalam gelas dan meminumnya. Aku menunggu ibu menyelesaikannya, lalu  kuketuk pintu kamar.

“Bu, udah tidur?”

“Masuk lah, nduk.”

Kududuk di ranjang, di samping ibu.

“Bu, boleh Nita bertanya?”

“Iyah.”

“Bu, kenapa tiap malam ibu selalu minum air dari kendi dan minumnya di gelas beling itu?”

Ibu terdiam mendengar pertanyaanku. Matanya menerawang. Ibu mendesah pelan.

“Ayah selalu bilang, sehabis meminum air dari kendi ini, rasanya segar dan pikiran tenang, ayah pun bisa tidur lelap. Ibu tak percaya, ibu pun mencoba minum dan memang air dari kendi ini sungguh segar, menenangkan. Tapi, sejak ayah pergi, ibu merasa sangat kehilangan. Melakukan rutinitas ini,  membuat ibu merasakan ayah selalu ada, bahwa ayah selalu menemani ibu. Makanya, ibu sangat menjaga kendi dan gelas ini.”

Aku bergidik mendengarnya. Ibu menuangkan air di gelas beling, kemudian menyodorkan kepadaku.

“Minumlah, nduk.”

Aku pun menegak perlahan. Aku terdiam. Sensasi dari air ini membuat tenggorokan terasa dingin dan segar. Menenangkan. Tiba-tiba aku teringat ayah. Aku pun bisa merasakan rindunya ibu kepada ayah. Aku berusaha  menahan tangis yang hampir pecah. Kuletakkan gelas itu dan memeluk ibu.

“Ayah pasti bahagia disana bu. Nita rindu ayah, bu.” Kami pun menangis bersama.

Cinta ibu sedemikian besar padamu, ayah. Ibu mencintai ayah dengan cara yang sangat sederhana. Lewat kendi dan gelas beling, Ibu mengenang ayah, lelaki terindah yang menemaninya menjalani  sisa usia tanpamu, ayah.

 

*Poto di sini

Prompt ini aku tulis untuk mengenang almarhum papa. We miss you, papa.. :'(

11 Comments

  1. latree 8 April 2013
  2. Andy 7 April 2013
  3. Istiadzah 6 April 2013
  4. dpwahyuni 5 April 2013
  5. liannyhendrawati 5 April 2013
  6. Dhe 5 April 2013
  7. sari widiarti 5 April 2013
  8. ndutyke 5 April 2013
  9. Aisyah S. A. 4 April 2013
  10. Lidya 4 April 2013
  11. nurusyainie 4 April 2013

Leave a Reply