Meaning of Friendship

M.i.s.e.r.a.b.l.e

Tiga hari lalu tepatnya di waktu subuh, saya termenung lama di depan layar laptop yang menampilkan sebuah pesan singkat dari e-mail. Antara marah dan sedih, saya membalas e-mail itu. Dan selama beberapa saat, saya merasa miserable. Sampai sedikit sesenggukan dibuatnya.

Pesan itu berbunyi :

Sedikit pesan dari temanmu, sebaiknya kamu tengok saja ‘halaman rumahmu’ daripada mengurusi orang lain. Siapa kamu, sampai menghakimi seperti itu?

Have a good life.

Hati siapa yang nggak hancur membaca pesan pendek seperti itu dari seorang sahabat? Sampai sekarang, saya menuliskannya pun sedih. Sampai berpikir im not good enough as a bestfriend!

Selama ini saya menganggap seseorang yang telah dilabeli sahabat, berarti telah melalui serangkaian kejadian dengan saya, mengetahui kehidupan saya dan orang yang nggak sungkan saya bercerita tentang apapun.

Saya memiliki sahabat perempuan yang telah bertahan selama 15 tahun. Walau kini kami jauh, percakapan pindah ke sebuah chatroom yang kadang ramai, kadang sepi seperti kuburan. Tapi, ada satu rasa yang nggak bisa dilepas yaitu nyaman.

Sahabat pria? Ini sedikit banget.

Saya hanya memiliki 3 sahabat pria saja. Sendy, yang saya kenal dari chating mIRC dan belum pernah ketemu, sudah saya anggap seperti kakak. And I lost him some years ago, he’s passed away. Benar sedih banget. Lalu ada Mas Daniel, sahabat yang saya kenal pun dari blog. Pernah ketemu, orang paling nyantai sejagad raya, yang tabah walau kena badai emosi saya (kadang) hehehhe, kami bersahabat sudah hampir 9 tahun (ish, benar-benar tabah ya mas Daniel :p). Dan ada lagi satu, yang saya kenal dari IG (i think, i won’t to mention his name). Hampir dua tahun kami bersahabat, iya saya melabeli dia sahabat karena satu-satunya teman dari IG yang tau saya bagaimana, saya pun tau dia bagaimana.

Balik lagi, ya.

Karena saya merasa seorang sahabat, saya bertanya satu hal tentang akun IG nya yang ganti nama hmm aneh menurutku. Sebelumnya kami sedikit bertengkar juga, saya bertanya tentang apa sih arti sahabat. Kenapa dia tiba-tiba memutuskan tidak mau chat lagi beberapa bulan belakangan ini, apa salah saya? And no answer..

Saya pikir kami telah melalui banyak pertengkaran, puluhan block semua medsos dari dia jadi nggak ada salahnya bagi saya untuk bertanya. Tapi, responnya sungguh bikin hati ini hancur. Selama beberapa bulan dia memutuskan untuk tidak mengobrol lagi di chating, ok it’s fine. Kami masih suka berdiskusi di e-mail walau jarang. Sedih, iya, yang biasanya sering ngobrol terus tiba-tiba nggak, gimana rasanya coba? Dan tanpa tau alasan apapun kenapa dia lakuin itu. Kami masih suka ngobrol tentang politik, gosip di e-mail walau jarang. Dia juga masih suka kirim foto-foto hasil jepretannya ke saya.

Lantas, salah jika di satu titik saya marah karena semua telah terakumulasi, dia aktif di IG, malah follow orang dan tidak follow saya. Di G+ gitu juga, bahkan masih suka like foto-foto saya. Salah saya bertanya, apa kita ini masih temenan, ya? Yang dibalas, bahwa saya social media addicted.. hehehe

Dari situ, saya berpikir, ah ya tidak semua bisa menerima pertanyaan akan hal yang menurut mereka pribadi. Saya nggak ingin membela diri, saya berusaha menempatkan diri saya di tengah, merunut kembali kejadian demi kejadian.

Setiap kami beda pendapat, pasti diakhir dia dengan block semua medsos saya. Dan jika dia bilang, nggak usah campur deh urusan saya, uhmm saya mengembalikan ke dia : berapa kali kamu campur kehidupan IG saya dan apa saya marah? No.  Pernah dia tiba-tiba ngomel, karena saya follow sebuah akun.

“Ngapain kamu follow dia?”

“Ya, karena aku suka jadi difollow.”

“Kamu tau nggak kalau dia unfollow kamu.”

Nggggg… Apa itu bukannya kamu mencampuri urusan saya juga?

Hati ini udah hampa sama sahabat yang satu ini. Saya udah capek benar berantem. Dia umurnya jauh tua dari saya tapi kenapa nggak bisa wise.

Saya sampai ke satu kesimpulan :

  • Tidak semua orang mengganggap persahabatan itu bermakna, bagi sebagian orang ternyata friendship is just a word nothing more than it.
  • Tidak semua sahabat juga bisa menerima kritkan, saran. Saya selalu berpendapat, seorang sahabat itu bisa menerima segala bentuk kritikan dan saran dalam cara apapun. Kenapa? Karena kita telah lewati serentetan waktu, jadi tau masing-masing seperti apa. Sahabat itu, nggak akan marah dikritik karena kritik itu demi diri dia.

Hhh.. Begitulah..

Saya membiarkannya, sudah terlalu lelah untuk berdamai, tapi saya sudah meminta maaf terlebih dahulu jika ada kata-kata yang nggak mengenakkan. Mungkin, ini jalan terbaik barangkali kami sama-sama egois untuk sebuah persahabatan antar benua, lintas umur.

Tapi anehnya, abis mewek karena baca email, saya bisa menyelesaikan editing 2 artikel untuk Rocking Mama di pagi itu. Ahh super rasanya! Itu bener balikin mood saya. Dan setelah selesai, saya ngobrol dengan Mas Daniel, emang sih udah bawaan dia orangnya santai jadi ngomong, “Udah nggak usah dipikirin, orang kayak gitu mikirnya di kotak saja.”

Ingatan ini pun terlempar pada beberapa tahun silam, kalau nggak salah tahun 2009 apa, ya. Sahabatku, Eva ngambek! Hehehe. Jadi kami nih di masa itu, sering curhat lewat email diary-cewek di yahoo. Nah sekali waktu, Eva kok nggak mau ngomong sama kami. Sampai saya hubungi Ai, kakaknya. Dan Ai bilang, itu tentang kalian, coba diselesain baik-baik. Akhirnya Eva bikin satu postingan di blognya yang digembok, hanya bisa kami baca. Di situ dia curhat sebal sama kami karena maunya kami yang ditanyai 😀 Hehehe.. Evaaaaa, *tjipok basah! I love u much…

Bagi saya nggak masalah kalau kamu bete atau sebal sama sahabat, wajar. Tapi, jangan didiamkan ada baiknya dikomunikasikan. Sayang loh hubungan renggang hanya karena nggak mau ngomong.

girls-1209321_1280

Iya, lewat Eva pun saya belajar bahwa sebagai sahabat jangan hanya mau ditanyai terus keadaan, sesekali berinisiatif lah tanya duluan. 😉

Saya tidak menyesali harus kehilangan satu sahabat kali ini. Mungkin jalan kami berbeda, pikiran tidak sama, dan egois itu masih menjadi hal utama. Saya pun sudah lelah dan terluka akan kalimat-kalimatnya. Sudah hampa juga untuk memperbaiki.

Anytime you need a friend
I will be here
You’ll never be alone again
So don’t you fear
Even if you’re miles away
I’m by your side
So don’t you ever be lonely
Love will make it alright

Sayangnya, saya tidak bisa lagi menjadi seorang sahabat seperti penggalan lirik lagu di atas untukmu. Just take care in there..

Hidup memang tak bisa ditebak (yakali mak Athar, eluh siapa coba? :p LOL). Perjalanan kehidupan selalu saja memberikan pelajaran yang nilainya lebih berharga daripada lamborghini Inces.

Terimakasih sudah menjadi sahabat dan teman saya, ya. Ingatkan saya jika mulai keluar jalur, ada kata-kata yang nyakitin, berikan saya kompas jika sudah hilang arah, pelukan ketika menangis, dan jangan lupa kado ketika saya ulangtahun #eh. 😀

Hujan nih di luar, Kei udah tidur. Well, bobo tjantik kayaknya pilihan asik nih.

Happy sunday dear fellas..

15 Comments

  1. Rika Wa 20 November 2016
  2. Sandra 8 November 2016
  3. Wadiyo 7 November 2016
  4. Fubuki Aida 5 November 2016
  5. Ilham 5 November 2016
  6. Happy Hawra 5 November 2016
  7. Rotun DF 2 November 2016
  8. irmasenja 2 November 2016
  9. Dhanang Sukmana Adi 1 November 2016
  10. eva 31 October 2016
    • ranny 31 October 2016
  11. Andhika 31 October 2016
    • ranny 31 October 2016
  12. Leli 31 October 2016
    • ranny 31 October 2016

Reply Cancel Reply