Memotret Orang Yang Lagi Ibadah, Yay or Nay?

Memotret Orang Yang Lagi Ibadah

Beberapa bulan lalu, sahabat saya mengunggah sebuah foto di laman media sosialnya, G+. Di foto itu, nampak seorang wanita tengah menyalakan lilin. Tebakan saya, wanita ini berada di Gereja.  Saya katakan padanya, agak kurang baik motret orang di dalam Gereja. Too bad, dari pendapat saya berkembang menjadi debat panjang yang melelahkan di kolom komentar (ya iya lelah, debat pake bahasa inggris >.< *hoeks*).

 

Pray

Serbia – Photo by : Zoran Stojanovic

 

Setelah kejadian itu berlalu, saya memikirkan tentang memotret orang yang tengah beribadah, itu etis apa nggak? Ada alasan nilai seni di dalamnya yang bikin orang mengatakan, okelah motret orang yang lagi ibadah itu diperbolehkan. Tapi, sejauh yang saya tau sih belum ada UU melarang tentang hal ini.

Perihal memotret ini, sejak dua tahun lalu (kurang lebih) ada himbauan larangan di negara kita ini untuk memotret kegiatan para biksu dalam memperingati Waisak di Candi Borobudur. Sungguh annoying memang mengetahui beberapa orang yang melakukan photoshot dengan objek biksu yang tengah melakukan meditasi. Ada yang motret secara dekat, ataupun jauh. Saya pun nggak habis pikir, untuk apa mereka lakukan hal itu? Untuk gegayaan? Untuk foto tempat mereka bekerja? Entahlah. Yang pasti apa dilakukan orang-orang itu sungguh mengganggu! Saya sangat mendukung pelarangan motret ini.

Lalu, kembali lagi pertanyaan melintas, apa tujuan motret orang yang lagi ibadah? *halah mak Athar kebanyakan mikir nih* 😀

Saya pribadi, jujur pernah motret orang yang lagi beribadah tapi bukan di tempat ibadah. Seorang wanita tengah berdoa dengan menggenggam dupa dan bendera di tangannya. Foto ini saya ambil ketika arak-arakan Cap Go Meh di Manado, 2014 silam. Jadi, setiap melewati klenteng, Tan Chi selalu singgah untuk sembhayang agar Dewa tetap bersamanya. Nah, para pengiringnya sembhayang depan klenteng.

 

Cap go meh

Doc. pribadi

 

Alasan saya?

Ada satu kedamaian melihat wanita ini berdoa. Khusyuk sekali. Dan, saya hanyut melihatnya. Ada satu perasaan yang nggak bisa diungkapkan. Yang pasti, saya merasa damai melihatnya.

Apa Sih Alasan Memotret Orang Yang Tengah Beribadah?

 

Pray at mosque

Pakistan – Photo by : Arsalan Zia

 

Bagi saya pribadi, sudah saya tuturkan di atas. Nah, saya penasaran dengan orang lain yang pernah melakukan hal ini. Bukan Mak Athar deh kalo nggak kepo nanya ke mereka. Hehehe..

To show peace,” ujar teman saya, Fatih dari Turki.

To show that moslem give a peace”, sambung temanku, Arsalan dari Pakistan.

FYI, saya bertanya ke mereka karena foto-foto yang ada di post ini adalah milik mereka. Jadi, mereka sudah memiliki pengalaman memotret dan pastinya punya alasan dong.

Dari keduanya saya menemukan satu kata yang sama, peace. Memang, memotret orang yang beribadah selalu mengalirkan kedamaian. Couldn’t agree anymore!

Nggak puas bertanya sama mereka berdua, saya pindah ke sahabat baik, Mas Daniel. *hadeuh Mak, kapan eluh puas?* 😀 Bagi Mas Daniel, ada sesuatu yang nggak bisa diungkapkan ketika melakukannya. Yang pasti dia merasa tenang.

Bisa saya simpulkan, alasan memotret orang yang beribadah itu karena ada damai yang membias dan ingin dibingkai dalam satu foto.

Setuju? *nggak perlu dijawab dan dishare* heheheh

Etika Dalam Memotret Perlu Atau Tidak?

 

masjid

Pakistan – Photo by : Arsalan Zia

 

Perlu banget!

Etika bagi saya entah di manapun itu harus dijunjung tinggi. Untuk hal ini pun berlaku! Bukan berarti kita motret mereka secara candid bisa kita sebarluaskan di media sosial. Hmm, No no no..

Gini, ada satu ‘kasus’ di IG Michael Buble. Salah satu fotonya, dia memotret seorang perempuan mengenakan rok pendek yang berdiri di depannya (kurang lebih seperti itu, kejadiannya tahun lalu). Foto ini pun menuai kontroversi. Wanita itu melaporkannya. Perang lovers vs haters di kolom komen pun nggak terhindarkan. Ada yang mengatakan, itu wajar saja dilakukannya karena wanita ini di area publik jadi sah-sah saja dipotret dan dibagikan. Ada yang mengatakan, ini nggak baik, harus ada persetujuan dari objek foto.

Beranjak dari kejadian itu, ada satu hal yang perlu kita pahami dan garis bawahi, etika itu perlu! Etika seperti apa?

Ketika kita motret orang di jalanan dengan candid way lalu mengunggahnya di media sosial. Reaksi yang akan kita terima :

  • Pujian karena foto yang diambil itu memiliki nilai seni, entah itu dipotret ekspresi objek yang unpredictable lalu dipadu tone yang pas akan menghasilkan foto yang nyeni.
  • Kita akan digugat oleh objek foto karena motret tanpa izin.

Maka etika di sini yaitu bertanya sebelum atau sesudah motret  perlu untuk dilakukan!

Nah, sama halnya memotret orang yang tengah beribadah. Etika di sini :

  • Kita dengan jujur mengatakan sudah memotretnya selagi dia beribadah
  • Jangan sampai mengganggu orang lain yang sedang beribadah
  • Kalau bisa jangan memotret di tempat ibadah. Nggak lucu deh, selagi misa di Gereja terus kamu sibuk jepret orang lagi berdoa. Atau di Masjid, walaupun sudah kelar sholat wajib, lalu ada yang sedang melakukan sholat sunnah, kamu motretnya.

Saya sangat menghindari motret di tempat ibadah, karena sangat beresiko (dipelototin sama orang lain atau ditabok) dan mengganggu. Lagian, saya nggak suka bawa ponsel jika ke masjid. Tempat ibadah bagi saya sakral adanya, kita harus menghormati nilai-nilai kesucian di dalamnya. Tempat ibadah adalah rumah Tuhan.

One thing, ketika motret secara candid lalu jujur memeberitahu, reaksi mereka biasanya akan tersenyum dan mengizinkan kita memiliki foto itu. Atau ketika kita izin sebelum motret, mereka dengan sukarela memberikan ekspresi terbaik. Trust me!

Aman Memotret Orang Lagi Beribadah Dengan 5 Cara Ini

 

sholat

Turki – Photo by : Fatih Yildiz

 

Ada sedikit trik yang saya lakukan untuk memotret orang yang lagi beribadah :

  1. Jarak objek dengan kita agak jauh.
  2. Usahakan mode silent ponsel atau kamera.
  3. Tidak menggunakan blitz.
  4. Cara ini dilakukan oleh sahabat saya yang sering melakukan candid : dekati objek, jangan terlalu dekat, arahkan kamera ke dinding terlebih dahulu, ketika objek melakukan prosesi (menyalakan lilin atau mulai mengatupkan mata) langsung difoto. Well, fotonya yang di atas itu loh (wanita menyalakan api), hasilnya bagus kan?
  5. Mintalah izin menyimpan foto kepada objek ketika mereka selesai melakukan ibadah.

Simpel sih nggak perlu ribet, kalau masalah teknisnya saya nggak ingin membahas karena bukan ahli di bidangnya. Mungkin bisa membaca artikel teknik fotografi atau bertanya langsung ke ahlinya.

Lalu, satu pertanyaan yang masih mengiang : etis nggak sih memotret mereka?

Hmm.. Kalau saya pribadi as long as motret nggak di tempat ibadah, etis.

Kalaupun harus ‘memaksa’, untuk memotret di tempat ibadah, ada baiknya berpikir lagi, tidak mengganggu yang orang lain dan ingat etikanya.

Kalau menurut temans, etis nggak? Atau memiliki pengalaman memotret orang yang tengah ibadah? Yuk, sharing di kolom komentar. Mak Athar kemal *kepo maksimal* hehehehe..

Selamat berakhir pekan.

Selamat menyambut bulan suci ramadan, temans.

45 Comments

  1. ayu 11 September 2016
    • ranny 14 September 2016
  2. nitalanaf 11 September 2016
    • ranny 14 September 2016
  3. ilmo 14 June 2016
  4. Ibu jerapah 10 June 2016
    • ranny 13 June 2016
  5. Lusi 9 June 2016
    • ranny 13 June 2016
  6. urusandunia 8 June 2016
    • ranny 13 June 2016
  7. Cuculutus 6 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  8. Agustina Purwantini 6 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  9. Ningsih 6 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  10. DoNurdians 6 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  11. Uwien Budi 5 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  12. Anne 5 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  13. Febriyan 5 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  14. Swastikha 5 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  15. Hana Aina 5 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  16. Hastira 5 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  17. Dani 4 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  18. Carra 4 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  19. nur rochma 4 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  20. Ety Abdoel 4 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  21. ratna pras 4 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  22. Arinta Adiningtyas 4 June 2016
    • ranny 7 June 2016
  23. Fanny fristhika nila 4 June 2016
    • ranny 4 June 2016

Reply Cancel Reply