Prompt #41 : Cinta Buta

Love___by_raven529_by_love

Siapa yang tak kenal dengan sosok Joe?

Lelaki berdarah Itali – Betawi. Badannya tinggi tegap, berdada bidang, rahang tegas, matanya bulat bening, potongan rambut ala tentara, selalu mengenakan jeans sebagai busana andalan dipadu sneakers. Penampilan yang membuat dia menjadi idola para perempuan tak hanya di fakultas teknik, tapi seantero Kampus Biru. Termasuk aku.

Mungkin, aku bisa dibilang beruntung karena sejak semester awal, aku selalu satu kelompok dengannya di semua mata kuliah. Keakraban pun terjalin. Kami sering keluar bareng, nongkrong, tak jarang aku  selalu menjadi tempat curhatnya, entah itu masalah kuliah atau pribadi.

Kadang, aku selalu cemburu ketika dia bercerita tentang perempuan yang mendekatinya. Tapi, aku bisa menarik napas lega, karena Joe tidak suka dengan perempuan yang berpenampilan menor dan berpakaian mini.

Setiap berada di dekatnya, jantung ini berdentam tak karuan.  Aku tidak bisa memungkiri, cinta telah hadir di hatiku.

Lima tahun aku memendam rasa ini. Menyesakkan bukan?

Berada di samping orang yang dicintai tapi dia tidak tahu perasaan yang kurasa.

Joe termasuk mahasiswa yang pintar, buktinya, tahun ini kami bersama-sama akan wisuda. Perasaanku tak karuan, membayangkan akan berpisah dengannya membuatku ‘gila’.

Sore itu, kala tengah duduk di selasar XXI, Joe mengatakan kabar yang sukses membuatku tak bersemangat untuk wisuda.

“Fay, sehabis wisuda, aku akan ke Itali. Berlibur sekalian bekerja. Keluarga Papa memiliki usaha otomotif di sana, dan aku diminta untuk bekerja dengannya.”

Aku bergeming, napasku terasa sesak. “Jadi, kamu akan tinggalin aku?”

“Kan bisa BBM, skype.” Joe menatapku sambil tersenyum simpul.

Aku menatap lurus lantai di hadapanku. Aku tak mampu menyembunyikan kesedihanku.

“Hey, jangan sedih gitu dong.” Joe menarik tanganku dan merangkulku.

Hati ini membiola, keringat mengucur di seluruh tubuh. Bau musk menguar dari tubuhnya. Aku menyukainya.

Hari-hari menjelang wisuda membuat kami disibukkan oleh hal ini-itu. Sudah tiga hari aku tak bertemu dengan Joe.  Rindu ini kembali menyemak.

Aku merencakan kejutan kecil nanti malam. Tanpa sepengetahuannya, aku membeli red velvet kesukaannya.

Kukenakan dress selutut bermotif floral, cardigan polos dan flat shoes. Kulihat bayanganku di cermin. Perfect!

Tiba di depan pintu rumahnya, aku memencet bel yang terletak di dinding sebelah kanan. Tiga kali aku memencet tapi tidak ada jawaban. Aku melirik ke kaca samping, lampu di dalam menyala.

Hmmm …

Kurogoh ponsel dari handbag, ada nada sambung tapi tidak diangkat. Mataku tertuju akan pendar lampu yang menyeruak kecil di antara sela pintu. Sepertinya, pintu tidak dikunci. Aku pun memberanikan diri memegang handle pintu. Dan, voila, terbuka!

“Joe..” seruku.

Tak ada sahutan.

Aku berjalan mengendap menuju ruang tengah. Sayup terdengar suara tivi bercampur erangan tertahan entah dari siapa. Aku menajamkan pendengaran. Tiba-tiba mataku tertuju pada sosok yang tengah memeluk seseorang sambil menciumnya penuh gairah.

Itu kan, Joe!

Aku berjalan mendekatinya berusaha mencari tahu siapa yang dipeluknya. Mataku terbelalak, mulutku menganga dan dos berisi red velvet lepas dari tanganku.

Sontak, Joe berbalik.

Wajahku pias menatapnya. Tanpa menunda, aku berlari sekencangnya ke luar rumah. Joe berteriak memanggilku tapi tak kupedulikan.

Ternyata dibalik penolakan ke semua perempuan, dia menyimpan satu rahasia besar.

Rasanya ingin memuntahkan seisi perutku mengingat dengan siapa dia bercinta. Sesosok tubuh kaku, berambut blonde, berwajah bak perempuan Jepang. Boneka Animasi Jepang!

**

Dari Fiksimini :

Rieya MissRochma
BUTA. “Sumpah Selly, tubuhmu membuatku bergairah,” desah Simon sebelum mencium leher Selly, satu dari sekian banyak boneka animasi jepang miliknya.

9 Comments

  1. rully 23 March 2015
  2. hengkie 20 March 2014
    • ranny 24 March 2014
  3. Inuel 18 March 2014
  4. latree 11 March 2014
  5. riga 10 March 2014
  6. ndop 8 March 2014
  7. Masya 7 March 2014
  8. Ryan 7 March 2014

Leave a Reply